Niat Jaga Kelestarian Souvenir Kapal Bandong, Yusuf Harap Disporapar Sanggau Latih Anak-Anak Muda

3 Maret 2024 09:28 WIB
Ilustrasi
SANGGAU, Insidepontianak.com - Niat menjaga dan melestarikan cinderamata atau suvenir kapal bandong yang diwariskan sang Ayah sejak puluhan tahun, warga Kabupaten Sanggau M. Yusuf bertekad tak akan membiarkan souvenir khas Sanggau itu tenggelam ditelan zaman. Sang Ayah Muhammad Rifa'i yang dikenal sebagai seniman sekaligus budayawan di Kabupaten yang sejak puluh tahun lalu melestarikan suvenir tersebut, kini sudah tidak bisa lagi maksimal membuat kapal bandong seiring dengan usianya yang sudah senja mencapai 84 tahun. Yusuf mengaku, pesanan terhadap suvenir yang dirintis sang ayah cukup tinggi, sehingga dengan sedikit pengetahuan dan keahlian otodidak yang diperolehnya dari sang Ayah, dirinya pun kemudian melanjutkan bisnis kecil sang Ayah. "Saya punya sedikit keahlian yang diwariskan beliau, karena bagaimanapun juga suvenir ini ciri khas yang dimiliki bukan hanya oleh masyarakat Sanggau tapi juga masyarakat di Kalimantan Barat," kata M. Yusuf, Rabu (22/2/2023). Yusuf menyebut, sosok sang Ayah yang begitu konsen terhadap seni dan budaya daerah menjadi penyemangat bagi dirinya melanjutkan seni pengolahan kapal bandong. Namun, Yusuf mengaku menemui kendala dalam memenuhi pesanan. Ia kekurangan tenaga untuk memproduksi kapal bandong. "Harapan kami Dinas Porapar Sanggau mau melatih anak-anak muda kita dibidang kerajinan ini, utamanya anak-anak yang tidak punya kerjaan atau putus sekolah. Kami siap membantu, terus terang kami kekurangan tenaga untuk memenuhi pesanan," harapnya. Yusuf menerangkan, untuk membuat kerajinan kapal bandong ukuran kecil dibutuhkan waktu selama tiga hari, sementara yang ukuran besar dibutuhkan waktu satu bulan. "Untuk harganya, yang kecil Rp 250 ribu, yang besar Rp 350 ribu. Untuk pemasaran biasanya kita ada langganan yang datang ngambil, untuk dipasar kita jual di toko Angkasa Jaya," pungkasnya. (Candra)

Leave a comment