Jadi Google Doodle Hari Ini! Ini Biografi Raja Ali Haji, Pahlawan Nasional dan Sastrawan dari Melayu
Insidepontianak.com - Seorang sastrawan dan ulama besar dari Melayu yang kita kenal yakni Raja Ali Haji. Ia lahir pada tahun 1808 di Lingga, Pulau Penyengat, Riau.
Raja Ali Haji adalah putra Raja Ahmad, yang setelah berhaji ke Mekkah bergelar Engku Haji Tua, cucu Raja Haji Fisabilillah.
Ibu Raja Ali Haji bernama Encik Hamidah binti Panglima Malik Selangor atau Putri Raja Selangor yang meninggal pada tanggal 5 Agustus 1844.
Baca Juga: Kisah Profesi si Badut: Dari yang Humoris Menjadi Tragis!
Sedangkan Ayah Raja Ali Haji adalah orang pertama yang mengajari pendidikan dasar. Raja Ali Haji juga mendapatkan pendidikan dari lingkungan istana Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat.
Raja Alai Haji termasuk orang pertama yang dapat bersentuhan dengan pendidikan bidang agama, bahasa, dan sastra.
Selain Itu Raja Ali Haji juga Pemperoleh pendidikan dari luar lingkungan kesultanan. Ketika ia beserta rombongan ayahnya pergi ke Betawi pada tahun 1822.
Pada tahun 1828 Raja Alai Bersama dengan ayahnya pergi ke Mekkah untuk Beribdag haji dan belajar Bahasa dan sastra Arab dan ilmu agama.
Raja Ali Haji dalam bidang kepemimpinan, selelu dipercaya untuk melaksanakan tugas – tugas kenegaraan yang tergolong penting pada usia 20 tahun.
Hingga usianya 32 tahun, Raja Ali Haji bersama sepupunya, Raja Ali bin Raja Ja'far, dipercaya memerintah di daerah Lingga, mewakili Sultan Mahmud Muzaffar Syah yang masih berusia muda.
Raja Ali Haji banyak menghasilkan hasil karya. Dia tampak tidak pernah meninggalkan ciri khasnya, yakni mengakar pada tradisi kesusastraan Islam serta Melayu, juga kesungguhannya dalam menyajikan sejarah masa lalu disesuaikan dengan tuntutan kondisi di zamannya.
Karyanya yang paling dikenal adalah Gurindam Dua Belas pada tahun 1847. Karya ini menjadi karya tak ternilai bahkan paling menonjol di antara karya yang lain.
Raja Ali Haji meninggal pada tahun 1873 di Pulau Penyengat, Riau. Makam RAH berada di komplek pemakaman Engku Putri Raja Hamidah.
Persisnya, terletak di luar bangunan utama Makam Engku Putri. Karya sastra Gurindam Dua Belas diabadikan di sepanjang dinding bangunan makamnya.
‘Sehingga, setiap pengunjung yang datang dapat membaca serta mencatat karya maha agung tersebut.
Baca Juga: Penembakan Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, Satu Orang Dikabarkan Tewas
Gelar pahlawan Nasional diberikan kepada Raja Ali Haji Pada tanggal 10 November 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat peringatan Hari Pahlawan 10 November di Istana Negara, Jakarta.
Buku karya Raja Ali Haji berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa telah ditetapkan dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 sebagai bahasa nasional Indonesia.
Atas dasar kontribusi yang sangat penting inilah, penghargaan sebagai pahlawan nasional layak diberikan kepada Raja Ali Haji.***
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment