Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Nilai Layanan Lion Air Buruk

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com – Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, menyesalkan pelayanan penerbangan Lion Air yang ia tumpangi dari Jayapura-Manokrawi pada Sabtu (13/10/2023).

Pasalnya, pihak maskapai seenaknya menunda-nunda penerbangan dengan berbagai alasan, sehingga merugikan 215 penumpang.

“Saya menyampaikan ini mewakili sekitar 215 orang penumpang Lion Air yang seharusnya terbang hari Sabtu, 13/10/23 pkl.11 dari Jayapura-Manokwari,” kata Ahmad Doli lewat pesan tertulis yang diterima Insidepontianak.com, Minggu (15/10/2023).

Menurutnya, sampai pukul 13.30 waktu setempat, penumpang belum juga dapat kepastian apakah jadi terbang atau tidak. Alasan yang disampaikan pihak maskapai pun berubah-ubah.

“Alasan pertama disampaikan bahwa pesawat mengalami kerusakan,” kata politisi Golkar itu.

Doli melanjutkan, setelah beberapa jam menunggu, pihak maskapai kembali menyampaikan alasan penundaan penerbangan, karena cuaca di Manokwari sangat buruk sehingga tidak memungkinkan untuk mendarat.

“Memasuki pkl.14 disampaikanlah informasi bahwa tidak ada lagi penerbangan siang itu ke Manokwari, dengan alasan kerusakan pesawat. Dan penumpang akan dialihkan ke keberangkatan pkl.18, menunggu pesawat yang datang dari Manado,” katanya.

“Pkl.17.30 diinformasikan kembali bahwa penerbangan hari itu ke Manokwari dibatalkan sama sekali, dengan alasan pesawat dari Makassar (bukan Manado) tidak bisa mendarat,” lanjutnya.

Dari peristiwa ini, Dauli menilai management Lion Air bekerja dengan sangat tidak profesional dan mengabaikan prinsip-prinsip pelayanan publik.

“Alasan pesawat rusak saya dapatkan dalam 2 hari ini. Sehari sebelumnya, kejadian yang sama dialami oleh penumpang yang menuju Timika,” katanya.

Pihak manajemen akhirnya menyampaikan, pesawat ke Manokwari tersebut, tidak bisa dipergunakan karena GPS-nya rusak.

Karena itu, Dauli menyimpulkan, pesawat yang terbang adalah pesawat yang secara teknis tidak laik terbang, tetapi tetap diizinkan terbang.

Ia mengaku, kejadian seperti ini sudah beberapa kali dialami dan banyak cerita juga yang telah didapat dari banyak orang terkait pelayanan buruk Lion Air.

“Yang saya heran, Kementerian Perhubunga seakan diam, seperti ngak ada apa-apa. Saya juga dapat cerita dari Pj Gubernur Papua BARAT yang pernah mengalami kejadian hampir serupa, menyampaikan kepada Menteri Perhubungan,”kata Dauli.

“Dan Pak Menteri menjawab: “… ngak bisa diintervensi, karena Perusahaan Swasta. Lucu sekali jawabannya.”

Doli menganggap, maskapai Lion Air melakukan pembohongan publik. Sebab, dalam kasus yang ia alami kemarin, seharusnya Lion Air jujur saja terkait pembatalan penerbangan, tanpa harus memberikan berbagai alasan-alasan yang berubah-ubah.

“Kalau pesawatnya rusak ya bilang rusak saja. Jangan buat alasan cuaca buruk. Kalau ngak ada pesawat lagi, ya bilang saja ngak ada. Tidak usah mengarang sore akan ada pesawat dari Manado,” kesalnya.

Akibat pelayanan yang buruk ini, Doli mengatakakan, ia bersama 215 penumpang lainnya baru mendarat di Sorong sekitar pukul 20.58 waktu setempat.

“Dan rupanya hanya transit, dan bersiap ke Manokwari. Dan ternyata sudah ada ratusan penumpang lagi yang menunggu dari jam 8 pagi di Bandara Sorong yang mau ke Manokwari,” ucapnya.

Akibat pelayanan yang buruk ini, Doli menyebut banyak sekali orang yang dirugikan. Sementara pihak maskapai tak juga memberikan konpensasi.

“Di Antara mereka (penumpang) ada yang cerita bahwa mereka tidak sempat lagi melihat jenazah ibunya, yang sudah harus dikebumikan tadi siang. Luar biasa kelalaian Lion Air. Rakyat menderita,” ucap Doli.

Ia berharap, apa yang ia sampaikan ini dibaca oleh pihak Lion Air. Ia menegaskan, pelayanan publik tidak boleh dilaksanakan dengan suka-suka. Apalagi masyarakat bayar dalam mendapatkan pelayanan. Mestinya, ongkos yang dikeluarkan sepadan dengan pelayanan yang diberikan.

“Atau kalau tidak bisa, lebih baik berhenti atau tutup saja berusaha untuk melayani masyarakat,” ujar Doli mengingatkan.

Sementara, pihak Lion Air belum memberikan penjelasan atas keluhan ini. Upaya konfirmasi lewat pesan WhatsApp kepada Corporate Communications Strategic of Lion Group, atas nama Danang Mandala Prihantoro, juga belum memberikan klarifikasi.***

Leave a comment