Khofifah Serukan Santri Jadi Pionir Perdamaian Demokrasi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

SURABAYA, insidepontianak.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyerukan santri mengambil peran membangun suasana kondusif. Sikap ini untuk mencegah terjadinya perpecahan akibat Pemilu 2024.

Khofifah sendiri masuk radar Bacawapres Prabowo oleh usulan Partai Demokrat, bersama Gibran usulan Golkar, Erick Thohir usulan PAN, dan Yusril Ihza Mahendra usulan PBB.

Baca Juga: Gibran Temui AHY Setelah Dapat Restu Jokowi

Menurut, Khofifah tensi politik jelang Pemilu berpotensi semakin tinggi. Kondisi ini bisa memicu konflik dan polarisasi.

Apalagi, pemilu Presiden dan Wapres serta legislatif serentak. Karena itu, dia mengajak seluruh anak bangsa, tetap menjaga persatuan.

“Persatuan dan kesatuan bangsa di atas segalanya,” ucap Khofifah, dalam peringatan Hari Santri 2023 di Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10/2023) mengutip Antara.

Ia pun mengingatkan, jangan sampai fanatisme terhadap sebuah pilihan membuat bangsa ini terpecah belah.

“Santri harus menjadi pionir perdamaian," serunya.

Dia menyebut sejarah santri diukir dengan ikut memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Karenanya, sudah selayaknya santri dapat terus berseiringan dalam merefleksikan nilai-nilai perjuangan tersebut dalam konteks Indonesia kekinian.

Dengan intelektualitas yang tinggi dan pemahaman serta wawasan keagamaan yang luas, Khofifah yakin seluruh santri mampu mencegah terjadinya perpecahan akibat pemilu 2024 dan menjaga perdamaian demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Santri harus ambil bagian menjadikan seluruh tahapan pemilu berlangsung dengan jujur, adil, dan penuh dengan kedamaian," tuturnya.

Resolusi Jihad

Mantan Menteri Sosial itu menyatakan sejarah adanya peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober tidak lepas dari Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU). Pelopornya adalah Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

Penandatanganan Resolusi Jihad sendiri berlangsung pada 22 Oktober 1945. Secara singkat, resolusi jihad merupakan bentuk perlawanan bangsa Indonesia kepada para penjajah.

Resolusi Jihad membakar semangat berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Semangat ini harus terus terpelihara. Selama ini santri telah terbukti konsisten dalam menjaga perdamaian dan dan keseimbangan,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyinggung pentingnya bagi santri untuk peka terhadap situasi zaman.

Perang saat ini, kata dia, tidak lagi dalam bentuk pertempuran fisik. Namun sebagai perang dalam arti modern yang mencakup ekonomi, teknologi, hingga budaya.

Oleh karenanya, kata Khofifah, santri juga harus mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan. Agar mampu dan tidak kalah dalam berkompetisi di era globalisasi saat ini.***

Leave a comment