Pajak Hindu, Pasar Terpendek di Medan, Jadi Tempat Wisata Sejarah
MEDAN, insidepontianak.com - Pasar biasanya berada di wilayah yang luas atau di jalan yang panjang, tapi tidak dengan Pajak Hindu Medan. Pasar ini malah berada di sebuah jalan yang panjangnya tak lebih dari 50 meter.
Dinamakan Pajak Hindu karena pasar ini memang berada di Jalan Hindu, tepatnya di Kecamatan Medan Baru. Dan, bisa dibilang berada titik nol Medan, yakni di daerah Kesawan.
Sebagai informasi, orang Medan menyebut pasar dengan kata pajak. Itulah sebab, Pajak Hindu masih dipakai dalam percakapan meski di gerbang terpampang gapura bertuliskan Pasar Hindu.
Mengutip laman semedan.com, Rabu (24/5/2023), barang yang dijual di Pajak Hindu ini persis pasar lainnya, menjual sayur-mayur, bermacam jenis ikan, daging, dan juga buah-buahan. Namun, pasar ini sangat unik.
Pajak Hindu ini hanya mempunyai panjang 50 meter, dari lapak pertama hingga ujung pasar. Dan, diperkirakan mulai beroperasi sejak 1950. Totalnya, kira-kira di pasar ini terdapat 80 lapak pedagang yang berjualan.
Di pasar ini pedagangnya mayoritas merupakan warga keturunan Tionghoa, tapi ada juga Suku Batak. Lapak-lapak di pasar ini ada yang didesain khusus dengan rasa Tionghoa, sesuai latar belakang etnis para pedagang itu sendiri.
Itulah sebab, para pelancong dari luar kota sering menjadikan Pajak Hindu ini sebagai objek foto kenangan ketika berkunjung ke Medan.
Pun, ketika pasar lain di Kota Medan kadang buka sampai sore, Pajak Hindu malah sudah tutup ketika pukul 12 siang.
Yang jelas, kelebihan lain dari Pajak Hindu karena berada di kawasan kota tua. Karena itu, masih kental dengan suasana tempo dulu.
Pasar ini juga sudah menjadi bagian dari situs wisata sejarah di Kota Medan yang kerap dijadikan sebagai destinasi wisata oleh para pelancong.
Di sekitaran Pajak Hindu ini banyak sekali situs cagar budaya berupa gedung-gedung tua bersejarah. Sebut saja gedung Waren Huis, toserba zaman Belanda, atau gedung-gedung tua lainnya peninggalan kompeni.
Di Jalan Hindu juga ada Warung Kopi Apek, tempat minum kopi legendaris di Medan. Warung ini berdiri sejak 1923.
Didirikan oleh Thia A Kee dan Khi Lang Kiao lalu diteruskan anaknya Thia Tjo Lie atau yang lebih dikenal dengan sebutan Apek.
Sayangnya belum ada katalog induk khusus untuk mengenali dan mengetahui gedung apa saja yang berada di sekitaran Pajak Hindu.
Tepatnya di Jalan Hindu, Jalan Perdana, Jalan Masjid, Jalan Ahmad Yani yang kesemuanya berada dalam kawasan wisata sejarah sekitar Kesawan.
Jadi itulah sedikit tentang Pajak Hindu, pasar terpendek di Medan. Pasar yang tidak hanya eksis sebagai tempat belanja tapi juga menjadi destinasi wisata sejarah. (Adelina). ***
Penulis : admin
Editor :
Penulis : admin
Editor :
Tags :
Berita Populer
Seputar Kalbar
1
Leave a comment