Unisma-Airlangga Kolaborasi Membentuk Satgas Bullying Kampus

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MALANG, insidepontianak.com - Universitas Islam Malang atau Unisma membuat pakta integritas antiperundungan serta meluncurkan modul program dan satuan tugas antiperundungan. Semangat antiperundungan itu diharapkan akan ditularkan kepada generasi penerus. Hal itu menjadi garis besar pameran praktik baik dan peluncuran program penguatan karakter unggul dan satgas antiperundungan Fakultas Agama Islam (FAI) Unisma, Selasa (18/7/2023). Kegiatan disusul dengan penandatanganan pakta integritas fakultas mendukung kampanye antiperundungan dan kekerasan seksual. Hadir dalam acara tersebut Pelaksana Harian Rektor Unisma Junaidi, Dekan FAI Anwar Sa’dullah, Kepala Subdirektorat Kesiswaan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama Imam Bukhori, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain, serta Gender Equality, Disability and Social Inclusion (Gedsi) Manager Inovasi Philip Bebb. Sebagaimana diketahui, Inovasi Jawa Timur bekerja sama dengan FAI Unisma dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga Surabaya dalam pengembangan modul pendidikan karakter profil pelajar Pancasila berbasis nilai-nilai ahlussunah wal jamaah (aswaja) sejak 2022-2023. Kegiatan ini diimplementasikam ke-17 dosen dan 800-an siswa Unisma. Program disepakati dalam beberapa kegiatan, dan hasilnya dijadikan modul dan diterapkan kepada mahasiswa. Modulnya berupa modul penguatan karakter unggul FAI Unisma, termasuk di dalamnya karakter antiperundung. Dekan FAI Anwar Sa’dullah mengatakan bahwa program kerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya Unair dan Inovasi itu sudah berlangsung sejak September 2022. Sepanjang itu, ada 14 kegiatan yang mengerucut pada pembuatan modul pembelajaran antiperundungan. ”Kami mencoba menanamkan karakter unggul, dengan menanamkan tiga karakter utama yang kami anggap sesuai, yaitu toleransi, berpikir kritis, dan komunikasi. Ini diambil dari profil pelajar Pancasila dari nilai-nilai aswaja serta karakter pelajar abad XXI,” terang Dekan FAI Anwar Sa’dullah. Menurut Anwar, titik berat program tersebut awalnya fokus pada dua program studi (prodi), yaitu pendidikan guru MI (madrasah ibtidaiyah) dan pendidikan anak Islam usia dini. ”Semata-mata niatan kami, bagi para mahasiswa jika lulus nanti akan mendidik generasi penerus di sekolah-sekolah tempat mereka mengabdi. Oleh karena itu, sebelum mereka mendidik, kami berikan bekal dan pengetahuan dan nilai sikap dan karakter yang kami canangkan. Harapannya, itu bisa diteruskan ke peserta anak didiknya hingga mereka menjadi generasi berkarakter unggul,” kata Anwar. Ia berharap program tidak akan berhenti hingga terumuskannya modul dan terbentuknya satgas antiperundungan. ”Kami ingin hal ini diimplementasi menuju karakter unggul antiperundungan dan kekerasan seksual,” tuturnya. Tidak jauh berbeda, Phillip Bebb, Gedsi Manajer Inovasi, mengatakan bahwa perundungan berdampak besar bagi hidup seseorang. ”Saya kadang merasa banyak dari kita tidak sadar dampak besar perundungan di kehidupan kita. Itu sebabnya, mari kita ingat bahwa perundungan memberi dampak buruk pada hidup seseorang sehingga topik antiperundungan ini menjadi sangat penting untuk dipublikasikan,” katanya. Menurut Philip, peluncuran modul dan satgas antiperundungan hari itu sangat penting. Tidak saja untuk Unisma, tetapi juga untuk ekosistem pendidikan di Indonesia. Adapun Kepala Subdirektorat Kesiswaan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama Imam Bukhori mengatakan, ia nantinya akan menjadi penerima hasil dari pelaksanaan modul penguatan karakter tersebut. ”Produk ini nanti akan kami nikmati. Kami mengelola 82.000 lebih madrasah yang guru-gurunya tentunya salah satunya dicetak oleh Unisma,” katanya.***

Leave a comment