Museum Lewu Hante, Ikon Barito Timur di Perbatasan yang Berbentuk Rumah Betang Dayak Manyaan

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Barito Timur terlihat serius menggarap daerah perbatasan. Bagaimana tidak, di tempat itu ada Museum Lewu Hante, berbentuk rumah betang ala Suku Dayak Manyaan.

Dayak Manyaan adalah salah satu suku yang besar di Barito Timur. Itulah sebab, rumah betang suku ini pun dijadikan ikon perbatasan yang bernama Museum Lewu Hante itu.

Artinya, Museum Lewu Hante adalah lambang yang pas bagi Barito Timur. Tidak sekadar visual, museum berbentuk rumah betang ini juga memiliki koleksi yang terbilang lengkap.

Dan, tentu saja ini menjadi sesutau yang menarik. Pasalnya, meletakan museum di perbatasaan adalah sesuatu hal yang biasa. Tak pelak, dia menjadi ikon yang menawan bagi Kalimantan Tengah.

Melansir visitbartim.com dan direktoripariwisata.id, Sabtu (23/9/2023) Museum Lewu Hante berada di Taniran, Kecamatan Banua Lima, Barito Timur. Bangunan ini adalah ikon pintu masuk ke Kalimantan Tengah dari Kalimantan Selatan.

Di sekitar museum ini ada Bundaran Pasar Panas. Diberi nama demikian karena jalan di kawasan memang bernama Jalan Pasar Panas karena memang menuju Desa Pasar Panas Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Museum Lewu Hante ini bisa juga dikatakan sebagai sebuah rumah adat yang cukup tinggi. Suasana sekitarnya juga cukup mengesankan. Suasananya asri membuat Anda betah untuk berlama-lama di tempat ini.

Museum Lewu Hante yang berarti rumah betang atau rumah besar dalam bahasa Suku Dayak Manyaan. Dan benar, bentuk arsitektur museum memang rumah betang.

Sebagai informasi, Lewu Hante adalah rumah adat Dayak yang memiliki panjang kurang lebih 30 meter hingga 150 meter. Lebarnya mencapai 10 meter sampai 30 meter. Kemudian, memiliki tinggi hampir 3 meter sampai 5 meter.

Rumah ini memang sengaja dibuat tinggi. Fungsinya untuk menghindari adanya hewan buas yang datang atau juga banjir bah yang kadang-kadang datang.

Dalam pembangunannya, rumah betang ini memiliki hulu yang harus dibangun searah dengan matahari terbit. Kemudian, untuk hilirnya, searah dengan matahari terbenam.

Maknanya, semangat kerja keras diwujudkan dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Kerja keras bekerja untuk menghidupi keluarga dan mampu bertahan hidup. Hampir semua suku Dayak menganut ajaran ini.

Yang jelas, di dalam kawasan Museum Lewu Hante ini terdapat dua replika rumah betang dan yang satunya digunakan sebagai museum yang memiliki cukup banyak koleksi. Di halaman museum pun terdapat kafe.

Kolekasi yang terdapat di museum ini mulai dari benda peninggalan seperti guci, senjata tradisional Mandau, hingga benda peninggalan masa kolonialisme Belanda dan Jepang seperti samurai dan pistol.

Objek wisata ini memiliki luas keseluruhan sekira 2 hektare. Terletak di Jalan Pasar Panas, Taniran, Kecamatan Banua Lima, Barito Timur, Kalimantan Tengah.

Demikian soal Museum Lewu Hante, museum yang berada di Barito Timur dan menggunakan arsitektur rumah betang ala Suku Dayak Manyaan. Semoga bermanfaat. (Adelina).***

Leave a comment