Jual Senjata ke Taiwan, China Kembali Beri Sanksi Kepada Perusahaan Militer AS

11 Oktober 2024 08:39 WIB
Ilustrasi senjata perang/PIXABAY

PONTIANAK, insidepontianak.com - Pemerintah China menjatuhkan sanksi kepada sejumlah perusahaan militer Amerika Serikat (AS) dan individu yang terkait karena menyalurkan senjata ke Taiwan.

"China telah memutuskan untuk mengambil tindakan balasan terhadap perusahaan militer Amerika Serikat dan manajer senior dari sejumlah perusahaan terkait," demikian disebutkan dalam pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China yang diterima pada Kamis (10/10).

Dalam pengumuman tersebut disampaikan bahwa keputusan AS untuk memberikan bantuan senjata skala besar ke Taiwan yang masuk dalam wilayah China, dinilai pelanggaran serius terhadap prinsip "Satu China" dan tiga komunike bersama China-AS.

Penjualan senjata itu juga dinilai mencampuri urusan dalam negeri China, dan secara serius merusak kedaulatan dan integritas teritorial China.

Kementerian Luar Negeri China berdasarkan Pasal 3, 4, 5, 6, 9 dan 15 Undang-Undang Anti-Sanksi Asing Republik Rakyat China mulai 10 Oktober 2024 pun memutuskan untuk mengambil tindakan yaitu pertama, membekukan properti bergerak, properti tidak bergerak dan jenis properti lainnya di dalam wilayah China.

Kedua, melarang organisasi dan individu di dalam wilayah negara China untuk terlibat dalam transaksi, bekerja sama, maupun kegiatan lain yang relevan dengan perusahaan atau individu yang terkena sanksi.

Ketiga, tidak mengeluarkan visa bagi individu yang termuat dan tidak mengizinkan mereka untuk masuk ke wilayah China, termasuk Hong Kong dan Makau.

Adapun perusahaan militer tersebut adalah:
1. Edge Autonomy Operations LLC
2. Huntington Ingalls Industries Inc.
3. Skydio Inc.

Sedangkan individu yang terkena sanksi adalah:
1. Steven Roger Rudder, pendiri Rocker Helm Company
2· James William Ickes II, Wakil Presiden Sierra Nevada Corporation
3· David Keith Sutton, Direktur Asia Lockheed Martin
4. Yeong-Tae Pak, Wakil Presiden AeroVironment
5. Patrick Edward Jankowski, Direktur Program Indo-Pasifik Northrop Grumman
6. John Purvis, mantan CEO Edge Autonomous Operations
7. Josh Brungardt, Chief Operating Officer Edge Autonomous Operations 8. Christopher Douglas Kastner, Presiden dan CEO Huntington Ingalls Industries
9. Adam Bray, salah satu pendiri dan CEO Skydio
10. Tom Moss, manajer umum Skydio Asia Pasifik

Sebelumnya Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS pada Juni 2024 mengumumkan persetujuan atas penjualan persenjataan hingga 720 unit Switchblade 300, 291 unit ALTIUS 600M-V ke Taiwan, 101 unit sistem pengendalian tembakan SB300 dan peralatan lain.

Peralatan tersebut diperkirakan bernilai hingga 300 juta dolar AS, sedangkan sistem anti-tank guided weapon (ATGW) dan peralatan lain bernilai hingga sekitar 60,2 juta dolar AS yang merupakan paket penjualan senjata ke-15 ke Taiwan pada masa pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Switchblade 300 adalah rudal serangan presisi yang dapat dikerahkan dengan cepat oleh pasukan konvensional dan khusus dari posisi bergerak di lapangan atau dari posisi bertahan tetap untuk menargetkan objek di luar garis pandang.

Penjualan paket senjata AS ke Taiwan tersebut diperkirakan akan dikirimkan pada 2024-2025. Persenjataan yang dirancang untuk beroperasi di sekitar area target dan kemudian menyerangnya ketika terlihat sehingga dapat merespon ancaman musuh dengan lebih cepat.

Pasokan amunisi itu melengkapi berbagai rudal presisi yang sudah dimiliki Taiwan, ditambah dengan pesawat nirawak yang diproduksi di dalam negeri, akan mempercepat upaya Taiwan untuk menciptakan sistem pencegahan berlapis. (ant)


 
Pew


Penulis : REDAKSI
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment

ikaln

Berita Populer

Seputar Kalbar