Gubernur Kalbar Apresisasi Kolaborasi PLN-Untan dalam Pemanfaatan PLTS

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Gubernur Kalbar, Sutramidji mengapresiasi kolaborasi antara PLN dengan Universitas Tanjungpura atau Untan dalam pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 1,5 MWp.

Adapaun peresmian PLTS terbesar di Indonesia yang dibangun di lingkungan kampus ini dilaksanakan di Gedung Laboratorium Terpadu Untan pada hari Rabu, 30 Agustus 2023.

Menurut Gubernur Sutarmidji, pembangunan PLTS Untan ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Kalbar dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebagaimana yang telah diatur dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN).

Adapun target bauran EBT Kalimantan Barat pada tahun 2025 sebesar 32,2 persen. Sementara capaian bauran EBT pada tahun 2022 masih di angka 28,49 persen.

“Tentunya masih diperlukan upaya-upaya yang lebih serius untuk mencapai target bauran EBT dalam penyediaan energi primer di Kalbar," kata Gubernur Sutarmidji.

Ia berharap, PLTS Untan ini dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Sehingga diperlukan harmonisasi dalam kerja sama antara pihak Untan dan PLN.

“Khususnya dalam pengoperasian PLTS,” lanjutnya.

Rektor Untan, Garuda Wiko, mengatakan bahwa keberadaan PLTS ini merupakan sebuah wujud komitmen dan langkah nyata Untan bersama mitra-mitra strategis BUMN untuk memastikan implementasi peta jalan transisi menuju EBR, yang menjadi kebijakan strategis pemerintah saat ini.

"Kita sudah melakukan penandatanganan MoU dengan PLN UID Kalbar terkait sinkronisasi PLTS dan jaringan listrik PLN untuk beban listrik di lingkungan kampus Universitas Tanjungpura," kata Garuda Wiko.

Ia berujar, urgensi dari pemanfaatan EBT untuk pembangkitan energi listrik sangat tinggi, mengingat ketergantungan energi listrik terhadap ketersediaan migas maupun batu bara, sangat berisiko untuk ketahanan energi nasional, dan tentunya berpotensi meningkatkan polusi terhadap lingkungan.

Ketidakstabilan atau kenaikan harga migas dan batubara juga akan sangat berdampak bagi ketersediaan energi.

"Upaya akselerasi transisi energi ke EBT menjadi penting untuk dilakukan, sebagai upaya mitigasi dan sekaligus sebagai langkah nyata menuju Optimasi Green Energy," tutur Garuda Wiko.

Diakuinya, selain untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di lingkungan kampus Untan, keberadaan PLTS ini sekaligus dapat menjadi pusat riset dan inovasi teknologi energi listrik berbasis EBT untuk Kalimantan.

Sementara itu, Direktur Distribusi PT PLN (Persero), Adi Priyanto, menegaskan bahwa PLN meletakkan Sustainability dan Environmntal, Social, Governance (ESG) sebagai kerangka dasar dalam menjalankan proses bisnis.

PLN berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang bersih dan berkelanjutan, dengan meluncurkan aspirasi Net Zero Emission pada tahun 2060.

"Terkait bauran EBT, saat ini realisasinya masih sebesar 13,2 persen, dan kami menargetkan peningkatan bauran EBT menjadi 23 persen pada tahun 2025 mendatang," tutur Adi Priyanto.

Ia juga mengatakan bahwa didalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN Tahun 2021-2030, pembangkit EBT akan mendominasi penambahan kapasitas pembangkit sebesar 20,9 GW atau sekitar 52,6 persen dari total pembangunan pembangkit baru.

"Kami sangat mendukung dan mengapresiasi adanya PLTS Untan ini melalui penandatanganan MoU pemanfaatan PLTS Untan, yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan riset dan pengembangan EBT, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kalimantan Barat," imbuh Adi Priyanto.

Ia menegaskan, keberadaan PLTS Untan akan dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan, efisiensi bagi Universitas Tanjung Pura maupun PLN dan perbaikan layanan kelistrikan kepada masyarakat.***

Leave a comment