Sampaikan Pidato Terakhir Jabat Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan Tak Kuasa Menahan Tangis

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan tak kuasa menahan haru. Air matanya tumpah saat menyampaikan sambutan terakhir sebagai Wakil Wali Kota di hadapan ratusan Aparatur Sipil Negara atau ASN di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak, yang menunggunya, Jumat (22/12/2023).

Para ASN di lingkungan Pemkot Pontianak itu, sengaja menunggu Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak Periode 2023-2026 itu untuk diantar meninggalkan kantor Wali Kota Pontianak. Sebab, hari ini menjadi hari terakhir Edi Rusdi Kamtono dan Bahasan berkantor.

Awalnya Bahasan menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat para ASN di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak.

"Mohon maaf apabila ada hal-hal atau prilaku secara pribadi, khususnya Walikota dan Wali Kota yang dirasa kurang berkenan. Ini karena saya di pemerintahan masih banyak belajar menyesuaikan,"kata Bahasan

Ia bersyukur diberikan kesempatan mendampingi Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono selama lima tahun ini. Ia mengaku banyak mendapat pelajaran selama menjabat Wakil Wali Kota.

"Karenanya momentum menjalankan tugas dan fungsi lima tahun sebagai Wakil Wali Kota Pontianak benar-benar luar biasa," katanya.

Ia berharap, pengalaman itu membuatnya mendapatkan banyak pelajaran bagaimana bergaul dan berinteraksi, baik dengan pemerintah maupun masyarakat.

Di sela sambutannya, Bahasan berurai air mata. Ia tak kuasa menahan haru karena pidatonya hari ini menjadi pidato terakhir sebagai Wakil Wali Kota Pontianak.

Ia meminta maaf, jika selama menjabat ada ucapan dan kata-kata yang menyinggung perasaan SKPD. Sebab, tak jarang ia kerap menelpon SKPD. Semua itu kata dia, semata-mata hanya untuk menyampaikan apa yang masyarakat sampaikan.

"Tidak menambah dan berkurang. Kalau ada kata-kata kasar, ini adalah kekurangan saya sebagai manusia biasa. Sekali lagi saya mohon maaf atas apa yang selama ini dilakukan," terangnya.

Bagi Bahasan, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk orang lain. Karena itulah, dia memegang prinsip itu dalam bekerja.

Di akhir pidatonya, ia mengaku belum pernah memberi sambutan sambil menangis. Ia menyebut ini merupakan tanda persaudaraan dan kekompakan selama lima tahun ini terjalin baik.

"Saya belum pernah sambutan nangis. Ini merupakan tanda bahwa manusia perlu kekompakan yang benar-benar nyata. Semoga kita senantiasa menjadi manusia yang selalu memberikan manfaat untuk orang lain," pungkasnya.(andi)***

Leave a comment