PONTIANAK, insidepontianak.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Harisson menyampaikan, kunjungan pasien suspek Covid-19 di RSUD Soedarso akhir-akhir ini meningkat. Akibatnya, manajemen rumah sakit memutuskan membuat ruang darurat (tenda).
Ruang darurat itu digunakan untuk pasien suspek Covid-19 atau pasien lainnya, yang dianggap masih bisa dilakukan rawat jalan. Sedangkan ruang IGD diprioritaskan untuk pasien suspek Covid-19 dengan gejala berat atau pasien lainnya yang perlu pertolongan emergensi.
“Inilah yang disebut triage. Jadi memilah pasien berdasarkan kelompok kegawatdaruratannya,” sebutnya.
Proses di-triage untuk mengindentifikasi dan memisahkan pasien Covid-19 dengan bukan Covid-19. Untuk memastikan hal tersebut, kuncinya hanya dengan pemeriksaa swab secara PCR.
Namun kendalanya, hasil pemeriksaan swab terhadap pasien suspek Covid-19 butuh waktu. Paling tidak, dalam 30 jam hasilnya baru bisa didapat.
“Misalnya, siang hari diswab, maka hasilnya baru bisa didapat besok malamnya. Jadi ini, membuat pasien suspek itu agak lama tertahan di ruang IGD,” sebutnya.
Sedangkan, setiap waktu, pasien-pasien lain juga terus berdatangan di IGD untuk mendapat pelayanan emergensi. Faktor itulah yang membuat ruang IGD RSUD Soedarso kini menjadi penuh.
“Sehingga direktur rumah sakit memutuskan membuat suatu ruangan darurat (tenda) yang dapat menampung kapasitas ruang IGD. Terutama dalam melakukan tindakan pemilahan pasien atau triage,” tutupnya.