Tidak Cukup Menahan Lapar dan Haus, Berikut 3 Cara Perbedaan Puasa dalam Tingkatannya
PROBOLINGGO, Insidepontianak.com – Mendekati masuknya bulan Ramadhan 2023 ini, kaum muslimin harus mengetahui tata cara puasa yang benar dari perkara yang wajib dilakukan sampai yang dilarang.
Fakta puasa secara bahasa ata harfiah adalah menahan haus dan lapar saat memasuki bulan Ramadhan.
Rupanya, hal itu masihlah dirasa kurang cukup agar puasa ummat Muslim di bulan Ramadhan dapat diterima oleh Allah SWT.
Pada pembahasan kali ini, tim Insidepontianak ingin memaparkan tiga cara puasa yang dilakukan saat bulan Ramadhan.
Ketiga golongan ini memiliki perbedaan yang kentara saat menajalani ibadah puasa di bulan Ramadhan, ada kalanya yang hanya menahan lapar dan ada pula yang getol mendekatkan diri pada Allah SWT.
Perbedaan ketiga golongan tersebut didapatkan langsung oleh tim Insidepontianak dari kitab klasik berjudul Durratu an-Nāshīn.
Tanpa perlu panjang lebar, berikut ketiga golongan tersebut:
Golongan Pertama cara berpuasanya orang awam. Golongan pertama ini akan mewarnai bulan Ramadhan hanya dengan menahan diri dari lapar dan haus.
Meski sudah menjalankan ibadah puasa secara dzahir (luar), acap kali mereka masih tergoda dengan pantangan bathiniyah (dalam) seperti berbohong, ghibah, atau mencuri.
Golongan pertama ini juga hanya akan berpikir bahwa berpuasa di bulan Ramadhan hanya perlu menjauhi makanan di siang hari saja.
Golongan Dua ditempati oleh orang Sholeh/Sholehah. Berbeda dengan kelompok pertama, orang Sholeh/Sholehah akan menjalani puasa tidak hanya secara lahiriah saja.
Mereka akan menjahui segala larangan yang mengandung unsur dosa seperti, berdusta, sumpah palsu, ataupun adu domba. Rasulullah SAW bersabda:
رَوَى أنَسٌ عَنِ النّبِيِّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَ سَلّمَ أنّهُ قَالَ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ تُحْبِطُ الصّوْمَ الْكِذْبُ وَ الْغِيْبَةُ وَ النَّمِيْمَةُ و الْيَمِيْنُ الْغَمُوْسُ وَ النَّظْرُ بِشَهْوَةٍ
Arinya:
Sahabat anas R.A meriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda "Lima hal yang dapat membuat puasa menajdi sia-sia yaitu berdusta, ghibah, fitnah (adu domba), sumpah palsu, dan memandang dengan (tatapan) syahwat.
Bisa disimpulkan bahwa orang Sholeh dan Sholehah tidak hanya membuat perutnya saja yang berpuasa, namun mereka juga akan menjaga lisan dan matanya dari perbuatan dosa.
Golongan Tiga, yakni ditempati oleh golongan orang-orang terpilih. Puasa para Nabi dan Rasul bukan hanya menjaga masalah dzahir dan bathin saja, melainkan mereka akan menyibukkan diri dengan mendekatkan kepada Allah SWT.
Sedikit saja mereka lalai dari mengingat sang pencipta, seketika mereka akan merasa bahwa puasanya sudah tidak sempurna.
Bila hati sudah berpaling dari dunia fana ini, kefokusan diri tidak akan tercemari oleh masalah dunia yang bathil.
Golongan Nabi dan Rasul akan menjalankan ibadah puasa sepenuhnya dengan khustu serta mendalami makna dari pendekatan ke pada sang Pencipta.
Itulah perbedaan tata cara ibadah puasa dari tiga golongan, semoga kita mampu menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan sebagai orang Shaleh dan diberi kekuatan untuk mempelajari tata cara puasa para Nabi dan Rasul. ***
Sumber: Kitab klasik Durratu an-Nāshīn.
(Penulis: Dzikrullah)
Penulis : admin
Editor :
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment