Unisma Gelar Konferensi Internasional, Kaji Potensi Wisata Religi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MALANG, insidepontianak.com - Universitas Islam Malang atau Unisma dipercaya dunia internasional sebagai kampus pusat studi wisata religius, Asia Pasifik.

Hal itu disampaikan oleh Rektor Unisma, Prof Maskuri, di acara Konferensi Internasional, Kamis (18/1/2024). Acara tersebut digelar di Lantai 7 Gedung B Unisma. Dihadiri perwakilan dari beberapa kampus luar negeri.

Turut hadir juga Sekretariat Dewan Pembina Yayasan Unisma, Muchtar Data, para wakil rektor dan dekan.

Dalam kesempatan tersebut, Prof Maskuri mengatakan, konferensi internasional kali ini sebagai wujud dukungan untuk menjadikan UNISMA sebagai pusat Studi Wisata Religius.

Ada beberapa paper atau artikel yang dipresentasikan dalam konferensi ini. Sehingga diharapkan akan terbit jurnal bereputasi atau publikasi jurnal internasional.

“Kami sangat senang, Unisma dijadikan tempat kajian wisata religi tingkat Asia Pasifik. Ini menjadi bukti akan kualitas UNISMA di bidang kajian ilmiah, termasuk di bidang wisata religius,” ungkapnya.

Dalam hal ini, Unisma akan melakukan pendampingan pembuatan jurnal internasional, jurnal ini tentang wisata religi. Para akademisi yang hadir merupakan orang-orang yang memang sudah lama bergerak dalam bidang tersebut. Baik dosen-dosen dari dalam maupun luar negeri.

Di antaranya Prof Razaq Raj, dari pihak APIRTP journal team, Darius Liutikas dari Lithuanian Centre for Social Sciences, Lithuania, Prof Honey Libertine Achanzar- Labor, dari University of the Philippines Manila, Dr Syamsu Madyan, Lc., M.A., dari Universitas Islam Malang, Indonesia, Prof. Carlos Fernandes Polytechnic Institute of Viana do Castelo, Prof. Darius Liutikas, Lithuanian Centre for Social Sciences, Lithuania, Prof. Goretti Silva, Polytechnic Institute of Viana do Castelo dan Mr. Parichay Parivesh,m dari India.

Pada tanggal 20 Januari 2024 ini, rencananya mereka akan didampingi oleh dosen-dosen Unisma ke situs-situs bersejarah. Salah satunya ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), di Pesantren Tebuireng Jombang. Sekaligus berkunjung ke museum Gus Dur.

Menurut Prof Maskuri, wisata religius memiliki satu makna yang sangat strategis. Salah satunya dalam pengembangan keilmuan.

“Karena apapun tempat yang dikunjungi pasti memiliki sejarah yang monumental. Untuk membangkitkan lagi semangat religiusitas,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Prof Maskuri menyampaikan apresiasi kepada para presenter yang akan presentasi hasil penelitiannya di konferensi internasional kali ini.

Mereka merupakan akademisi dari Australia, China, Eritrea, Filipina, India, india, Italia, Yordania, Libya, Lithuania, Malaysia, Maroko, Palestina, Portugal, Taiwan , Thailand, Timor Leste, Inggris, Uzbekistan, Yaman, dan Sudan.

“Selamat datang di Malang sebagai Parisnya Jawa Timur, dan kota pendidikan serta pariwisata di Indonesia. Saat ini, mahasiswa, alumni, dan mitra kami berasal dari empat 41 negara, dan tiga puluh delapan provinsi di seluruh Indonesia,” ucap Prof Maskuri.

Di hari kemarin juga, telah dilaksanakan penandatanganan MoU antara UNISMA Malang dengan Institut Wisata Religi dan Ziarah. Salah satu implementasi dari MoU tersebut adalah dengan diselenggarakannya konferensi Internasional Asia Pasifik, dan pendirian Pusat Wisata Religi dan Ziarah di Indonesia, yakni di Unisma.

“Atas nama Unisma, kami menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara dari Institute of Religious Tourism and Pilgrimage, London, United Kingdom bersama dengan International Journal of Religious Tourism and Pilgrimage (IJRTP),” ucapnya.

“Kami berharap diskusi dan kolaborasi selama konferensi ini dapat berkontribusi pada pengembangan wisata religi berkelanjutan, menumbuhkan semangat harmoni dan inklusivitas,” tutupnya.***

Leave a comment