Adian Napitupulu Beberkan Faktor Konflik Jokowi vs PDIP: Gara-Gara Ditolak Minta 3 Periode

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Meruncingnya konflik antara Presiden RI, Joko (Jokowi) Widodo vs PDIP diungkap oleh Adian Napitupulu. Dalam keterangannya, dia menyatakan lantaran permintaan usulan 3 periode ditolak partai.

Sebagai Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Adian Napitupulu tanpa basa basi mengungkap alasan dibalik bersitegangnya Jokowi dengan PDIP akhir-akhir ini.

Menurut keterangannya, Adian Napitupulu menyatakan salah satu faktor penyebab runyamnya keharmonisan Jokowi dan PDIP. Diantara beberapa alasan tersebut, diduga Jokowi merasa kecewa tentang usulan 3 periode ditolak oleh partai banteng.

Adian pun memberikan keterangan secara ringkas dan hemat. Dia mengomentari fenomena perubahan sikap politik Jokowi terhadap PDIP, dengan alasan yang sebenarnya cukup sederhana.

Hal itu sangat berkaitan dengan usulan periode kepemimpinan Presiden 3 periode yang ditolak oleh PDIP pada tahun lalu. Kemudian, menyusul juga permintaan perpanjangan masa jabatan yang juga tidak dikabulkan oleh partainya.

Menurut Adian, penolakan PDIP terhadap permintaan Jokowi sangat masuk akal. Hal itu disebabkan, kedua poin tersebut dikhawatirkan mencederai konstitusi dan membahayakan Negara maupun rakyat.

"Nah, ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” kata Adian dalam keterangan tertulis, Rabu (25/10).

Ketika permintaan itu ditolak, dia menyebutkan beberapa pihak kecewa dan marah. Meski mendapat cibiran dari berbagai pihak, PDIP dengan tegas lebih memilih mematuhi perintah konstitusi.

“Kemudian, ada pihak yang marah ya terserah mereka. Yang jelas kita bertahan untuk menjaga konstitusi. Menjaga konstitusi adalah menjaga republik ini. Menjaga konstitusi adalah menjaga bangsa dan rakyat kita,” ujar Adian.

Lebih lanjutnya, Adian tidak peduli dengan beberapa simpatisan yang bersikap ngambek. Tujuan penolakan permintaan itu cuman sederhana, berusaha menyelamatkan bangsa dan Negara dari kehancuran pemerintahan yang bisa berubah dan berhaluan otoriter.

“Kalau ada yang marah karena kita menolak penambahan masa jabatan tiga periode atau perpanjangan, bukan karena apa-apa, itu urusan masing-masing. Tetapi memang untuk menjaga konstitusi. Sederhana aja,” katanya lagi.

Anggota Komisi VII DPR ini juga menceritakan kilas balik sejarah Jokowi. Menurutnya, dahulu Presiden RI ke-7 ini sudah beberapa kali meminta rekomendasi ke PDIP dan sudah diberikan sesuai harapannya.

“Ada sejarah begini, dulu ada yang datang minta jadi wali kota dapat rekomendasi, minta rekomendasi, dikasih. Minta lagi dapat rekomendasi, dikasih lagi. Lalu, minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu, minta jadi calon presiden, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi," ujar Adian.

Bahkan, ketika dua anggota keluarganya, yakni menantu dan anak sulung Jokowi, mau maju demi memenangkan pemilihan daerah juga diwadahi oleh PDIP.

“Lalu, ada lagi minta untuk anaknya dikasih lagi. Lalu, ada diminta untuk menantu lalu dikasih lagi. Banyak benar,” katanya lagi.

Adian pun juga menyebut bahwa sikap partai berlambang banteng ini sudah tidak peduli dengan keluarga Jokowi. Hanya satu tugas untuk masa depan yang menjadi fokus utama, yakni memenangkan palon Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

"Tugas saya menggalang suara, menggalang kekuatan untuk memenangkan Ganjar. Bagaimana Gibran tidak saya pikirkan. Bagaimana Jokowi enggak saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana menambah suara satu, satu, satu terus setiap hari untuk Ganjar,” ujar Adian.

Meski demikian, Adian dan partainya bukan berarti bersikap antipati terhadap Jokowi. Melainkan, visi dekat yang harus diwujudkan yakni mengambil suara terbanyak untuk tahun politik 2024. (Dzikrullah) ***

Leave a comment