Anggota Dewan Gubernur BI Juda Agung: UMKM Harus Terapkan PINTAR

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Di berbagai kesempatan, produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dipromosikan dalam berbagai event di luar, tidak hanya skala nasional tetapi juga internasional.

Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan pelaku UMKM perlu menerapkan konsep PINTAR agar lebih maju dan berkembang.

"Huruf P,  diartikan produk. Produk UMKM harus mumpuni dari segi kualitas dan kuantitas," ungkapnya saat menghadiri Saprahan Khatulistiwa di Pontianak.

Menurutnya ketika pembeli dari luar tertarik untuk membeli, bahkan dalam jumlah yang banyak, sayangnya secara jumlah tidak bisa dipenuhi.

Bahwasannya kuantitas itu sangat penting karena UMKM harus bergabung membentuk kelompok sehingga kuantitas memadai untuk dieskpor keluar negeri.

"Katakan lah koperasi, cluster, atau corporat tapi isinya UMKM, agar memenuhi kuantitas itu. Jika besar maka perbankan tertarik untuk membiayainya,” jelasnya.

Dijelaskannya untuk huruf lainnya adalah I yang diartikan Inovasi.

"UMKM harus terus melakukan inovasi karena mengingatkan selera pasar yang juga sering terus berubah," cetusnya.

Perbankan maupun lembaga lainnya bisa melakukan pendampingan agar UMKM bisa berinovasi. Pendampingan itu seperti cara melihat potensi pasar.

Juda mencontohkan pada dua fashion. Terkadang pengaruhnya hanya soal warna. Jika UMKM bisa memenuhi berdasarkan selera pasar maka penjualan produknya akan tinggi.

Selanjutnya kata Juda, huruf N yang diartikan sebagai narasi. Pelaku UMKM harus bisa membangun narasi terkait produknya.

Ia juga mencontohkan pada produk kain tenun Sambas. Narasi yang dibangun bisa menceritakan produk UMKM itu dikerjakan kelompok perempuan untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Kemudian bahan yang digunakan seperti pewarna alami.

“Sehingga narasi itu penting. Cerita itu bisa menambah nilai produk sehingga harga lebih tinggi. Ada lagi cerita misalnya berkaitan dengan green ekonomi,” urainya.

Lalu kata Yuda, huruf T, dengan artian teknologi. Pelaku UMKM harus mau memanfaatkan teknologi digital dalam mengenalkan produknya ke luar.

Diterangkannya demikian pula dalam sistem pembayaran. “Dengan teknologi digital, maka UMKM bisa dengan mudah, memasarkan ke luar negeri. Apalagi didukung dengan sistem pembayaran digital sehingga mempermudah orang berbelanja,” paparnya.

Hingga saat ini sudah ada 30 juta merchan atau pedagang yang menggunakan QRIS, yang merupakam transaksi pembayaran non tunai. Lalu dari jumlah itu 90 persen adalah pelaku UMKM.

Berikutnya adalah Huruf A yang bermakna Akses keuangan. Juda Agung mengingatkan perbankan untuk memperhatikan akses permodalam bagi UMKM.

Bahwasannya perbankan bisa membantu jika melihat masalah yang dialami UMKM berkaitan dengan pencatatan keuangan.

“Bank Indonesia sudah punya aplikasi SIAPIK untuk mencatat transaksi UMKM. Agar bisa terlihat kinerja keuangan. Ini juga bisa memudahkan perbankan melakukan assessment kelayakan dari UMKM tersebut,” jelasnya.

Terakhir Hurif R yang memiliki arti Regulasi dan ditambah sinergi.

"UMKM bisa maju maka harus mendapatkan dukungan regulasi seperti untuk masalah perizinan, perpajakan," katanya lagi. ***

Leave a comment