Terungkap, Ini Penyebab Sungai Kota Pamekasan Menjadi Merah

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Sebuah video viral menampilkan salah satu sungai di Kota Pamekasan berubah menjadi merah. Usai ditelusuri, penyebabnya berhasil diungkap oleh Dinas Lingkungan Hidup setempat. Dalam video tersebut, terlihat warga yang berdekatan dengan sungai Kota Pamekasan menjadi merah itu tengah mengurungkan niatnya untuk mencuci dan mandi. Air sungai Kota Pamekasan yang airnya berubah menjadi merah itu mengalir dari kawasan Jl. Brawijaya, hingga Jl Segara Kecamatan Jungcangcang. Air kali yang berubah secara misterius itu kemudian direkam oleh salah satu warga setempat. Hingga kemudian, akun Instagram @enjoypamekasan pada Senin, (10/7). Terlihat di dalam video tersebut, biasanya para warga yang bergantung ke aliran sungai tersebut ramai beraktifitas di pinggir kali. Tatkala airnya berubah menjadi merah, bahkan segelintir orang yang hendak memanfaatkan air sungai Kota Pamekasan mengurungkan niat untuk mandi, mencuci perabotan rumah, dan lain-lainnya. Pengunggah video juga menarasikan sebuah informasi, bahwa dugaan sementara aliran sungai menjadi merah lantaran limbah batik yang dibuang sembarangan. Melihat peristiwa janggal seperti di dalam video, banyak netizen yang kemudian berseloroh. Di antara mereka, ada yang meminta pihak berwajib segera mengambil tindakan. "Tolong ditindak beri pengarahan agar tidak terlanjur jauh.... Dan dimanfaatkan oleh oknum-oknum," komentar akun reza.pp26 "Jangan nunggu seperti pekalongan (emot) pembuangan limbah batik/jeans yang sudah sangat masif (slogannya kalau sungai bersih orang-orang pada nganggur)," ariezt_cagriezt26 Warganet lain malah tampak kurang percaya dengan dugaan informasi, bahwa pencemaran air diakibatkan oleh limbah batik. "limbah batik? Harusnya produsen batik punya penampungan sendiri," ujar iwannurissandy_ Di sisi lain, salah satu netizen juga mengingatkan agar tidak terlalu berasumsi lebih jauh. "Masih dilakukan pengecekan laboratorium sama Kepala DLH Pamekasan. Jadi, masih belum diketahui penyebabnya apa betul itu limbah batik atau itu apa... Jadi harap bersabar para penonton (emot grinny)," asshiroj Ketika sudah menjadi perbincangan dunia maya, Camat Kota Pamekasan Rahmat Kurniadi membenarkan tentang isi rekaman viral yang terjadi di wilayahnya. Dirinya juga memberikan keterangan, bahwa sudah terdapat petugas yang telah terjun ke lapangan untuk memastikan sumber perubahan warna air itu. "Saluran air berwarna merah yang di Kelurahan Bugih awalnya dari arah barat, kemungkinan dari arah Desa Klampar, bisa saja itu limbah batik, namun belum pasti penyebabnya apa. Saya masih ada pelantikan PKK, tapi petugas sudah turun ke lapangan," ujar Rahmat kepada wartawan, Senin (10/7). Di dalam keterangan lain, Kalaksa BPBD Pamekasan Rusdiadi juga membenarkan bahwa petugas telah berada di lokasi. Tidak hanya itu, pihaknya juga telah mengutus tim TRC untuk melakukan asesmen dan menelusuri di saluran air. "Belum, kepastian penyebabnya kita belum tahu, teman-teman masih melakukan asesmen. Namun kami imbau sepanjang saluran air yang berubah warna, sementara warga jangan memanfaatkan dulu, antisipasi terjadi sesuatu, khawatir air terkontaminasi, tim Dinas Lingkungan Hidup juga telah turun," ucap Rusdi. Menyambut ungkapan Rusdiadi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pamekasan Supriyanto juga menandakan hal serupa. Lebih jauh lagi, Supriyanto menjelaskan bahwa tim gabungan yang terdiri dari Kecamatan Kota, Dinas PUPR, DLH, Polisi, Kodim 0826, dan Koramil Proppo telah menelusuri hingga ke hulu sungai. Hasil dari penelusuran tersebut, barulah kemudian terungkap bahwa penyebab sungai Kota Pamekasan berubah menjadi merah itu bersumber dari Waduk Klampar. Diketahui di dekat Waduk, beberapa bingkisan pewarna batik telah dibakar secara sengaja. Bahkan, diantara beberapa bungkusan ada yang dihanyutkan ke waduk. "Petugas sudah mengambil bukti kemasan itu termasuk mengambil sampel air untuk dibawa ke lab," ujar Supriyanto, Senin (10/7). Untuk sementara waktu, warga yang tinggal berdekatan dengan sungai tersebut dihimbau agar tidak menggunakan airnya untuk kebutuhan sehari-hari. "Jadi untuk saat ini masyarakat diminta untuk sementara tidak memanfaatkan air sungai yang sedang tercemar," imbau Supriyanto. Fenomena salah satu sungai di Kota Pamekasan, yang telah berubah menjadi merah itu hingga kini masih menjadi perhatian netizen di berbagai platform media sosial. (Dzikrullah). ***

Leave a comment