Pengamat Politik Sebut Pertemuan Jokowi dan SBY Tanda Bukan Jadi Boneka Megawati Lagi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Pertemuan antara Joko (Jokowi) Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menimbulkan banyak tafsir di kalangan para pengamat politik.

Dari sekian banyaknya peta politik yang terbaca, imbas dari pertemuan SBY dan Jokowi, pengamat politik menekankan kepada dua poin penting yang menjadi pokok utamanya.

Salah satu isu penting dari pertemuan SBY dan Jokowi ini, diantaranya adalah upaya Presiden RI ke-7 yang berusaha lepas dari cengkraman Megawati Soekarnoputri.

Selain itu, isu lain yang merebak pasca pertemuan kedua tokoh politik itu juga dikaitkan dengan kemungkinan besar Partai Demokrat akan menerima jatah kursi menteri.

Pertemuan keduanya berlangsung di Istana Bogor, Jawa Barat. Kala itu, Mantan Presiden RI ke-6, SBY kedapatan sedang berkunjung dan disambut langsung oleh Jokowi, pada Senin (2/10) sore.

Diperkirakan oleh pengamat politik, SBY dan Jokowi tengah terlibat pembahasan diskusi bertema kebangsaan saat keduanya bertemu.

Di luar topik tersebut, tidak dipungkiri mereka berdua juga membahas mengenai perkembangan isu politik praktis yang terus berputar. Bahkan dugaan mereka, juga meramal kemungkinan besar Partai Demokrat bakal mendapat kursi menteri.

"Jika Jokowi akhirnya memberikan jatah kursi menteri kepada Demokrat, maka hal ini akan menjadi momentum besar bagi terjadinya rekonsiliasi kekuatan politik Jokowi dan SBY, yang terbebas dari bayang-bayang tekanan Megawati," Jelas Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam, pada Senin (2/10) malam.

Benar sekali, ramalan mengenai partai Demokrat dan upaya pembebasan diri Jokowi dari Megawati langsung berdenting keras di kancah perpolitikan.

Kedua isu itu tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sebab, hubungan Megawati dan SBY sendiri rumornya kurang harmonis.

Jokowi sendiri merupakan kader Partai PDIP, sebuah partai yang masih diasuh oleh Megawati. Bila dugaan tersebut benar, itu tandanya Presiden RI ke-7 berusaha mencoba mandiri.

"Jika benar, maka hal ini akan menambah moril perjuangan kubu pencapresan Prabowo Subianto, yang seolah kini telah didukung oleh dua tokoh presiden, yakni Presiden RI ke-6 SBY dan Presiden RI ke-7 Jokowi," kata

Dugaan semakin kuat, pasalnya Megawati sempat mengungkapkan bahwa dirinya keberatan bila kader Demokrat menerima kue Kabinet Indonesia Maju.

"Atau tetap akan tunduk di bawah bayang-bayang instruksi pimpinan partai asalnya yang konon pernah menyatakan keberatan atas masuknya Demokrat ke koalisi pemerintahan pada 2019 lalu," pungkas Umam.

Artinya, pertemuan itu sebenarnya jua menjadi ujian tersendiri bagi Jokowi. Sebagai sosok pemegang hak veto politik tertinggi, dirinya diharapkan tampil dengan taji yang kokoh.

Mengenai isu Demokrat bakal mendapat jatah kursi menteri. Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra menyebut bahwa pihaknya tidak berada di posisi siang bolong.

"Reshuffle itu ranahnya Bapak Jokowi," kata Herzaky, Senin (2/10).

Terkait denah politik Demokrat sendiri, partai berlogo bintang Mercy ini memang sedikit merapat ke barisan Koalisi Indonesia Maju.

Meski masih menjaga ketajaman nalar politiknya, ranah mereka mulai terbaca bergeser ke tengah. Hal ini berbaik dengan dua PKB dan Nasdem yang semakin beringas mengkritik pemerintah. (Dzikrullah) ***


Penulis : admin
Editor :

Leave a comment