Kerja Tim Investigasi Kasus Dugaan Manipulasi Nilai SIAKAD Untan Diperpanjang karena Ada yang Mangkir

24 April 2024 13:56 WIB
Rektor Universitas Tanjungpura (Untan), Profesor Garuda Wiko. (Insidepontianak.com/Andi Ridwansyah)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Rektor Universitas Tanjungpura (Untan), Profesor Garuda Wiko menyampaikan, kerja tim investigasi dalam penanganan kasus dugaan manipulasi nilai SIAKAD di Magister Fisip Untan, diperpanjang.

Alasannya karena, beberapa pihak yang diduga terlibat dalam skandal akademik itu, mangkir dari panggilan tim investigasi. Garuda Wiko pun memastikan, Dekan FISIP Untan, berkomiten menuntaskan kasus ini.

Targetnya awalnya, 23 April kemarin sudah ada kesimpulan dari tim investigasi. Namun, target ini meleset, karena beberapa pihak yang telah dipanggil tak kooperatif.

"Jika pemanggilan pertama tak hadir, pemanggilan kedua dan pemanggilan ketiga tak hadir, maka dianggap melepaskan haknya memberikan keterangan," kata Garuda Wiko, kepada Insidepontianak.com, Rabu (24/4/2024).

Adapun kasus manipulasi nilai SIAKAD ini diduga melibatkan oknum dosen bergelar Doktor berinisial EL, dan seorang mahasiswa Magister Fisip Untan Prodi Ilmu Politik, berinisial YL.

Belakangan, YL diketahui ketua partai politik tingkat Provinsi Kalimantan Barat, dan berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI, hasil Pileg 14 Februari 2024.

Garuda Wiko pun mengaku belum tahu apakah oknum dosen berinisial EL dan mahasiswa berinisial YL itu sudah memenuhi panggilan tim investigasi atau belum. Alasannya, laporan hasil kesimpulan belum ia dapatkan.

“Kita masih menunggu hasil tim investigasi yang akan membuat kesimpulan. Di sana ada pihak-pihak terkait,” katanya.

Karena itu, Garuda Wiko berharap, kerja tim investigasi segera rampung. Supaya hasil penanganan kasus ini bisa disampaikan ke publik.

"Yang jelas kita bekerja serius, secermat mungkin, karena ini berkaitan dengan kepercayaan publik kepada Universitas Tanjungpura," pungkasnya.

Kronologi Kasus

Kasus dugaan memanipulasi nilai ini terbongkar, sekitar awal April 2024. Bermula dari seorang oknum dosen minta Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr Nurfitri Nugrahaningsih, agar mahasiswa berinisial YL diloloskan mata kuliah seminar proposal tesisnya di sistem SIAKAD.

Sementara, mahasiswa ini diketahui tak pernah mengikuti proses perkuliahan. Informasi ini pun sudah dicek ke seluruh teman seangkatannya. Dan setelah dicek di SIAKAD, nilai mata kuliah YL ternyata sudah full.

Dari sinilah dilakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya ada lima dosen yang mengadu karena nilainya turut dimanipulasi oleh YL.

Manipulasi nilai mata kuliah ini dilakukan lewat kerja sama oknum dosen, mahasiswa YL, dan seorang petugas operator yang menginput data di akademik.

Hasil penelusuran Insidepontianak.com, oknum dosen diduga memanipulasi nilai untuk mahasiswa berinisial YL, mengarah kepada dosen bergelar Doktor berinisial EL. Dr El diketahui pejabat teras di kampus Fisip.

Informasi ini terkonfirmasi dari seorang narasumber, yang enggan disebutkan namanya. Sumber ini memastikan informasinya tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Semua dosen itu (EL) yang perintah,” ujar sumber ini, dengan menghela nafas panjang, saat ditemui pada Rabu (18/4/2024).

Sayangnya, sumber ini tak merinci, bagaimana praktik transaksional manipulasi nilai itu dilakukan.

Yang jelas, katanya, operator yang menginput data, hanya diberi daftar nilai oleh Dr EL untuk mahasiswa YL, dan selanjutnya operator mengunggah nilai itu di SIAKAD.

“Selebihnya, saya tidak bisa komentar lagi, maaf ya,” ucap sumber itu, dengan tatapan mata yang kosong sekaligus izin pamit.

Sampai saat ini, Dr EL tak pernah memberikan klarifikasi atas kasus dugaan perjokian manipulasi nilai yang menyeret namanya.

Jurnalis Insidepontianak.com, sudah mengonfirmasinya lewat pesan WhatsApp, dengan mengirimkan sejumlah pertanyaan. Upaya konfirmasi juga dilakukan lewat upaya menemuinya secara langsung dengan datang ke Kampus Fisip hingga Senin (22/4/2024).

Namun, upaya konfirmasi itu tak membuahkan hasil. Dr EL tak dapat ditemui. Sementara, sejumlah pertanyaan yang dikirim lewat pesan WhatsApp pribadinya juga tak direspons.

Begitupun YL, juga tak memberikan klarifikasi atas kasus dugaan kejahatan akademik yang menyeret namanya.

Upaya konfirmasi jurnalis Insidepontianak.com, lewat sambungan telepon dan pesan WhatsApp juga hanya dibaca. Dihubungi terakhir, pada Minggu (21/4/2024) malam, ia mengaku sedang di luar kota. (Andi)***

 

 

Leave a comment