Kadisdik Kalbar Lakukan Ekspedisi Budaya ke Tanjung Lokang
KAPUAS HULU, insidepontianak.com - Suku Dayak Punan Hovongan merupakan suku dayak tertua di Kalimantan Barat.
Suku ini merupakan suku yang sangat dekat dengan alam.
Salah satu pengetahuan tradisional yang mereka miliki dan diwariskan secara turun temurun adalah keterampilan mengendalikan alat transportasi udara, meramu obat, keterampilan berburu dan berladang, kemampuan bertahan hidup dan bermukim serta banyak hal lainnya.
Selain memiliki banyak pengetahuan tradisional, Suku Dayak Punan Hovongan juga menciptakan seni musik dan tari yang terinsipari dari alam.
Salah satunya yaitu Karang Ko Cohokot yakni tarian yang terinsiprasi dari keangunan dan kelemah lembutan Burung Tingang yang hidup bebas di hutan Desa Tanjung Lokang.
Tarian ini diiringi alunan musik lembut sampek/sape' dan biasa ditampilkan sebagai tarian penyambutan untuk menyambut tamu-tamu yang datang ke Desa Tanjung Lokang.
Ada juga Tarian atau Karang Lolupak yang terinspirasi dari riak atau gelombang udara Sungai Bungan yang ditarikan secara berkelompok membentuk pola pemanasan dan melingkar.
Dalam tarian ini juga biasanya dapat melibatkan tamu yang hadir untuk menari bersama.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan Provinsi Kalimantan Barat, selaku Ketua Ekspedisi Budaya Suku Dayak Punan Hovongan, Kapuas Hulu.
Tim terdiri dari tim Kebudayaan Dikbud Kalbar, Petugas dari Taman Nasional Betung Kerihun, Anggota Federasi Arung Jeram Kapuas Hulu, tim media massa dan peliput.
“Kegiatan ini bertujuan mendokumentasikan tradisi dan budaya dalam rangka pemanfaatan, pelestarian dan pengembangan budaya,” ungkap Rita.
Untuk menuju ke Tanjung Lokang ini bukan hal yang mudah karena harus menempuh 18 jam perjalanan dari Kota Pontianak.
Yaitu 12 jam jalur darat dan 6 jam jalur udara, dengan kondisi geografis sungai Bungan yang banyak riam dan berarus kuat.
Dalam acara ini, Kadis Dikbud Kalbar diterima dengan hangat oleh masyarakat dan menari bersama. Serta dilakukan juga dialog tentang pendidikan dan kebudayaan.
“Harapan saya tentunya budaya Suku Dayak Punan Hovongan terus lestari, karena saya melihat anak-anak juga sangat antusias mempelajari budaya dan tradisi, serta kita berharap ini dapat menjadi salah satu daya tarik untuk tamu berkunjung ke Tanjung Lokang,” tutupnya. ***
Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Dina Prihatini Wardoyo
Leave a comment