Bila Jerangkong Study Banding ke Meksiko, La Catrina Akan Menyambutnya; Dua Tengkorak Lahir dari Kritikan
Insidepontianak.com – Setiap negara memiliki kisah Urban Legend tersendiri yang unik. Bila di Indonesia terdapat makhluk astral disebut dengan Jerangkong, di Meksiko terdapat La Catrina sebagai jelmaan tengkorak hidup.
La Catrina dan Jerangkong memang digambarkan sebagai sosok makhluk jadi-jadian yang mengambil wujud tengkorak. Di kedua negara berbeda, kisah Urban legend terus digemakan kepada anak cucu mereka.
Meski memiliki wujud serupa, terdapat perbedaan cerita Urban Legend yang melatar belakanginya. Terlebih La Catrina sering tampil dengan make-up tengkorak di acara tertentu sebagai hiburan, sedangkan Jerangkong tidak pernah melakukan hal sama.
Baca Juga: Jerangkong Si Makhluk Astral, Diciptakan oleh Sosial: Adzab Bagi Si Kaya yang Kikir
Dari bentuk fisik juga berbeda. La Catrina merupakan sosok tengkorak yang digambarkan dengan riasan wajah mecolok, Jerangkong hanya berpenampilan kerangka manusia pada umumnya dalam kisah Urban Legend milik pribumi.
Sisi kesamaan antara dua makhluk astral tersebut bertemu pada kondisi tertentu. Background boleh beda, akan tetapi kemunculannya di dorong dari fenomena sosial yang tak terbendung. Ya, keduanya lahir dari sebuah gunjingan atau kritikan.
Jerangkong
Hantu tengkorak ini lahir dari buah bibir Urban Legend para leluhur, mereka biasanya akan menceritakan kisah Jerangkong dan makhluk astral lain saat mati lampu. Orang paling sepuhlah yang akan mengawali cerita tersebut.
Jerangkong bisa ditemui di berbagai macam daerah dengan sebutan berbeda. Di Malaysia, warga setempat akan memanggilnya dengan kata 'Jerangkung, Indonesia menamai 'Jerangkong', dan Madura menyebutnya 'Jerengkong'.
Mengutip dari hasil penelitian Clifford Geerzt, dalam 'The Religion of Java', dia berhasil menjumpai seseorang yang bersedia diwawancarai terkait sosok tengkorak hidup ini, tepatnya berada di daerah Modjokuto (diduga sekarang di wilayah Kediri).
Jerangkong bisa dikategorikan dalam makhluk halus yang disebut dengan 'Memedi'. Clifford menjelaskan, golongan makhluk astral ini tidak mengganggu manusia dengan ancaman serius.
Biasanya jenis Memedi hanya akan menggoda si korban lewat cara keusilan, entah pakaiannya disingkap, dicolek bagian pantat, atau hanya numpang lewat dalam wujud sekelebat.
Berbeda halnya dengan catatan yang digugah oleh R. Tresna, C. Hooykas, dan G. W. Drewes di dalam majalah kuno Djawa, edisi Agustus 1929. Mereka menjelaskan secuil kisah tentang lahirnya sosok Jerangkong.
Ketiga penulis itu menjabarkan bahwa Jerangkong merupakan jelmaan arwah orang kaya yang kikir, suka makan riba, jahat, sombong, dan mengadakan perjanjian tertentu dengan setan.
Setelah mati, barulah para roh orang kaya jahat itu bergentayangan. Mereka kemudian menampakkan diri di dunia dengan mengambil bentuk tengkorak.
Tulisan dari ketiga orang tersebut pada tahun 1292, menggambarkan sedikit kondisi sosial setempat.
Gossip dalam bentuk ini biasanya akan dibincangkan lewat mulut tetangga miskin, tujuannya tiada lain untuk mengkritik perilaku tercela orang kaya sombong itu.
La Catrina
Bagi sebagian orang, sosok La Catrina bisa dikaburkan dengan tokoh Mictēcacihuātl. Sebenarnya kedua sosok ini sangat jauh berbeda baik dari segi latar belakang, atau satuan tugas para lakon dalam kisah Urban Legend.
Mictēcacihuātl merupakan sosok dari mitologi Aztek kuno. Makhluk ghaib ini dipercayai sebagai Ratu dunia lain, tempat tinggalnya berada di alam berbeda yang biasa disebut dengan Chicunamictlan.
Sedangkan sosok La Catrina pertama kali muncul di awal abad 19-an. Ciri-ciri seorang putri tengkorak ini pun ikut di jadikan kostum rutinan di setiap tahun, tepatnya pada event 'Los Dias de Muertos' (Hari Kematian).
Dengan berpenampilan wajah penuh dengan hiasan make-up mencolok, serta bertopi wanita Eropa di masa itu, sosok tengkorak ini menjadi ikon unik di acara yang terjadi pada tanggal 1 sampai 2 November.
Meski terlihat menggemaskan, lahirnya sosok La Catrina terwujud dari kesengsaraan warga Meksiko menghadapi pemerintahan yang korup.
Melansir dari laman resminya UNICEN, orang pertama yang membuat sosok tengkorak ini adalah Jose Guadalupe Posada, pada tahun 1910. Dia mengkritik habis-habisan pemerintah Meksiko yang tak becus mengurus rakyatnya.
Ketika tongkat kuasa di bawah sosok kepimpinan Porfiria Diaz, banyak warga Meksiko diterpa kemiskinan dan kelaparan. Parahnya, rata-rata orang kaya di masa itu selalu bersikap foya-foya, mereka suka meniru gaya berpakaian orang Eropa.
Baca Juga: Dua Smartwatch Adu Keren dan Harga di Desember 2022: Samsung Galaxy Watch 5 vs Fitbit Versa 3
Oleh sebab itu, Jose kemudian mengkritik pemerintahan dan orang kaya yang apatik dengan sebuah karya seni tengkorak. Hasil karyanya kemudian dikenal dengan nama 'La Catrina'.
Demikianlah hasil study banding antara Jerangkong ke Meksiko. Rupanya Negara berbahasa Spanyol itu memiliki hantu serupa dengan di Indonesia, meski terdapat beberapa perbedaan.
Kesamaannya terbentuk dari keluh kesah masyarakat yang tidak punya status tinggi. Bila ditelisik lebih lanjut, mampukah Jerangkong berpacaran dengan La Catrina di masa akan datang? ***
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment