Harisson: "Pengendali Covid" Jadi Pj Gubernur Kalbar

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

Keberhasilan tangani pandemi Covid-19 saat menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kalbar membuat karier Harisson melesat. Prestasi itu membawanya menjadi Sekda, dan sekarang ia ditunjuk Presiden mengendalikan Pemerintahan Provinsi Kalbar sampai terpilih kepala daerah definitif hasil Pilkada 2024.

Covid-19 melanda Kota Wuhan, pada Desember 2019. Saat itu, banyak orang meyakini virus tersebut tak akan sampai ke Indonesia. Sebab, episentrum penularannya dianggap sangat jauh.

Namun, tidak bagi Harisson. Ia justru meyakini, virus itu segera sampai ke Tanah Air. Bahkan, menurutnya saat itu, Kalbar menjadi daerah yang sangat rawan.

Alasannya karena memiliki empat pintu perbatasan dengan negara Jiran. Di sisi lain, perayaan natal dan tahun baru saat itu di depan mata.

Yang paling mengkhawatirkan, perayaan Cap Go Meh di Singkawang di bulan Februari. Event ini banyak dihadiri wisatawan luar negeri. Tak terkecuali dari Tiongkok.

Sedangkan waktu itu, kemampuan alat deteksi suspek Corona masih minim. Hanya mengandalkan termo gun untuk mengukur suhu badan.

Pembatasan perjalanan dari luar negeri juga belum diketatkan saat itu. Karenanya, Harisson memperkirakan, penularan Covid-19 akan masuk ke Kalbar, cepat atau lambat.

"Sebenarnya, kita tinggal menunggu waktu Covid ini meledak," ucap Harisson kepada beberapa wartawan di suatu sore, di sebuah kafe yang berada di depan Kantor Dinas Kesehatan Kalbar.

Saat itu memang kasus Covid-19 di Kalbar belum ditemukan. Status pandemi juga belum ditetapkan pemerintah. Namun, berbagai antisipasi sudah mulai dilakukan.

Pemrov Kalbar lewat Dinas Kesehatan yang dipimpin Harisson sudah menyiapkan langkah-langkah mitigasi memutus mata rantai penularan.

Misalnya melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pelaku perjalanan di Bandara Supadio bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP.

Sekitar Maret, kasus pertama Covid-19 pun terdeteksi. Tepat berjarak satu bulan setelah Cap Go Meh. Pasien itu baru saja pulang dari Kuala Lumpur, Malaysia. Prediksi Harisson terbukti.

Sejak itu, ia membuka ruang informasi ke para jurnalis dalam upaya penanganan Covid-19 yang sudah ditetapkan menjadi pandemi. Grup WhatsApp bersama wartawan dibuat. Semua informasi terkait mitigasi penanggulangan disampaikan secara real time.

Tujuannya, agar pemberitaan yang sampai ke masyarakat tidak membuat kepanikan. Pasien pertama itu pun dua minggu diisolasi. Dan berhasil disembuhkan.

Berikutnya, kasus-kasus Covid-19 gelombang pertama mulai bermunculan. Hingga 27 Desember 2020, terdapat 3.039 kasus positif yang terdiri dari 381 kasus yang masih dirawat. Sementara 2.627 kasus dinyatakan sembuh dan 31 kasus dinyatakan meninggal (tingkat kematian 1.02%).

Pada 22 Juli 2021, gelombang pertama dinyatakan selsai, setelah empat kasus asal Kubu Raya sembuh dan status tanpa kasus bertahan selama 3 hari. Penanganan Covid-19 gelombang pertama dianggap berhasil.

Namun, situasi itu tak bertahan lama. Pertengahan Agustus 2021, gelombang kedua Covid-19 di Kalbar dengan jenis virus varian delta menggila. Rumah sakit penuh seketika. Tabung oksigen tak cukup.

Tenaga kesehatan kewalahan. Bahkan beberapa nakes gugur, karena ikut terpapar varian delta saat merawat pasien.

Pemperov Kalbar membuat kebijalan untuk meminta bantuan tabung oksigen ke Malaysia. Harisson segera berangkat. Bantuan stok tabung oksigen dari Malaysia berhasil didapat. Satu masalah teratasi.

Selanjutnya, Dinas Kesehatan Kalbar segera melakukan tracing dan testing untuk memetakan kasus ketertularan varian delta. Juga untuk memutus rantai penularannya.

Aparat kepolisian dan Satpol PP ikut dilibatkan. Semua bersinergi. Pembatasan pergerakan orang diperketat. Semua daerah diminta mengikuti.

Sasaran tracing dan testing yang dilakukan jajaran Dinkes Kalbar sampai ke kabupaten/kota adalah orang-orang yang ‘bandel’ nongkrong di ruang-ruang publik seperti warung-warung kopi dan kafe. Harisson pun turun langsung ke lapangan ikut memeriksa orang-orang itu.

Yang suspek berdasarkan hasil swab antigen langsung diangkut dan diisolasi. Sementara, Gubernur Sutarmidji memberlakukan pembatasan perjalanan udara di bandara.

Di sisi lain, Dinas Kesehatan Kalbar juga terus memberikan berbagai treatmen bagi pasien Covid-19 yang diisolasi supaya segera sembuh.

Misalnya, memberikan asupan telur rebus dan madu serta senam sehat saat pagi sambil berjemur untuk menstimulus imun. Cara ini cukup berhasil.

Bahkan, Kementerian Kesehatan mencatat, Provinsi Kalbar merupakan daerah tertinggi dengan rasio kesembuhan pasien Covid-19.

Adapun kasus Covid-19 Kalbar berdasarkan data terkahir, sebanyak 68.048. Dari jumlah itu, tercatat 66.892 orang dinyatakan sembuh.

Kalbar pun diganjar apresiasi sebagai salah satu provinsi terbaik dalam penangan Covid-19. Data ini bisa ditelusuri di berbagai pemberitaan online. Per 21 Juli 2023, Presiden Jokowi mencabut status pandemi Covid-19.

Setidaknya, inilah jejak keberhasilan penanganan Covid-19 di Kalbar, yang tak lepas dari campur tangan Harisson sebagai Kepala Dinas Kesehatan mengomandoi kerja-kerja teknis penanggulangan.

Prestasi ini menjadi modal perjalanan kariernya menduduki puncak jabatan ASN menjadi Sekda dan sekarang ditunjuk presiden menjadi Pj Gubernur Kalbar.

Sekda Kalbar Harisson. (Dok. IP)
Harisson saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. (Dok. IP)

Perjalanan Karier

Harisson adalah seorang dokter lulusan Magister Kesehatan Universitas Gadjah Mada atau UGM. Pria kelahiran Palembang, 9 Agustus 1966 ini, menapaki karier profesi kedokterannya masuk ke Kalbar sebagai pegawai tidak tetap atau PTT pada tahun 1995-1998.

Ia semula bertugas di Puskesmas Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara, yang saat itu masih menjadi wilayah administratif Kabupaten Ketapang, karena belum terjadi pemekaran wilayah.

Setelah tiga tahun megabdi, Harisson baru diangkat menjadi ASN dan ditempatkan di RSUD dr A Diponegoro Putussibau, Kapuas Hulu.

Prinsipnya dalam bekerja, selalu membangun komunikasi dengan baik dengan siapapun. Cepat dan tepat memutuskan kebijakan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Sistem kerjanya dianggap bagus.

“Kita harus baik kepada semua orang. Itu saja prinsip saya,” ujar Harisson ditemui di ruang kerjanya, Kamis (31/8/2023).

Tahun 2010, ia diangkat menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Hulu. Perjalanan karier Harisson terus melesat.

Tahun 2019, ia kembali diangkat menjadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dan menjadi komando dalam menangangani pandemi Covid-19 di Kalbar.

Deretan perjalanan karier dan pengalaman membuat Harisson menjadi matang. Ia mudah membangun komunikasi dengan siapapun. Ramah dan tak basa-basi.

Keilmuannya di bidang klinis sebagai dokter dan pengalaman manajerialnya menduduki jabatan kepala dinas di tingkat kabupaten hingga provinsi membuatnya mumpuni sebagai seorang pemimpin.

Di akhir 2021, Pemprov Kalbar pun melakukan lelang jabatan untuk mengisi posisi Sekretaris Daerah atau Sekda pasca-AL Laysandri pensiun. Harisson ikut mendaftar.

Pesaing kuatnya dua orang. Dia adalah Syarif Kamaruzaman, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kalbar, serta Ignasius IK, Kepala Dinas Perhubungan Kalbar.

Setelah melewati tahapan-tahapan seleski, Harisson terpilih menjadi sekda dengan nilai akhir tertinggi yaitu, 87,97.

Sedangkan Syarif Kamaruzaman, berada di urutan dua dengan nilai total 87,63; dan Ignasius IK, di urutan ketiga dengan total nilai 86,21.

Jumat 14 Januari 2022, Harisson dilantik menjadi Sekda Kalbar. Ia menjabat Sekda selama satu tahun delapan bulan, dan sekarang ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Pj Gubernur Kalbar untuk mengisi kekosongan pascaberakhirnya masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Sutarmidji-Ria Norsan pada 5 September 2023.

“Saya tidak pernah membayangkan perjalanan karier sampai ke titik ini. Prinsip saya hanya selalu berusaha membangun komunikasi yang baik kepada semua orang. Itu saja,” ucapnya lagi.

Sekda Kalbar Harisson diusulkan oleh DPRD Kalbar sebagai salah satu kandidat calon Pj Gubernur Kalbar. (Insidepontianak.com/Andi Ridwansyah)
Sekda Kalbar Harisson diusulkan oleh DPRD Kalbar sebagai salah satu kandidat calon Pj Gubernur Kalbar. (Insidepontianak.com/Andi Ridwansyah)

Siap Jalankan Amanah

DPRD Kalbar sendiri, mengusulkan tiga nama calon Pj Gubernur ke Kemendagri. Mereka adalah Sekda Kalbar Harisson, Mantan Kabinda Kalbar Heru Istiyono, dan mantan Pangdam XII Tanjungpura, Mayjen TNI Sulaiman Agusto.

Namun, berdasarkan hasil rapat Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin Presiden, menunjuk Harisson sebagai Pj Gubernur Kalbar.

Ia pun dilantik sabagai Pj Gubernur bersama sembilan Pj Gubernur lainnya di Kementerian Dalam Negeri, pada Selasa (5/9/2023).

Harisson mengucapkan terima kasih kepada DPRD Kalbar yang telah memberikan kepercayaan mengusulkan namanya sebagai Pj Gubernur Kalbar.

Ia memastikan siap menjalankan amanah ini. Juga siap bekerja sama dengan parlemen untuk membangun Kalbar lebih baik, dengan meneruskan program-program yang telah dibuat oleh Gubernur sebelumnya.

Wakil Ketua DPRD Kalbar, Syarif Amin pun mengucapkan selamat kepada Harisson. Ia berharap, program pembangunan Sutarmidji-Ria Norsan yang belum tuntas terus dialanjutkan.

Amin yakin Harisson mampu mengemban tugas ini. Karena punya banyak pengalaman dalam pemerintahan.

Apalagi Harisson adalah Sekda Kalbar yang sangat memahami betul semua tugas dan fungsi perangkat daerah.

“Beliau juga pernah bertugas di Kapuas Hulu, tahu kondisi masyarakat Kalbar. Sehingga saya yakin beliau dapat memimpin daerah dengan baik,” terangnya.

Legislator NasDem ini memastikan DPRD Kalbar pun siap bermitra dengan Pj Gubernur untuk membangun Kalbar yang lebih baik.***

Leave a comment