Aldera dan Runtuhnya Rezim Soeharto
PONTIANAK, insidepontianak.com - Kebebasan berbicara, berpendapat dan mengkritik tidak akan pernah bisa dilakukan Era Orde Baru, saat itu dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Negara kala itu dikuasai tentara, seutuhnya membungkam kebebasan berbicara. Keinginan negara yang demokratis menimbulkan aksi-aksi perlawanan dari berbagai kalangan terlebih Mahasiswa.
Gerakan Reformasi, melawan kediktatoran sudah mencuat sejak lama dan memuncak pada tahun 1997-an hingga pada 21 Mei 1998. Yang mana Presiden Soeharto lengser, setelah berkuasa selama 32 tahun.
Gerakan tersebut setidaknya terekam dalam buku yang bejudul, Aldera "Potret Gerakan Politk Kaum Muda 1993-1999, pada acara bedah buku di Aula Auditorium Untan, Jumat (17/02/2023).
Aldera adalah gerakan LSM yang memang dianggap progresif di zamannya. Tapi tidak pernah bisa menjadi gerakan sosial movement.
Ketua Prodi Magister Ilmu Politik Untan, Nurfitri Nugrahaningsih, ketika membedah buku itu menyebutkan, generasi Z penting memahami pergerakan politik kaum muda di Era Orde Baru.
"Perubahan dunia sangat cepat, generasi Z, mungkin malas mempelajari sejarah," kata Nurfitri Nugrahaningsih, saat memaparkan materinya saat bedah buku Aldera.
Menurut dia, buku ini menjadi penting untuk di baca dan dimengerti oleh generasi Z. Generasi yang bebas bersuara dan mengkritik saat ini, didapatkan dengan harga yang sangat mahal.
Pius Lustrilanang, yang mengagas buku ini adalah pelaku sejarah, yang merasakan pahitnya mencapai demokrasi.
Menjadi aktivis karena membaca. Sekolah di Debrito, kursus Bahasa Prancis. Ketemu mahasiswa UPN. Diberi 2 buku.
Dia menyebutkan bahwa indonesia kala itu dikendalikan oleh tentara. Kebebasan dibungkam. Kritikan dilarang keras.
"Negara ini dikuasai tentara tidak ada kebebasan pers. Tidak bisa mengemukakan pendapat. Dan hal itu menimbulkan sikap kritis. Sehingga membuat grup diskusi. Buat aksi karena ada kampus UIN di Bandung diduduki tentara," papar Pius Lustrilanang.
Pius Lustrilanang saat itu menjabat sebagai Sekjed Aliansi Dekomrasi Rakyat (Aldera), membuat pelatihan untuk mengorganisir bebagai kelompok. Hingga pada puncaknya berhasil meruntuhkan rezim Soeharto pada 1998 dan mencapai negara yang demokratis.
"Diterjunkan di kelompok tani dan buruh. Mengapa mahasiswa berjuang karena, Mereka ingin negara yang demokratis," kata Pius Lustrilanang.
Menurut dia, hari-hari ini ada kemungkinan kembali ke masa lalu. Gerakan sistematis melanggengkan kekuasan perlahan sudah mulai tampak. Bongkar- pasang peraturan perundangan-undangan acapkali dilakukan tanpa melalui kajian mendalam.
"Perpanjangan masa jabatan Kades, gubernur, hingga presiden tiga periode, termasuk penundaan Pemilu, dan lain sebagainya," pungkasnya. (Ady)
Penulis : admin
Editor :
Penulis : admin
Editor :
Tags :
Berita Populer
Seputar Kalbar
9
Leave a comment