Rakercab GAPKI Kalbar, Sepakati Pelaksanaan Tujuh Pokja Hasil Munas

31 Juli 2024 19:50 WIB
Foto bersama pengurus GAPKI Kalbar saat kegiatan Rakercab di Hotel Mercure Pontianak, Rabu (31/7/2027). (Insidepontianak.com/Gregorius)

PONTIANAK, insidepontianak.com – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI Cabang Kalimantan Barat, menggelar rapat kerja cabang atau Rakercab dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), di Hotel Mercure Pontianak, Rabu (31/7/2024).

Rakercab itu bertema: “Menuju Kelapa Sawit Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia.”

Tema itu menunjukkan komitmen GAPKI dalam menyikapi peluang dan tantangan industri perkebunan kelapa sawit di Kalbar yang semakin dinamis.

Karenanya, untuk menyongsong peluang dan menghadapi tantangan, diperlukan SDM yang tidak saja menguasai teknologi budidaya dan teknologi pengolahan, tetapi juga memahami aspek sosial, kearifan lokal serta aspek nonteknis lainnya.

Ketua GAPKI Kalbar, Purwati Munawir mengatakan, perkembangan industri yang pesat selama 10 tahun terakhir ini merupakan indikasi semakin membaiknya iklim investasi di Kalbar.

“Ini tak terlepas dari kebijakan taktis dan strategis yang ditetapkan oleh pimpinan daerah dalam bentuk peraturan daerah, peraturan gubernur maupun peraturan bupati,” kata Purwati.

Oleh sebab itu, Ia berterimakasih kepada gubernur dan bupati se-Kalbar yang sangat mendukung ekspansi industri perkebunan kelapa sawit.

Ia pun memastikan, GAPKI sebagai organisasi pengusaha sawit berkomitmen dalam mendukung program pembangunan di Kalbar.

“Ini tentu menjadi komitmen kami untuk tetap memelihara suasana kondusif dalam berbagai aktifitas di lapangan pada umumnya,” katanya.

Wakil Ketua Umum III GAPI, Satria B Wibawa menyampaikan, sampai saat ini, industri sawit masih tetap memberikan peran penting bagi devisa negara, penyerapan tenaga kerja, penyedia bahan pangan dan energi serta mendorong pengembangan wilayah.

“Devisa yang kita dapatkan dari produk sawit tahun 2023 mencapai Rp500 triliun, yang menjadikan neraca perdagangan RI tetap positif,” kata Satria.

Hadirnya industri sawit juga menyumbang kemajuan daerah di Kalbar, seperti Kabupaten Sanggau dan Ketapang.

Kedua wilayah ini telah tumbuh dan berkembang karena potensi ekonominya ditopang oleh perkebunan kelapa sawit.

Industry sawit di Kalbar sendiri merupakan terbesar ke-4, setelah Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.

“Potensi ini tentunya perlu kita jaga dan kita rawat,” ajaknya.

Di samping itu, ia berharap, kepada seluruh anggota GAPKI Kalbar untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat memberikan dukungan yang penting bagi pembangunan Kalbar.

Sebagaimana diketahui, anggota GAPKI seluruh Indonesia berjumlah 745 perusahaan, dengan luas lahan yang digarap mencapai 3,73 juta hektar.

Sedangkan di Kalbar, anggota GAPKI tercatat sebanyak 76 perusahaan dengan luasan lahan gaparan capai 281 ribu hektare.

Adapaun agenda utama Rakercab GAPKI Kalbar kali ini, untuk menyepakati program kerja dan kegiatan tahun 2024/2025 sesuai dengan hasil Musyawarah Nasional atau Munas GAPKI 2023.

Setidaknya, ada tujuh program kerja GAPKI periode 2023-2028. Pertama, program kepastian hukum dan iklim usaha yang kondusif. Kedua, program sustainability dan sertifikasi. Ketiga, program advokasi, diplomasi dan promosi.

Keempat, program kemitraan dan percepatan PSR. Kelima, program ketenagakerjaan. Keenam, program pptimalisasi organisasi dan pelayanan anggota. Ketujuh, program peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing.

Rakercab GAPKI Kalbar ini turut dihadiri pihak dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Wakil Ketua Umum lll GAPKI, Dewan Pembina GAPKI Kalbar, dan perusahaan anggota GAPKI Kalbar.***


Penulis : Gregorius
Editor : -

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar