Hidangkan Air Serbat, Minuman Khas Melayu Kalbar, maka Tamu akan Pulang: Ini cara Membuatnya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Bagaimana caranya agar tamu segera pulang ketika acara sudah selesai? Tenang, warga Melayu di Kalimantan Barat (Kalbar) punya caranya, hidangkan saja air serbat. Tapi tunggu dulu, ini bukan cara warga Melayu di Kalbar mengusir tamu secara kasar. Air serbat memang dijadikan tanda acara sudah usai sesuai tradisi makan saprahan. Dengan kata lain, air serbat bisa dikatakan sebagai menu terakhir dalam makan saprahan. Pun, warga Melayu di Kalbar paham itu hingga tak ada yang tersinggung. Sejatinya, minuman ini menyerupai jamu yang rasanya manis dan agak pedas. Minuman ini juga dapat ditemui di daerah-daerah Sumatera dan Jawa. Sebagai informasi, air serbat dibuat dari aneka rempah-rempah yang disebut juga air sepang karena menggunakan serutan kayu sepang sebagai pewarna alami. Kayu inilah yang membuat warna minuman menjadi kemerahan. Selain itu ada bahan tambahan seperti seperti kapulaga, kayu manis, jahe, daun pandan, cengkeh, serta gula pasir. Bahan-bahan inilah yang menjadikan minuman ini menghasilkan bau dan rasa khas. Mengutip goodnewsfromindonesia.id, Jumat (4/8/2023), keberadaan air serbat sebagai 'pengusir' tamu sangat erat dengan tradisi saprahan yang merupakan sebuah jamuan makan dalam ciri khas suku Melayu Kalbar. Dalam prosesi itu, mereka yang hadir saling berhadapan dalam duduk satu kebersamaan menghadap hidangan yang dialas dengan kain saprahan putih maupun hijau yang membentang panjang. Ada juga hidangan yang ditumpuk pada satu talam. Nah, para undangan dilarang mengambil bagian yang bukan di hadapannya. Panjang kain saprahan minimal dua meter untuk ukuran yang dapat menampung 10 atau lima orang yang saling berhadapan. Dalam acara saprahan suguhan makanan tersaji dalam tiga gelombang. Acara pertama yaitu makanan hidangan terdiri dari nasi putih, sayur ikan pedas, sambal belacan, ayam, ikan asin, pisang raja atau pisang hijau, bahkan juga ada ditambah dengan makanan khas cencalok yakni anak udang halus yang diberi sambal. Acara kedua hidangan pencuci mulut terdiri dari kue-kue dengan segelas kopi dalam ukuran cawan kecil disebut dengan kopi mak jande, kue berupa bingke berendam, belodar, dan roti kap. Acara ketiga hidangan yang dikeluarkan ialah air serbat; air yang terbuat dari ramuan berwarna merah hati. Air serbat sebagai tanda bahwa acara sudah berakhir dan tamu undangan agar segera meninggalkan tempat jamuan, diakhiri dengan membaca salawat nabi. Itulah sebab kenapa kehadiran air serbat bak pengusir tamu. Ketika minuman ini muncul, maka tamu undangan pun paham kalau acara sudah selesai. Jadi, bukan pengusir seperti mengusir tamu yang tidak disenangi. Lalu, bagaimana membuat air serbat ini? Ternyata, tidak sulit. Pertama-tama masak semua bahan rempah dengan air hingga mendidih, kemudian disaring. Lalu, masak air gula hingga larut atau mendidih. Kemudian campurkan air rempah ke dalam air gula, aduk hingga tercampur rata. Setelah itu hidangkan selagi hangat atau sajian ini dapat pula dinikmati dalam keadaan dingin dengan menambahkan es batu. Demikian soal air serbat, minuman khas suku Melayu di Kalbar. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment