Intensitas Gempa Tektonik di Kalbar Semakin Sering, Ini Penjelasan Pengamat

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Pengamat lingkungan, Agus Suwarno menyebut gempabumi yang belakangan ini marak terjadi di beberapa wilayah Kalbar, termasuk dalam gempa kerak dangkal. "Gempabumi terjadi karena deformasi batuan akibat dari akumulasi energi tegangan sehingga mengakibatkan batuan bergerak," kata Agus Suwarno kepada Insidepontianak.com, Selasa (20/6/2023). Menurutnya, gempa yang terjadi dalam rentang waktu 15 sampai 20 Juni 2023, merupakan gempa kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif, dengan kedalaman episentrumnya kurang dari 60 km. Secara umum gempa jenis ini akan diikuti gempa susulan, karena lapisan batuan kerak dangkal relatif heterogen dan relatif rapuh. Batuan semacam ini kata dia, jika berubah bentuk atau pecah akan menyebabkan gempa susulan berikutnya. Dosen Prodi Geografi IKIP-PGRI Pontianak ini menyebut, gempa kerak dangkal ini memang tidak begitu tenar jika dibandingkan dengan gempa megatrust. Namun, gempa ini merupakan jenis gempa yang bersifat sangat merusak atau destruktif dan mematikan. "Jika ditelisik ke belakang banyak kejadian gempa sesar dangkal menimbulkan kerusakan yang luar biasa. Contoh kasusnya adalah gempa merusak yang terjadi di Cianjur pada 21 November 2022 kemarin," terangnya. Sementara itu, gempa  kerak dangkal yang terjadi di Kalimantan Barat akhir-akhir ini mempunyai magnitudo yang relatif rendah sehingga dampak yang ditimbulkan juga tidak begitu berarti. Namun, getaran yang dirasakan seperti adanya truk yang melintas. "Sebagai kewaspadaan hendaknya perlu kesiapsiagaan dari berbagai lapisan masyarakat untuk berjaga-jaga jikalau terjadi kejadian serupa dengan intensitas yang lebih tinggi," ujarnya. Untuk diketahui, gempa bumi terjadi di Kabar pada 15 Juni 2023. Kala itu, Bengkayang dan Landak dilanda gempa dengan kekuatan 4.0 Mangnitudo. Gempa bumi tersebut terjadi pukul 17:24:25 WIB. Adapun episenter gempabumi terletak pada koordinat 0.89 LU dan 108.94 BT, atau tepatnya berlokasi 5 km Barat Daya Singkawang pada kedalaman 32 km. Adapun dampak gempa bumi dirasakan di Landak dan Bengkayang dengan intensitas II-III MMI. Namun hingga saat ini tidak terdapat laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempabumi tersebut. Sementara itu, pada 20 Juni 2023, Landak juga kembali dilanda gempa tektonik.  Hasil analisis BMKG gempa bumi memiliki parameter M 3.1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 1.117 LU dan 109.39 BT, atau tepatnya berlokasi 30 km Tenggara Sambas Kalimantan Barat dengan kedalaman 10 km. Berdasarkan laporan masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Landak dengan intensitas II-III MMI getaran dirasakan nyata dalam rumah. Namun, hingga saat ini tidak terdapat laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempabumi tersebut. (Andi).***
Penulis : admin
Editor :

Leave a comment