Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Perbanyak Aktivitas Gerak

19 Juli 2024 09:36 WIB
Penyuluhan kepada  27 pasien dan pengunjung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak.

PONTIANAK, insidepontianak.com - Di zaman yang serba mudah ini, masyarakat harus tetap bergerak, jangan sampai terlena dan terjebak dalam perilaku sedentary atau gaya hidup yang cenderung malas bergerak. 

Kurangnya beraktivitas fisik merupakan salah satu penyebab munculnya penyakit tidak menular (PTM) Seiring kemajuan ilmu dan teknologi, banyak sekali kemudahan yang menyebabkan seseorang kurang beraktivitas.

"Di antaranya hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, stroke, kanker, asma dan penyakit paru obstruktif kronis," ungkap Daryati, SKM, saat menyampaikan penyuluhan kepada  27 pasien dan pengunjung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak.

Menurutnya gerakan tubuh yang sering dilakuan sehari-hari dibedakan menjadi aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga. 

Aktivitas fisik itu sendiri adalah setiap gerakan-gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot rangka dan menghasilkan pengeluaran tenaga atau energi.

"Sebagai contoh menyapu, berkebun, mengepel, membersihkan rumah dan lain-lain," ucapnya.

Sedangkan latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur, terencana, berkesinambungan dan gerakan tubuh berulang-ulang dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

"Misalnya dengan berjalan kaki, jogging, berenang, bersepeda dan  sebagainya," tutur Daryati.

Kemudian, sambungnya lagi, olahraga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur, terencana, berkesinambungan dan berulang-ulang yang mengikuti aturan-aturan tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan prestasi serta mengandung unsur kompetisi.

Agar berdampak bagi kesehatan, baik aktivitas fisik, latihan  fisik maupun olahraga, perlu memperhatikan intensitas berat atau ringan aktivitas fisik tersebut. 

"Salah satunya dengan menggunakan tes bicara atau talk test yang dibagi menjadi tiga tingkatan," terangnya.

"Pertama adalah tingkat aktivitas fisik dengan intensitas ringan, tandanya masih dapat berbicara dan bernyanyi saat beraktivitas, kedua adalah tingkat intensitas sedang tandanya tubuh sedikit berkeringat namun masih tetap dapat berbicara, tetapi tidak bernyanyi dan bernafas lebih cepat," jelas Daryati.

Sedangkan ketiga adalah intensitas berat. Tanda-tandanya, tubuh banyak berkeringat dan kelelahan terengah-engah serta hanya bisa bicara satu sampai dua patah kata. Dari ketiga tingkatan  intensitas tersebut, beraktivitas fisik dengan tingkat intensitas sedang lebih memberi manfaat dan yang lebih penting lagi dapat mengurangi risiko kelelahan atau cidera. 

"Ayo bergerak, karena sehat dimulai dari diri sendiri, namun jangan lupa persiapkan terlebih dahulu sebelum beraktivitas dengan memilih jenis aktivitas fisik yang nyaman dan disenangi serta bervariasi untuk menghindari kebosanan, gunakan pakaian dan sepatu yang nyaman, serta minumlah terlebih dahulu minuman yang tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas serta sedikit manis," pungkasnya. ***


Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Dina Prihatini Wardoyo

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar