Jokowi Bertemu dengan SBY Pertanda Presiden Lepas dari Bayangan Megawati? Begini Respon Ahli
PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Pertemuan antara Joko (Jokowi) Widodo dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berlangsung di Istana Bogor terbilan lancar tanpa ada kendala.
Namun, bagi pengamat politik pertemuan kedua pihak SBY dan Jokowi yang terjadi di Istana Bogor ini melambangkan suasana politik terbaru. Banyak dari ahli yang mulai membaca gerak-gerik kedua tokoh tersebut.
Presiden RI Jokowi menyambut kunjungan mantan Presiden RI ke-6 pada Senin, (2/10), di Istana Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan itu, kedua tokoh besar Indonesia ini membahas berbagai isu penting.
Karena asyiknya pertemuan yang sedang berlangsung. Mantan Presiden Indonesia dan Presiden Indonesia yang sekarang menghabiskan waktu, kurang lebih satu jam di dalam gedung Istana Bogor.
Diketahui di dalamnya, bahwa pembicaraan yang dilakoni oleh keduanya seputar diskusi kebangsaan. Namun, pengamat menduga terjadi perbincangan lain di antara kedua belah pihak.
Salah satunya, dugaan tukar pendapat mengenai isu politik praktis yang hangat menjelang pemilu 2024.
Selain itu, pengamat politik membaca gestur lain dari pertemuan kemarin. Mereka menduga, bahwa Jokowi berusaha melepaskan diri dari bayang-bayang Megawati Soekarnoputri.
Sudah menjadi rahasia umum, hubungan antara Megawati dan SBY sendiri kurang harmonis. Akibatnya, kedua partai yang diasuh oleh mereka juga mendapat imbas.
Sedangkan Jokowi sendiri merupakan kader yang masih aktif di PDIP, sebuah partai yang diasuh oleh Megawati. Bagi SBY, dirinya masih menduduki jabatan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam menjelaskan bahwa pertemuan tersebut bisa menjadi denah baru bagi kedua kub yang sempat bersitegang dalam kancah politik.
Imbas dari itu, ada juga dugaan bahwa Partai Demokrat akan mendapatkan jatah kursi menteri. Sebab, isu reshuffle kerap berkeliaran di tengah-tengah Kabinet Indonesia Maju.
"Jika Jokowi akhirnya memberikan jatah kursi menteri kepada Demokrat, maka hal ini akan menjadi momentum besar bagi terjadinya rekonsiliasi kekuatan politik Jokowi dan SBY, yang terbebas dari bayang-bayang tekanan Megawati," ujar Umam, Senin (2/9) malam.
Selain dampak yang akan dirasakan oleh masing-masing partai. Pembicaraan yang berlangsung antara SBY dan Jokowi juga akan membuat wacana Pemilu 2024 mendapat angin segar bagi kubu tertentu.
"Jika benar, maka hal ini akan menambah moril perjuangan kubu pencapresan Prabowo Subianto, yang seolah kini telah didukung oleh dua tokoh presiden, yakni Presiden RI ke-6 SBY dan Presiden RI ke-7 Jokowi," kata Umam.
Di lain sisi, Partai Demokrat menyusuri denah politik yang berkembang tampil dengan posisi yang agak ke tengah. Walaupun sedikit demi sedikit condong ke Kubu Pemerintah, mereka tetap menjaga nalar kritisnya.
Semakin mesranya hubungan Jokowi dan SBY inilah yang mendapat perhatian pengamat. Mereka beranggapan, bahwa Jokowi kini tengah diuji mengenai kekuasaannya dalam masalah pemegang hak veto politik tertinggi.
"Atau tetap akan tunduk di bawah bayang-bayang instruksi pimpinan partai asalnya yang konon pernah menyatakan keberatan atas masuknya Demokrat ke koalisi pemerintahan pada 2019 lalu," pungkas Umam.
Terkait wacana Demokrat bakal mendapat jatah kursi menteri. Partai berlogo Mercy ini melalui juru bicaranya tidak berandai-andai bermimpi yang demikian. (Dzikrullah) ***
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment