Resume Novel House of Salt and Sorrows Karya Erin A. Craig

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
Resume “House of Salt and Sorrows” Judul buku: House of Salt and Sorrows Pengarang: Erin A. Craig Penerbit: Ember Tahun terbit: 2019 Tebal: 416 halaman Buku ini menceritakan kisah sang pemeran utama, Annaleigh, yang tinggal di Highmoor bersama ayah, ibu tiri, dan 12 saudari perempuannya. Mereka dikenal sebagai Keluarga Thaumas. Mereka merupakan keluarga yang makmur dan sejahtera, mereka memiliki 12 putri yang terkenal akan rupa yang menawan. "We are born of the Salt, we live by the Salt, and to the Salt we return." Namun semua itu berubah sejak meninggalnya ibu kandung dari ke 12 saudara. Setelah melahirkan putrinya yang terakhir, sang ibu dijemput ajal dan meninggalkan suami dan ke 12 putrinya. Rasa berduka menyelimuti keluarga mereka. Dan satu persatu putri, mengikuti jejak sang ibu. Dimulai dari Ava, sang putri sulung. la meninggal setelah berjuang melawan sakit yang tak kunjung sembuh. Berlanjut pada Octavia, orang-orang percaya bahwa ia meninggal karena kecelakaan yang tak disengaja. Mereka juga menemukan tubuh tak bernyawa Elizabeth di kamar mandi kamarnya, bunuh diri. "We, the People of the Salt, commit this body back to the sea." Sampai akhirnya Annaleigh harus menghadiri pemakaman saudaranya ke 4, Eulalie. Untuk pertama kalinya, Annaleigh merasakan ada hal yang aneh dengan kematian Eulalie. la ditemukan tak bernyawa di bebatuan jurang. Diduga ia tak sengaja terjatuh dari jurang dan mengakibatkannya kehilangan nyawa. Namun Annaleigh tidak merasa kematian Eulalie wajar. Eulalie tidak pernah mau mendekati jurang itu, namun sekarang ia ditemukan tak bernyawa di sana? "In a manor by the sea, twelve sisters are cursed." Dengan begini, keluarga mereka dipercaya telah dikutuk. Putri-putri yang tadinya menjadi dambaan semua orang, kini tidak pernah ada yang tertarik untuk mendekati satu pun dari mereka. Keluarga Thaumas memiliki kebiasaan berkabung selama 1 tahun. Dimana mereka akan mengurung diri di rumah dan menggunakan pakaian hitam sebagai tanda berkabung, dan lama-kelamaan selama setahun, warna hitam akan pudar menjadi abu-abu. Tahun ini ada yang berbeda. The Triplets, saudari Annaleigh, ingin merayakan ulang tahun mereka dengan mengadakan pesta dansa, dan juga ingin memberhentikan kebiasaan mereka berkabung selama 1 tahun. Perubahan-perubahan ini menjadi semakin mengkhawatirkan Annaleigh, karena ia merasa bersalah dengan saudari-saudarinya. Pada akhirnya, Annaleigh memutuskan untuk mencari tahu kebenaran dibalik kematian Eulalie. Pencariannya menuntun ia bertemu dengan seorang pemuda misterius bernama Cassius. Pertemuan pertama ini membuat mereka saling tertarik, meskipun Annaleigh tidak mengetahui apapun tentang Cassius. "All my years of imagining you, and you are so much more than i ever could have dreamt of." Hubungannya dengan Cassius semakin dekat. la merasa terhubung dengan Cassius, begitu juga sebaliknya. Sampai suatu hari, sabahat kecil Anna muncul kembali setelah sekian lama tak pernah berkunjung. Fisher. Anna selalu mendambakannya sejak kecil. Fisher yang mengetahui tentang rumor kutukan keluarga Thaumas, merasa prihatin dan memberi tahu Annaleigh mengenai legenda pintu ajaib. Orang-orang percaya pintu tersebut bisa menuntun mereka ke mana saja. "Fisher said somewhere on Salten there's supposed to be a door for the gods. They use them to travel quickly about the kingdom. Far, far distances across the kingdom." Semenjak menemukan pintu itu, Annaleigh dan saudari-saudarinya selalu bepergian setiap malam, untuk menghadiri pesta-pesta dansa di daerah nun jauh di sana. Namun, Annaleigh melupakan tujuan utamanya untuk mencari tahu kebenaran di balik kematian Eulalie. Ia mulai berhenti mengikuti pesta dansa dan kembali fokus mencari informasi. Semua semakin aneh ketika Annaleigh merasa bahwa arwah saudari-saudarinya mengantuinya. Saudari bungsunya, Verity, melihat penampakan mereka bahkan menggambar semuanya di buku gambar yang ia miliki. "You drew this?" She nodded. "When did you do these?" "Whenever i saw them." Annaleigh semakin lama merasa terbebani dengan semua kejadian mistis yang ia alami. Ditambah dengan kedua saudarinya yang kembali meninggal secara misterius. Annaleigh tidak bisa mempercayai siapa pun, bahkan Cassius. "How much do we really even know about him?" Sampai di suatu malam Cassius meyakinkan Anna mengenai identitasnya. Setelah memastikan Cassius tidak berbahaya, Anna menceritakan mengenai pintu ajaib yang selalu dikunjungi Annaleigh bersaudara. Keesokan harinya Anna mengajak Cassius untuk mengunjungi pintu tersebut bersama para saudarinya. Namun, ia menemukan dirinya terbangun di kamar tidurnya dengan Cassius yang kelihatan panik di sampingnya. Cassius menjelaskan bahwa sedari tadi Anna berada di kamarnya sendiri. Ia menunggu Anna sedari tadi di tempat mereka berjanji akan bertemu, namun Anna tak kunjung datang. Annaleigh pun tidak percaya dan berkata bahwa, sedari tadi ia berada di pesta dansa bersama para saudarinya. Namun Cassius tidak di sana. Annaleigh bergegas keluar dari kamar dan mengecek saudarinya satu per satu. Ia malah menemukan semua saudarinya, menari di tengah kamar tidur mereka masing-masing, dengan mata yang terpejam rapat. Selama ini, pesta dansa yang selalu mereka hadiri merupakan halusinasi. She was dancing. In the middle of the room. Not with anyone, but also not entirely by herself. Keesokan harinya rumah mereka dilanda keributan. Ibu tiri mereka, Morella, akan melahirkan. Selepas sang ibu meninggal, beberapa tahun kemudian ayah mereka menikahi seorang perempuan muda, dengan umur yang tak jauh dari Annaleigh. Ia adalah Morella. Setelah beberapa bulan menikah, Morella dikaruniai dengan mengandung anak dari sang kepala keluarga. Mereka percaya anak ini akan mematahkan kutukan di keluarga mereka. Ketika tengah membantu Morella melahirkan, Anna berusaha mengajak Morella untuk membicarakan hal-hal yang menyenangkan. Namun itu malah berakhir buruk. Tanpa sadar, Morella membeberkan mengenai perjanjiannya dengan seorang dewa mengenai keluarga Thaumas. Morella sendiri ternyata telah mengenal keluarga Thaumas sejak lama. Ia membantu dalam kelahiran Verity. Sejak itu, Morella sudah jatuh cinta terhadap Ortun, ayah Anna. Semesta seakan mendukung perasaannya, ibu Anna tewas ketika melahirkan Verity. "I spent most of my first afternoon here dreaming of someday being mistress of such an estate. When i felt Ortun's eyes on me, i decided someday was too far away." "You're lying. Papa was devoted to Mama. He never would have strayed from her." "Don't be so naive. I knew he wanted me. I could see it in every one of his glances." Ketika saatnya ia kembali ke kampung halamannya, ia malah menetap di kota. Morella perlahan-lahan mulai mendekati dan menghibur Ortun sehabis kepergian istrinya. Namun berakhir tragis, Ortun tak pernah menganggap Morella dan hanya menjadikan ia sebagai pelarian. "He said i was a fool for ever believing a person like him would marry a nothing like me." Morella yang sakit hati pun membuat perjanjian dengan dewa untuk membuat Ortun jatuh cinta ke padanya. Ia juga meminta agar bisa hamil anak lelaki, dan membuat anaknya menjadi pewaris kekayaan keluarga Thaumas. Dan mempersilakan sang dewa mencabut nyawa para putri satu persatu, dan meneror mereka dengan kejadian-kejadian mistis. Dari luar kamar Anna mendengar orang-orang berteriak dan menemukan rumah mereka telah terbakar. Anna ingin menyelamatkan Morella, namun ia meminta Anna untuk meninggalkannya di sana. Dengan terpaksa, ia segera pergi mencari jalan keluar dari rumah. Rumah mereka hancur, disertai dengan Morella dan Ortun yang tak kunjung keluar dari rumah yang terbakar. Annaleigh dan saudari-saudarinya sangat terpukul. Pada akhirnya, dengan seluruh harta yang tersisa, mereka mencoba untuk membangun rumah kembali. Melanjutkan bisnis keluarga mereka dan hidup bersama sebagai saudara, dengan beberapa pelayan mereka yang setia dan memilih untuk tetap bersama mereka. "Sisters and friends till the end. Promise me."*** Peresume Novel: Cori Nariswari Mernissi
Penulis : admin
Editor :

Leave a comment