Motor Listrik Makin Digemari, Konsumen Lokal Pertimbangkan Desain hingga Performa

28 Juni 2024 14:41 WIB
Arsip Foto - Anggota komunitas ALVA Rider Community Semarang bersiap menjajal ALVA One dan ALVA Cervo keliling daerah Simpang Lima di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (7/10/2023). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Motor listrik di Indonesia makin digemari. Tercatat, konsumen umumnya mempertimbangkan desain dan performa kendaraan dalam memilih motor listrik.

Ini berdasarkan survei yang dilakukan oleh produsen motor listrik ALVA dalam tiga tahun terakhir.

"Orang Indonesia itu mengutamakan styling (gaya). Jadi, styling sangat penting karena orang Indonesia itu visual ternyata," kata Chief Operating Officer ALVA Rahmat Septriwan dalam satu sesi jumpa media di Jakarta Selatan pada Selasa.

Menurut dia, desain motor listrik buatan produsen dari Jepang dan Italia sangat diminati oleh konsumen di Indonesia.

Selain melihat desain, konsumen motor listrik di Indonesia juga memperhatikan performa kendaraan.

"Performance (performa) ini menarik karena performance dia enggak seperti mobil. Itu enggak terdefinisikan dengan sangat detail kalau motor," kata Rahmat.

"Kalau mobil kan 0-100 (km/h) atau berapa hp. Nah, kalau motor itu, ternyata konsumen Indonesia enggak kayak gitu. Akhirnya kami menerjemahkan dalam bentuk top speed," ia menambahkan.

Chief Marketing Officer ALVA Putu Yudha menyampaikan bahwa fitur teknologi digital pada motor listrik seperti pengaturan cerdas melalui aplikasi juga sangat diminati oleh konsumen di Indonesia.

"Fitur-fitur yang kita buat itu sangat banyak, dan ada beberapa yang akhirnya lebih sering digunakan dibandingkan fitur lain," katanya.

Putu mengatakan, fitur digital yang sering dipakai pengguna motor listrik ALVA di Indonesia adalah fitur untuk melacak pengguna kendaraan ALVA lain yang terdekat dan fitur statistik pemakaian.

Menurut dia, minat pada fitur pelacak pengguna terdekat ini dipengaruhi oleh kebiasaan orang Indonesia untuk berkumpul dan berkomunikasi.

Sedangkan fitur statistik pemakaian, ia mengatakan, biasanya digunakan oleh pengguna untuk menunjukkan pengalaman mengendarai motor listrik di media sosial.

"Ada yang digunakan untuk show-off (pamer) bisa dibilang. Jadi, dia bisa langsung sharing ke Instagram stories, ke TikTok kalau 'oh saya udah jalan kemana aja' atau 'saya satu persen (daya baterai) bisa jalan satu kilo'," kata Putu. (ANT)


Penulis : REDAKSI
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment