Muhammad Mochlis Ketua DPD PKS Melawi Ingatkan Bahaya Banjir

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MELAWI, insidepontianak.com – Muhammad Mochlis, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Melawi mengatakan, Pemda Kabupaten Melawi mesti waspada terhadap bahaya banjir.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Melawi, kerap mengalami banjir setiap tahun. Bahkan, selama tiga tahun terakhir, 2019-2022, banjir besar selalu melanda Kabupaten Melawi dan menimbulkan kerusakan parah.

Banjir kerap terjadi, akibat luapan air di Sungai Melawi, Sokan dan Pinoh. Dampaknya tentu saja berimbas pada tergenangnya perumahan warga, terutama yang berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).

“Pemerintah harus waspada terhadap bahaya banjir yang terjadi setiap tahun di Kabupaten Melawi,” kata Muhammad Mochlis, Minggu (11/11/2023).

Dampak banjir sangat merusak. Tak hanya mengancam jiwa, juga menguncang fisik dan psikis warga. Banjir pun merusak berbagai infrastruktur jalan, jembatan, bangunan dan fasilitas lainnya.

Grafis BPBD Provinsi Kalbar.

Efeknya, tentu saja banjir mengakibatkan anggaran yang semestinya bisa dilakukan untuk menyejahterakan warga, harus dialokasikan untuk perbaikan berbagai infrastruktur.

Ia menegaskan, dampak banjir sangat merugikan kehidupan warga. Ketika banjir terjadi, warga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Ketika aktivitas warga terhenti, otomatis ekonomi juga terhenti. Warga tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Banjir tak hanya berdampak terhadap ekonomi warga. Namun juga berdampak terhadap berbagai sendi kehidupan warga,” kata Caleg PKS Dapil Kalbar 7 (Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu) tersebut.

Ia memberikan contoh. Ketika banjir terjadi, warga harus menyelamatkan diri dengan dievakuasi ke wilayah lebih aman. Artinya, wilayah aman yang menjadi jalur evakuasi, harus diperhatikan keberadaannya sekarang ini.

“Titik-titik pengungsian harus segera dibenahi, sehingga ketika banjir terjadi, wilayah itu sudah siap menjadi jalur evakuasi warga,” kata Muhammad Mochlis.

Jalur evakuasi tersebut, termasuk peningkatan fasilitas dan kebutuhan warga, bila sewaktu-waktu banjir terjadi. Sebab, banjir kerap terjadi pada akhir tahun atau saat musim penghujan.

Ia menilai, banjir terjadi karena faktor alam, non alama atau faktor sosial. Faktor alam, misalnya,  terkait cuaca dan curah hujan tinggi. Cuaca bisa diprediksi dan diperkirakan, seberapa besar curah hujan bakal terjadi.

“Karena itu, dalam hal ini pihak berwenang yang mengurusi masalah cuaca, bisa memberikan sosialisasi kepada pemerintah, media, BPBD dan pihak terkait lainnya,” kata Muhammad Mochlis.

Jalur Evakuasi Banjir

Foto : Banjir yang terjadi pada Senin (4/11) kembali merendam empat desa yang berada di dua kecamatan di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Banjir tersebut merupaka banjir susulan dari persitiwa sebelumnya yang terjadi pada 4 Oktober lalu. (BPBD Kabupaten Melawi)

Kecamatan Nanga Pinoh merupakan salah satu wilayah yang kerap terjadi banjir setiap tahunnya. Banjir terjadi karena luapan air Sungai Pinoh.

Berdasarkan data riset dari Universitas Tanjungpura terkait banjir di Kabupaten Melawi, ada beberapa tempat yang bisa digunakan dan aman untuk evakuasi warga. Penentuan prioritas lokasi evakuasi banjir itu, dianalisis menggunakan metode Simple Additive Weighting.

Metode itu berdasarkan kriteria jarak dari aliran sungai, jarak permukiman, lokasi menuju jalan, tata guna lahan, kapasitas tampung, ketersediaan air bersih dan listrik, ketinggian tempat, ketersediaan layanan kesehatan.

Hasilnya, ada empat rekomendasi alternatif prioritas lokasi evakuasi banjir di Pinoh Kota, Kecamatan Nanga Pinoh. Pertama, Gedung Serba Guna. Kedua, Puskesmas. Ketiga, Kantor BPBD Melawi. Keempat, SDN 06 Nanga Pinoh.

“Untuk penanganan jangka panjang, tentu butuh kerja sama banyak pihak untuk menangani banjir,” kata Muhammad Mochlis.(ril)

Leave a comment