Fakta Menarik Soal Galaherang atau Bandong, Kapal Wisata di Sungai Kapuas: Cara Lain Menikmati Pontianak

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Pontianak sebagai kota yang dilintasi sungai, terutama Sungai Kapuas, sadar betul dengan potensi wisata dan perkembangannya. Itulah sebab hadir kapal galaherang atau bandong. Menariknya, kehadiran galaherang atau bandong di Sungai Kapuas ini tidak hadir secara instan. Kapal wisata ini adalah adopsi dari tradisi yang memang hidup di Pontianak dan sekitarnya. Nyatanya, kehadiran galaherang atau bandong, menjadi cara lain menikmati Pontianak. Ya, melihat kota dari atas kapal wisata yang menyusuri Sungai Kapuas. Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id dan goodnewsfromindonesia.id, Jumat (21//7/2023), galaherang atau bandong terbuat dari kayu yang memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebarnya 12 meter. Sebelum dialihkan menjadi kapal wisata dahulu galaherang atau bandong adalah kapal yang dipakai untuk mengangkut barang dan orang untuk menyusuri sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Kapuas. Dengan pengemasan yang baik seperti sekarang, kapal yang tampak terbuka dengan bagian atas untuk penumpang, galaherang atau bandong menjadi salah satu kapal wisata yang dijadikan andalan. Bayangkan, pengalaman-pengalaman menarik yang akan didapat para wisatawan, dengan naik kapal sambil menyusuri panjangnya Sungai Kapuas. Dengan kata lain, kini para wisatawan yang berkunjung Pontianak dapat merasakan sensasi seru menelusuri Sungai Kapuas sambil menikmati pemandangan sekitar yang memanjakan mata. Kapal ini bisa ditemukan di pinggiran sungai yang dekat dengan Taman Alun Kapuas Pontianak. Biasa beroperasi pada Sabtu dan Minggu. Kapal ini ramai dipakai wisatawan ketika malam hari. Pasalnya, semakin malam maka semakin ramai pula orang ingin menaiki kapal tersebut. Ini karena pada malam hari pemandangan yang disajikan jauh lebih indah dari pada siang atau sore hari. Nah, berikut beberapa fakta menarik soal galaherang atau bandong tempo dulu, kapal tradisional yang menjadi kapal wisata yang kini ada di Pontianak: 1. Seperti Rumah Sekilas, ketika peramak muncul, ini sejatinya tidak seperti kapal kebanyakan. Bentuknya malah seperti rumah terapung. Ini tak lain karena kapal ini beratap dan berdinding yang terbuat dari kayu. 2. Bagian Kapal Bagian depan digunakan sebagai ruang kemudi. Bagian tengah digunakan sebagai tempat menyimpan barang bawaan, dan tempat istirahat yang disertai dengan bilik-bilik kamar. Sedangkan bagian belakang digunakan untuk dapur dan toilet, serta dilengkapi dengan mesin diesel sebagai tenaga pendorong. 3. Transportasi Raja Zaman Kerajaan Sanggau, raja menggunakan kapal bandong untuk mengunjungi masyarakatnya dan alat ini merupakan alat transportasi sungai yang sangat membantu tugas raja. 4. Lambang Kemakmuran Pada 1970-an kapal ini bisa dikatakan sebagai lambang kemakmuran, pasalnya hampir seluruh tauke atau pengusaha keturunan Tionghoa di Sanggau dan wilayah perhuluan lain di Kalimantan Barat memiliki kapal bandong. Saat itu akses jalan dan angkutan darat belum memadai serta masih sangat langka. 5. Pengakut yang Efektif Kapal ini dianggap sebagai alat transportasi dan pengakut efektif. Baik untuk mengangkut sembako, karet, dan barang-barang lainnya dari dan ke Pontianak. Biasanya ketika pergi ke Pontianak membawa barang mentah dan kembali ke perhuluan membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari untuk dijual. 6. Mulai Langka Saat ini kapal bandong bisa dikatakan langka meski masih tampak melintas di beberapa sungai yang ada di Kalimantan Barat, khususnya Sungai Kapuas, Sungai Landak, Sungai Melawi dan anak-anak Sungai Kapuas yang berada di wilayah perhuluan. Demikian soal galaherang atau bandong, kapal tradisional yang disulap menjadi kapal wisata untuk menikmati Kota Pontianak dengan cara yang berbeda. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment