Soal Kasus Manipulasi Nilai SIAKAD, Alumni Pastikan Tak Pernah Ada Presensi Online

28 April 2024 19:16 WIB
Ilustrasi - SIAKAD Untan. (Istimewa)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Kasus manipulasi nilai SIAKAD di Magister Fisip Untan, kembali menguak fakta baru, pasca-Dekan Dr Herlan mengklaim presensi online-nya untuk mahasiswa YL, turut dipalsukan.

Sebagaimana diketahui, kasus ini diduga melibatkan oknum dosen berpangkat Doktor, berinisial EL, yang disebut memanipulasi nilai untuk YL. YL belakangan diketahui ketua partai politik di tingkat Provinsi Kalbar.

Berdasarkan data presensi online yang didapat Insidepontianak.com, Herlan mengajar mata kuliah Perubahan Sosial dan Dinamika Pemerintahan di kelas YL, yang berjumlah 7 mahasiswa.

Data itu memperlihatkan, Herlan mengajar dengan delapan kali pertemuan. Absensi mahasiswa YL terisi penuh, disertai dengan nilai A untuk YL.

"Saya mengajar mata kuliah itu, tapi tidak memberikan absensi penuh dan tidak memberikan nilai," tegas Herlan, mengklarifikasi data tersebut kepada Insidepontianak.com, Minggu (28/4/2024).

Tak Ada Presensi Online

Namun, seorang alumni berinisial KN yang juga terdaftar sebagai mahasiswa di kelas YL, sebagaimana tertera di data presensi online Dr Herlan, mengaku tidak pernah ada absensi online di kelasnya. Pernyataan KN seolah membantah klaim Herlan.

KN memastikan selama delapan kali pertemuan di mata kuliah Perubahan Sosial dan Dinamika Pemerintahan, absensi hanya dilakukan secara manual.

"Waktu mata kuliah ini, sudah tatap muka. Kita tak pernah mengisi absen online. Manual dia (red, absesnsinya)," kata KN kepada Insidepontianak.com, Minggu (28/4/2024).

Menurutnya, absensi mahasiswa selalu ada di meja Satpam. Setiap pertemuan, absensi manual itu dibawa ke kelas, untuk ditandatangani dosen pengajar.

"Soal dosen mengabsen online, mahasiswa tak tahu. Yang jelas waktu tatap muka, tak ada absen online kita, dan kita tidak ada dikasih link," katanya.

KN sendiri, telah memberikan keterangan kepada tim investigasi yang menangani kasus manipulasi nilai SIAKAD ini, pada Minggu (21/4/2024).

KN memberikan keterangan kepada tim investigasi yang berjumlah lima orang, dalam kapasitasnya sebagai ketua kelas. Ia pun memastikan di kelasnya tak terdaftar, mahasiswa berinsial YL.

Keterangan KN soal tidak ada presensi online juga dikuatkan oleh EN, yang juga sekelas dengannya.

"Iya menggunakan daftar hadir manual dan tanda tangan manual di buku daftar hadir yang dibagikan setiap masuk mata kuliah," kata EN kepada Insidepontianak.com.

Sistem Presensi hanya Bisa Diakses Dosen 

Dosen senior Fisip Untan, Dr Netty Herawati mengatakan, pengisian presensi online mahasiswa pun sedianya hanya dapat dilakukan oleh dosen pengajar.

Sebab, untuk masuk ke sistem presensi online, harus menggunakan NIP sebagai username dan password yang dipegang masing-masing dosen.

"Jadi, kalau untuk mengisi kehadiran, hanya bisa diisi oleh dosen sesuai NIP-nya. Tapi, bisa juga diisi mahasiswa jika presensinya dibagikan oleh dosen untuk diisi," kata Netty Herawati, Minggu (28/4/2024).

Menurut Netty, report presensi itu jika sudah terisi penuh, bisa diprint dalam bentuk dokumen PDF, untuk digunakan dosen sebagai laporan kinerja.

Dalam kasus dugaan manipulasi nilai SIAKAD ini, Netty berpendapat, jika Dekan Fisip merasa tidak pernah mengisi presensi online untuk oknum mahasiswa berinisial YL, maka patut diduga ada orang lain yang memegang NIP berikut password Dekan.

"Bisa saja dosen tidak mengganti password-nya atau password-nya diketahui oleh orang lain sehingga bisa dibuka dan diambil report nya sama orang lain," kata Netty.

Karena itu, dia mendorong, tim investigasi yang menangani kasus dugaan manipulasi nilai SIAKAD ini, benar-benar melakukan penelusuran lebih dalam.

Semua pelaku yang terlibat harus bertanggung jawab. Karena kejahatan akedemik ini sudah mencoreng nama baik kampus biru, yang selama ini sudah banyak mencetak SDM unggul di Kalimantan Barat.

"Harus diinvestigasi lagi kalau dekan tidak merasa mengisi absen dan nilai, tentu ada pihak lain yang mengisinya," harap Netty.

Kronologi Kasus

Untuk diketahui, kasus dugaan memanipulasi nilai SIAKAD ini terbongkar, sekitar awal April 2024.

Bermula dari seorang oknum dosen minta Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr Nurfitri Nugrahaningsih, agar mahasiswa berinisial YL diloloskan mata kuliah seminar proposal tesisnya di sistem SIAKAD.

Sementara, mahasiswa ini diketahui tak pernah mengikuti proses perkuliahan. Informasi ini pun sudah dicek ke seluruh teman seangkatannya. Dan setelah dicek di SIAKAD, nilai mata kuliah YL ternyata sudah full.

Dari sinilah dilakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya ada lima dosen yang mengadu karena nilainya turut dimanipulasi oleh YL.

Manipulasi nilai mata kuliah ini dilakukan lewat kerja sama oknum dosen, mahasiswa YL, dan seorang petugas operator yang menginput data di akademik.

Hasil penelusuran Insidepontianak.com, oknum dosen diduga memanipulasi nilai untuk mahasiswa berinisial YL, mengarah kepada dosen bergelar Doktor berinisial EL. Dr El diketahui pejabat teras di kampus Fisip.

Informasi ini terkonfirmasi dari seorang narasumber, yang enggan disebutkan namanya. Sumber ini memastikan informasinya tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Semua dosen itu (EL) yang perintah,” ujar sumber ini, dengan menghela nafas panjang, saat ditemui pada Rabu (18/4/2024).

Sayangnya, sumber ini tak merinci, bagaimana praktik transaksional manipulasi nilai itu dilakukan.

Yang jelas, katanya, operator yang menginput data, hanya diberi daftar nilai oleh Dr EL untuk mahasiswa YL, dan selanjutnya operator mengunggah nilai itu di SIAKAD.

“Selebihnya, saya tidak bisa komentar lagi, maaf ya,” ucap sumber itu, dengan tatapan mata yang kosong sekaligus izin pamit.

Sampai saat ini, Dr EL tak pernah memberikan klarifikasi atas kasus dugaan perjokian manipulasi nilai yang menyeret namanya.

Jurnalis Insidepontianak.com, sudah mengonfirmasinya lewat pesan WhatsApp, dengan mengirimkan sejumlah pertanyaan.

Upaya konfirmasi juga dilakukan lewat upaya menemuinya secara langsung dengan datang ke Kampus Fisip pada, Senin (22/4/2024).

Namun, upaya konfirmasi itu tak membuahkan hasil. Dr EL tak dapat ditemui. Sementara, sejumlah pertanyaan yang dikirim lewat pesan WhatsApp pribadinya juga tak direspons.

Begitupun YL, juga tak memberikan klarifikasi atas kasus dugaan kejahatan akademik yang menyeret namanya.

Upaya konfirmasi jurnalis Insidepontianak.com, lewat sambungan telepon dan pesan WhatsApp juga hanya dibaca. Dihubungi terakhir, pada Minggu (21/4/2024) malam, ia mengaku sedang di luar kota. (Andi)***


Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : Muhlis

Leave a comment