Sundel Bolong: Hantu yang Penuh Terror, Bahkan Pernah Melawan Orba
Insidepontianak.com - Sundel Bolong adalah makhluk mitos yang berkembang di tanah air semenjak tahun 1980-an sampai sekarang. Hantu ini dikenal sebagai paling ganas dan serem daripada yang lain.
Di malam Jumat manis ini (10/11/2022) yuk simak kisah awal mula hantu Sundel Bolong muncul dan menghantui pikiran kita. Khususnya bagi pembaca yang lahir di tahun 90-an pasti kenal dengan sosok makhluk ghaib yang satu ini.
Pada era tahun 80-an hantu ini sangat populer, gara-gara dunia perfilman Indonesia menyuguhkan penonton tentang makhluk halus yang menyeramkan, lewat film yang berjudul Sundel Bolong.
Baca Juga: Hari Pahlawan dan Menakar Kontribusi Generasi Muda Memaknai Momen 10 November Ini
Disutradarai oleh Sisworo Gautama dan PT. Rapi Film sebagai produksinya, film ini mampu menembus angka 301.280 ditonton di bioskop-bioskop. Ditambah Suzanna sebagai peran utama Sundel Bolong.
Dikutip dari Rouli Esther Pasa Ribu dan Meilia Adya Ananda, dalam 'Revenge Through Haunting: Expression of Women’s Anger in the Movies, Tookaidoo Yotsuya Kaidan and Sundel Bolong' (2022), Sundel Bolong merupakan serapan dua kata bahasa Jawa.
'Sundel' yang berarti nakal dan 'Bolong' bermakna berlubang. Sundel Bolong memang dikenal sebagai perempuan cantik berambut hitam panjang, namun bagian belakang si hantu terdapat lubang busuk yang menganga lebar.
Kadang sulit membedakan perbedaan antara Kuntilanak dan Sundel Bolong, keduanya sama-sama digambarkan sebagai perempuan cantik dan berambut panjang, akan tetapi bila dicermati secara seksama terdapat lubang dipenuhi ulat serta belatung di bagian belakang Sundel Bolong.
Selain perbedaan fisik kelakuan Sundel Bolong lebih frontal dan pemberani daripada si Mbak Kunti. Bentok terror Kuntilanak biasanya berupa ketawa cekikikan, berbeda halnya dengan Sundel Bolong yang tak segan melukai korbannya.
Rouli dan Meilia lebih lanjut menjelaskan, penyebab Sundel Bolong bertingkah 'sak kareppe dhewe' ialah karena faktor kehidupan dunia nyata si hantu yang tragis.
Dari beberapa film lainnya yang menonjolkan karakter Sundelbolong, seperti 'Malam Jumat Kliwon' (1986) diperankan oleh Suzanna sebagai Minanti, dan 'Legenda Sundel Bolong' (2007) diperankan oleh Jian Batari Anwar sebagai Imah.
Kedua film ini menceritakan kehidupan perempuan yang menderita sampai ajal menjemput.
Di masa hidupnya, Minanti dan Imah sama-sama mempunyai pengalaman pahit berupa rudapaksa, walau kedua tokoh tersebut berlatar belakanh berbeda.
Hal yang sama terjadi pada tokoh Alisa di film 'Sundel Bolong' (1980) juga mengalami pemerkosaan.
Akibat nasib sial yang dialami oleh Sundel Bolong semasa hidupnya, dia pun masih ingin mencicipi kehidupan manis walau sudah mati.
Bangkitlah hantu yang menyeramkan ini dari alam kubur dan berpetualang dalam wujud ghaib.
Karakter Sundel Bolong ialah pemarah dan haus balas dendam terhadap semua orang yang pernah membuatnya sengsara di masa hidup.
Ciri-ciri lain yang ditampilkan dari tiga film diatas adalah Sundel Bolong memiliki paras cantik namun tidak memiliki sopan santun.
Baca Juga: Viral, BNI Rasa Pinjol, Nasabah di Pontianak Ini Mengaku Diancam Terkait Tagihan Kartu Kredit
Maklum ketidak sopan santunan yang dimiliki hantu ini diwarisi oleh film pertamanya 'Sundel Bolong' (1981), dimasa itu Soeharto menjabat sebagai Presiden Indonesia selalu mewanti-wanti sosok perempuan untuk bersikap keibuan.
Keibuan (Ibuisme) harus dipupuk semenjak perempuan masih berusia balita, gadis, bahkan ketika sudah bersuami.
Dari sini bisa dilihat Sundel Bolong akan selalu melawan dogma pemerintahan Orba, dikutip dari Dheka Dwi Agustiningsih dan Ani Rostiyati, dalam jurnal penilitiannya berjudul 'Women Construction on Sundel Bolong Ghost Film'.
Dalam film Sundel Bolong (1981) terdapat scene unik yang menceritakan kerakusan hantu ini, yaitu ketika Sundel Bolong memesan ke pemilik warung makan 200 tusuk sate, beberapa detik kemudian dia mampu melahap semuanya.
Perempuan dimasa Orba tidak boleh makan dengan cara lelaki, yang ketika kelaparan seorang pria akan melahap dengan rakus. Hal ini juga menjadi perlawanan kode etik wanita yang diterapkan Soeharto dengan slogan Ibuisme.
Dalam scene itu pasti warga Indonesia masih ingat ucapan Suzanna ketika memesan sate, yah betul, dialognya adalah "BANG SATE BANG... " dengan nada suara sayu meredup.
Itulah profil singkat Sundel Bolong, semoga terhibur.***
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment