Sahabat dan Rekan Ekonom Beri Kesaksian, Faisal Basri Orang Berprinsip dan Berintegritas

5 September 2024 07:54 WIB
Ekonom senior Faisal Basri (ANTARA/Dewa Wiguna)

JAKARTA, insidepontianak.com - Ekonom alumnus Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri, meninggal dunia pada Kamis dini hari di Rumah Sakit Mayapada Kuningan Jakarta. Faisal Basri juga pendiri Institute for Development of Economics & Finance (Indef).

"Kita kehilanngan Faisal Basri, Ekonom pendiri Indef sudah dikenal luas, sosok yang idealis dan sangat berintegritas," kata Prof. Didik J. Rachbini, Rektor Universitas Paramadina dan Ekonom Senior Indef. 

Faisal Basri sering dipandang sebagai sosok yang idealis, dengan prinsip yang kuat mengenai bagaimana ekonomi dan politik harus dikelola demi kepentingan publik.

Didik J. Rachbini bercerita, suatu sore, kira-kira tujuh tahun yang lalu, di forum terbatas pimpinan redaksi. Didik J. Rachbini berdiskusi dengan Muhaimin Iskandar yang bergumam tentang keadaan bahwa oposisi nihil. 

Muhaimin menyebut hanya Faisal Basri yang berdiri, dan bersuara lantang mengkritisi pemerintahan Jokowi yang mulai menjadi otoriter. Jokowi mulai menampilkan sosok tiran tetapi tersembunyi dengan sempurna. 

Faisal Basri adalah sosok yang tegas dan berani dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam ekonomi dan politik Indonesia.

Meskipun tidak menduduki jabatan formal di partai atau pemerintahan, kiprahnya baik sebagai akademisi maupun aktivis ekonomi-politik, telah memberikan dampak besar dalam mendorong reformasi, dan perbaikan kebijakan dan demokrasi secara luas di Indonesia.

Faisal Basri bersama Didik J. Rachbini, Fadhil Hasan, Didin Damanhuri, dan Nawir Messi terlibat dalam membangun INDEF, institusi bereputasi, kritis dan progresif dalam menilai kebijakan ekonomi Indonesia. 

Pandangan Faisal dengan Didik J. Rachbini tidak berbeda. Kesamaan pandangan dalam hal kemandirian analisis ekonomi, dan keinginan mendorong reformasi ekonomi yang lebih adil dan pro-rakyat. 

Tetapi Faisal lebih berani, gamblang dan terus terang. "Sehingga tidak aneh seperti politisi kancil Muhaimin yang berada di dalam koalisi, pada periode 1 pemerintahan Jokowi, menyesalkan demokrasi yang absen opposisi," kata Didik. 

Bersama sahabat ekonom lainnya di Indef, seperti Didin Damanhuri, Faisal sama-sama mengedepankan prinsip-prinsip ekonomi yang berkelanjutan dan adil. Mereka berbagi visi dalam hal reformasi kebijakan ekonomi yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat bawah.

Yang lebih mengesankan lagi dari pribadi Faisal Basri adalah independen dan anti-korupsi. Tidak ada yang bisa mempengaruhi pandangan dan ketegasan dalam pemikirannya. 

"Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah dan tidak segan untuk menyuarakan pendapat yang berbeda, meskipun itu tidak populer," kata Didik. 

Dia sering menunjukkan sikap independen dalam analisisnya dan tidak terikat dengan kepentingan partai politik tertentu. Juga menyesalkan KPK diberangus pemerintah dan parlemen.

Faisal Basri sosok yang amat sederhana memiliki kontribusi besar dalam memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas di dunia ekonomi dan politik Indonesia. 

Sebagai salah satu pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW), dia sering berbicara lantang tentang pentingnya memberantas korupsi di Indonesia, terutama di sektor ekonomi dan pemerintahan.

Di bidang akademik, Faisal Basri juga dihormati sebagai dosen ekonomi di Universitas Indonesia (UI), dan mendirikan lembaga Think Tank Indef dengan kegiatan mengajar dan meneliti isu-isu ekonomi dengan fokus pada pembangunan ekonomi dan kebijakan publik.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengungkapkan sosok Faisal Basri menjadi insipirasi bagi para peneliti muda.

"Bagi saya Pak Faisal itu memang inspirasi untuk peneliti-peneliti muda di Indef. Suara, pemikiran hingga gagasan beliau banyak dan selalu fokus pada upaya untuk memperbaiki kebijakan ekonomi Indonesia," ujar Eko kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, hal menarik dari sosok Faisal Basri bahwa beliau tidak hanya sekedar berbagi ide dan gagasan, tetapi juga terkadang turun langsung dalam memperjuangkan ide-ide kebijakannya.

"Beliau itu tidak sekedar akademisi atau juga peneliti, tapi juga memang aktivis jadi pada situasi tertentu, apalagi ketika memperjuangkan saat KPK berupaya dilemahkan dan lain-lain itu kadang-kadang Pak Faisal sampai turun ikut demo," katanya.

Faisal Basri memiliki banyak karya dan menulis buku tentang ekonomi Indonesia. Faisal juga aktif menyalurkan pemikirannya melalui berbagai kanal informasi seperti sosial media, blog, kemudian juga di forum-forum diskusi.

"Pak Faisal sangat rajin, datang di berbagai undangan seminar, podcast," kata Eko.

Eko mengatakan, sosok Faisal Basri teguh dalam memegang prinsip pemikirannya.

"Teguh dalam konteks memegang prinsip pemikiran beliau, jadi itu mungkin juga sangat menginspirasi kami, jadi ide-ide yang beliau sampaikan di ruang publik itu dia perjuangkan juga. Itu suatu refleksi dari betapa keinginan beliau untuk katakanlah bisa bermanfaat bagi orang banyak itu luar biasa," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, "Telah berpulang ke rahmatullah hari ini Kamis, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada Kuningan Jakarta," kata ekonom Indef Tauhid Ahmad melalui pesan singkatnya di Jakarta, Kamis (5/8/2024).

Rumah duka berada di Komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan.

Faisal Basri menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (1985). Ia meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988), sebagaimana dikutip dari laman LPEM FEB UI.

Keponakan dari mendiang mantan Wakil Presiden RI Adam Malik ini, memulai karir sebagai pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.

Faisal juga merupakan pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).

Dalam karir akademisnya, Fasial pernah menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998), dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).

Sementara di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).***


Penulis : Muhlis
Editor : Muhlis

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar