Warga Dusun Loncek dan Gunung Tamang Akhirnya 'Merdeka', Listrik Aliri Rumah Mereka

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Warga Dusun Loncek, Desa Teluk Bakung dan Desa Gunung Tamang, Kabupaten Kubu Raya, akhirnya merdeka dari kegelapan. Belasan tahun sudah, masyarakat di dua desa ini hidup gelap gulita tanpa penerangan. Namun, pada Rabu (9/8/2023), mimpi mereka akhirnya terwujud. Listrik menyala. Hari ini, Wakil Ketua Komisi VII, DPR RI, Fraksi Golkar, Maman Abdurahman dan PLN Wilayah Kalimantan Barat secara simbolis menghidupkan meteran warga. Mereka melaunching program Listrik masuk desa, ditandai dengan menyalakan lampu di rumah warga. Menjadi kado terindah menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 tahun, yang sebentar lagi tiba. Ketua RT 05, Fransiskus Aziz pun tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Pria 60 tahun ini kontan berteriak merdeka. Teriakannya itu diikuti puluhan warga lainnya. "Akhirnya kita merdeka," celetuk Fransiskus Aziz, Rabu (9/8/2023). Bagi Fransiskus, selama ini kemerdekaan yang diraih bangsa belum benar-benar dirasakan masyarakat Teluk Bakung. Sebab, kebutuhan listrik sepenuhnya merata. Selama ini, mereka terasa dianak tirikan. Dusun Loncek sendiri sudah terbentuk sejak tahun 2010. Selama itu juga mereka hidup tanpa listrik. Hanya ada penerangan seadanya. Padahal, ada ratusan warga yang hidup di sana. "Di sini dihuni 280 Kartu Keluarga," kata Fransiskus. Menurutnya, selama, saat malam, mereka terbiasa gelap gulita. Hanya ada penerangan seadanya yakni pelita berbahan bakar minyak tanah yang menerangi rumah-rumah. "Yang ada uang, pakai tenaga surya," ujarnya. Tapi, sekarang listrik sudah mengalir. Ia pun mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah terhadap Dusun Loncek. Terutama kepada Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurahman yang sudah memperjuangkan, sehingga listrik PLN bisa masuk. Listrik Menyejahterakan  Kepala Desa Gunung Tamang, Adrianus Pendi juga mengucapkan terima kasih kepada Maman Abdurahman dan PLN yang sudah memperjuangkan listrik masuk desa di desanya. Adrianus mengatakan, jumlah warga di Desanga tercatar sebanyak 1.500 jiwa. Kehiran listrik ini, membawa semangat baru. Karena dengan listrik yang memadai, apapun kegiatan terasa lebih mudah. Ia pun yakin, hadirnya listrik akan membuat roda ekonomi masyarakatnya yang mayoritas berprofesi sebagai petani, akan semakin membaik. Listrik juga menjadi urat nadi menghidupkan geliat usaha warga. Ketua Golkar Kubu Raya, Andry mengatakan, program listrik masuk desa ini merupakan perjuangan Maman Abdurahman melalui Kementerian Energi dan Pertambangan. Untuk mendatangkan program listrik di Dusun Loncek dan Desa Gunung Tamang ini bukanlah perkara yang mudah. Sebab, ada ratusan desa yang juga mengajukan hal serupa. Bahkan, untuk menurunkan anggaran ke Kalbar, pembahasan anggaran di tingkat pusat penuh dinamika. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurrahman kata Andrey harus perang urat saraf dengan berbagai legislator. Semua proses harus dikawal. "Sampai akhirnya Dusun Loncek dan Desa Gunung Tamang bisa terang benderang seperti saat ini," terangnya. Ia pun minta agar tak ada pihak yang mengkalaim atas capaian ini. Sebab, ia tahu betul prosesnya karena juga menjadi staf ahli Maman. Buah Perjuangan Maman Maman Abdurahman pun mengakui, tak mudah memperjuangkan listrik masuk desa. Sebab, lima tahun lalu, hampir 600 Desa di Kalbar yang belum teraliri listrik. Sementara, anggaran Kalbar kala itu minim sekali. Hanya Rp80 miliar per tahun untuk melistriki wilayah yang belum tersebut PLN. "Anggaran Rp80 miliar ini kecil sekali. Kalau di kalkulasi hanya mampu membangun jaringan listrik sebanyak 20 Desa," kata Maman. Karena itu, perjuangan listrik masuk desa menjadi konsennya. Salah satu yang dilakukan dengan memperjuangkan peningkatan anggaran. "Sampailah hari ini, anggaran listrik masuk desa untuk Kalbar tahun ini dianggarkan Rp380 miliar," terangnya. Dengan peningkatan anggara inilah, desa yang belum teraliri listrik di Kalbar tinggal 150-200 desa. "Mudah-mudahan dengan angaran yang ada bisa digunakan, bagaimana masyarakat bisa dapat penerangan listrik,"terangnya. Maman mengatakan, program listrik masuk desa ini merupakan bentuk kemanusiaan yang harus diperhatikan. Tak memandang suku dan agama. Sebab, listrik adalah hak dasar, bukan kebutuhan sekunder. "Jadi kemanusiaan yang kita perjuangkan di sini," ujarnya. Pada tahun ini ada 11 desa di Kubu Raya yang kembali terang benderang. Ia berharap ke depan tidak ada lagi desa yang tidak teraliri listrik. "Kita mengucapkan terima kasih kepada PLN dan pemerintah daerah yang juga memberikan dukungan," ucapnya. Manager UP2K, PLN Kalbar, Piter Vence berharap masyarakat dapat menjaga aset yang negara berikan. Keberhasilan listrik masuk desa ini tak lepas dari dukungan masyarakat. "Keberhasilan ini berkat dukungan bapak ibu. Kedepan kita membutuhkan dukungan bapak ibu menjaga jaringan yang ada," pungkasnya.(Andi)***

Leave a comment