267 Kasus Diare Menyerang Anak di Sambas Rentang Waktu Januari-April 2024

31 Mei 2024 15:06 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sambas, Ganjar Eko Prabowo. (Insidepontianak.com/Antonia Sentia)

SAMBAS, insidepontianak.com - Penderita diare pada balita di Kabupaten Sambas capai 267 kasus dalam rentang waktu Januari-April 2024.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sambas, Ganjar Eko Prabowo mengatakan, jumlah kasus diare akut selama empat bulan itu menyerang pada anak usia 1-5 tahun.

“Bila dikelompokkan berdasarkan usia, balita berusia 1 hingga kurang 5 tahun mengalami kasus diare terbanyak. Usia kurang dari 6 bulan sebanyak 17 kasus. Usia 6 bulan sampai kurang 12 bulan 42 kasus," terangnya.

Menurut Ganjar, penyakit diare memang rentan dialami anak-anak. Namun, penyakit ini juga tak boleh disepelekan, dan harus diobati dengan segera.

“Penyakit diaer ini biasanya berlangsung sekitar satu atau dua hari, tapi bisa juga lebih lama," ucapnya.

Untuk mengatasi penyakit ini pihaknya sudah membuat program pengendalian dan pencegahan khusus pada penderita anak di bawah lima tahun atau balita.

“Semoga kasus diare pada balita di Kabupaten Sambas bisa menurun,” tutupnya.

3 Derajat Diare Penting Diketahui

Melansir laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, WHO mendefinisikan bahwa diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya, tiga kali atau lebih dalam satu hari.

Perlu diketahui, jika menderita diare kurang dari 14 hari, penderita mengalami diare akut, dan jika lebih dari 14 hari, sudah dipastikan penderita mengalami diare kronis atau persisten. Selain itu ada 3 derajat dehidrasi diare yang tak kalah pentingnya untuk diketahui.

Pertama, diare tanpa dehidrasi, ciri-cirinya jika pada balita, ia tetap aktif, memiliki keinginan untuk minum seperti biasa, mata tidak cekung, dan turgor kembali segera. Namun, balita akan kehilangan cairan 5% dari berat badan.

Kedua, diare dehidrasi ringan atau sedang, biasanya Balita mengalami gelisah atau rewel, mata cekung, rasa haus meningkat, turgor kembali lambat, dan kehilangan cairan 5-10% dari berat badan.

Ketiga, diare dehidrasi berat, ditandai dengan lesu atau lunglai, mata cekung, malas minum, turgor kembali sangat lambat lebih dari 2 detik, dan kehilangan cairan lebih dari 10 persen dari berat badan.

Tips Atasi Diaera

Untuk mengatasi penyakit diare, berikut tindakan pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat rumah tangga jika balita mengalami diare.

Pertama, memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya. Kedua, berikan oralit untuk mencegah dehidrasi sampai diare berhenti.

Ketiga, memberikan obat Zinc yang tersedia di apotek, Puskesmas, dan rumah sakit. Diberikan sekali sehari selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti.

Zinc dapat mengurangi parahnya diare, mengurangi dursi dan mencegah berulangnya diare 2 sampai 3 bulan ke depan.

Keempat, memberikan asupan berserat seperti sayur, kuah sup, dan air mineral. Kelima, segera membawa balita diare ke sarana kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat.***


Penulis : Antonia Sentia
Editor : -

Leave a comment

ikalsm

Berita Populer

Seputar Kalbar