Komentar Jokowi Tentang Dinamika Politik Sekarang: 'Banyak Dramanya Banyak Drakornya', PDIP Respon Balik

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Presiden Joko (Jokowi) Widodo memberikan komentar terkait situasi dinamika politik sekarang. Menurutnya, suasananya terlalu banyak drama dan drakor yang terjadi di perpolitikan akhir-akhir ini.

Penilaian mengenai dinamika perpolitikan belakangan ini, yang menurutnya terlalu banyak drakor dan dramanya, dilontarkan langsung oleh Jokowi, saat menghadiri acara Hari Ulang Tahun (HUT) Golkar ke-59.

Pada kesempatan itu, Jokowi diberikan waktu untuk berbicara di depan para hadirin. Presiden RI ke-7 ini pun lantas menyinggung situasi politik sekarang, yang mana terlalu dihiasi perasaan layaknya drakor dan sinetron di televisi.

Dia pun kemudian berterus terang, bahwa perkembangan politik yang sedang terjadi cukup disayangkan. Pasalnya, dengan melibatkan perasaan kemajuan Indonesia sulit menggapai pintu gerbang emas di masa depan.

Perasaaan yang bila terus dibiarkan, bisa membuat situasi perpolitikan di Tanah Air tidak stabil. Syukur-syukur bila hanya jalan ditempat, bila malah menuju kemerosotan Indonesia tidak bisa meraih mimpi besar.

"Saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah, terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat," ujar Jokowi di acara HUT Golkar ke-59, di Slipi, Jakarta Barat, pada Senin (6/11) sore.

Dia pun berharap di beberapa hari mendatang, seharusnya perpolitikan Indonesia lebih mengedepankan pembahasan gagasan dan ide bermutu. Bukan mengedepankan perasaan sebagai energi utamanya.

"Bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita," ujar dia.

Kemudian dia berharap kepada Prabowo Subianto, sebagai bakal calon presiden yang akan bertanding di Pilpres 2024 dari kubu KIM, tidak lekas berkepala besar ketika menang. Pun, juga tidak cepat-cepat marah bila seandainya kalah.

"Ini adalah pertandingan antar anggota keluarga sendiri, antar sesama anak bangsa yang sama-sama ingin membangun bangsa," ujar Jokowi.

Pemberitaan yang meliput tentang Presiden Jokowi menyebut kondisi politik yang terlalu banyak drakor dan sinetron, rupanya juga sampai pula ke telinga para politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Menanggapi hal itu, Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres 2024 PDIP (TKRPP PDIP), Deddy Yevri Sitorus ikut berkomentar dengan tegas.

Menurut Deddy, justru di lingkungan Jokowi lah yang sering menciptakan politik bernuansa drakor. Dimulai dari isu Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang hendak maju sebagai Cawapres Prabowo Subianto.

"Kalau menurut saya, drama itu lebih banyak terjadi di lingkungan beliau ya, mulai dari gibran maju apa tidak, kisruh soal MK," kata Deddy dalam keterangannya, Selasa (7/11).

Kemudian soal anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep yang bisa menduduki kursi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia dalam kurun waktu dua hari.

Terlebih lagi, drama yang diyakini oleh Deddy ini semakin santer, ketika Gibran resmi diumumkan oleh KIM sebagai Cawapres Prabowo. Hal ini terjadi mengikuti perubahan frase batas usia capres dan cawapres oleh MK.

Barulah setelah itu, banyak sekali pendukung Jokowi yang merasa kecewa. Bahkan beberapa menteri yang berada di dalam kabinetnya diisukan memiliki perasaan yang sama.

"Soal ada menteri-menteri yang merasa di PHP, soal kekecewaan para budayawan, aktivis hingga pendukung Pak Jokowi," Deddy melanjutkan.

Kendati demikian, Deddy tetap patuh mengikuti pesan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, agar seluruh kader dan anggota politisi PDIP tetap bersikap tenang menyikapi dinamika politik yang terjadi.

"Pesan Sekjen itu untuk menenangkan perasaan kader di akar rumput, bahwa DPP memahami perasaan mereka," imbuhnya.

Selanjutnya, dia menekan bahwa seluruh kader PDIP harus lebih memfokuskan diri terhadap pemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres mendatang. (Dzikrullah) ***

Leave a comment