Sinopsis Film Antri: Jangan Panik, Budayakan Antre

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Amri tertimpa masalah. Yati, istrinya, menderita sakit yang hebat di bagian perut dan itu terus berulang. Segera saja dia membawa istrinya ke RSUD dr Soedarso, Kalimantan Barat.

Rasa panik menyelimuti Amri. Beruntung, penerimaan pihak RSUD Soedarso cukup menenangkan. Istrinya langsung disambut begitu turun dari mobil. Diberikan kursi roda guna menuju ruang pemeriksaan.

Pun administrasi sangat cepat, Amri yang telah mendaftar secara daring, hanya menunjukkan barcode dan Yati langsung ditangani. Tapi, rasa sakit yang terus mendera Yati membuat Amri semakin panik.

Sepanjang jalan menuju ruang pemeriksaan, melewati lorong-lorong rumah sakit yang rapi, tak henti Amri menenangkan Yati yang duduk di kursi roda. Mungkin, cuma itu cara Amri untuk melawan rasa paniknya.

Tak lama kemudian, pasangan ini sudah di ruang pemeriksaan. Yati langsung diperiksa oleh petugas. Sementara, Amri menunggu dengan cemas.

Dan, hasil pemeriksaan sempat membuat Amri lemas. Yati divonis menderita kista. Artinya, dia harus segera dioperasi. Amri panik, sakit pada istrinya bukan sakit biasa.

Dia setuju Yati dioperasi, sebagai suami Amri memang tak sangup melhat istrinya itu mengerang sakit. Namun, sesuai prosedur, Yati tidak bisa langsung dioperasi alias masih harus menunggu.

Masalahnya, Yati terus mengerang kesakitan. Amri semakin panik. Petugas menenangkannya, bahwa waktu operasi memang tidak bisa diputuskan sembarangan, dengan kata lain harus antre.

Untuk mengurangi sakit, pihak RSUD dr Soedarso, akan memberikan obat. Artinya dalam mengantre jadwal operasi, Yati diusahakan tidak merasakan sakit oleh pihak rumah sakit.

Seharusnya tak jadi masalah, begitu pun soal biaya karena Amri anggota BPJS, tapi rasa panik demikian hebat. Terbukti, ketika di kantin, kepanikan Amri terlihat jelas oleh Boni.

Sosok yang disebut belakangan inipun langsung menawarkan jalan pintas pada Amri. Yakni, menyiapkan operasi untuk Yati tanpa harus mengantre.

Dan, Amri harus membayar agar semuanya bisa diurus Boni. Buaian Boni telah mengalahkan nalar Amri yang sedang panik. Uang pun berpindah tangan.

Amri percaya Boni adalah petugas rumah sakit, bisa mengubah jadwal operasi untuk istrinya. Harapan itu terus berlanjut hingga petugas RSUD dr Soedarso menerangkan semuanya.

Penasaran dengan film pendek ini, Anda bisa menontonnya via link nonton berikut ini. Klik di Sini. (Adelina). ***

Leave a comment