Hamil Anggur, Kondisi Ketika Ari-ari Tidak Normal: Ini Penyebab dan Risiko

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Memiliki anak adalah idaman bagi pasangan suami istri, namun bagaimana jika terjadi hamil anggur. Ya, sebuah kondisi ketika ari-ari tidak normal. Apa risiko dan penyebabnya?

Hamil anggur atau pembentukan ari-ari yang tidak normal saat kehamilan tentu ada penyebab. Biasanya, wanita dalam kondisi tertentu memiliki risiko mengalami hal itu.

Artinya, ketika ari-ari berkembang tidak normal atau mengalami hamil anggur, maka jalan terbaik adalah penangan medis. Ini untuk menghindari risiko lainnya.

Melansir alodokter.com, Rabu (13/9/2023), hamil anggur secara medis disebut Mola hydatidosa. Kondisi ini tergolong komplikasi kehamilan yang jarang terjadi.

Kondisinya, plasenta atau ari-ari yang terbentuk pada penderita hamil anggur tidak normal dan terbentuk seperti sekumpulan anggur. Sering kali, janin sama sekali tidak terbentuk, hanya jaringan plasenta yang abnormal.

Kondisi yang disebut hamil anggur ini tergolong sebagai penyakit trofoblastik gestasional. Dan yang jelas, hamil anggur sulit dideteksi pada awal kehamilan, karena mirip dengan kehamilan normal.

Pun, tanda-tanda hamil anggur awalnya sama dengan kehamilan normal. Namun seiring pertambahan usia kehamilan, hamil anggur bisa ditandai dengan gejala khusus, seperti:

  1. Perdarahan pada trimester pertama, yang terkadang mirip dengan perdarahan implantasi
  2. Mual dan muntah yang sangat parah
  3. Perut terlihat membesar melebihi usia kehamilan
  4. Keluarnya cairan berwana kecoklatan atau gumpalan-gumpalan seperti anggur dari dalam vagina
  5. Nyeri panggul

Yang jelas, hamil anggur ini disebabkan oleh proses awal pembuahan yang tidak normal. Kondisi tersebut bisa terjadi karena sperma yang membuahi sel telur kosong, atau terdapat dua sperma yang membuahi satu sel telur.

Kondisi sel sperma yang membuahi sel telur kosong disebut dengan hamil anggur lengkap. Pada kondisi ini, plasenta tumbuh tidak normal dan tidak ada embrio.

Sedangkan kondisi ketika dua sel sperma membuahi satu sel telur disebut dengan hamil anggur sebagian. Pada kondisi ini, plasenta atau ari-ari tumbuh menjadi tidak normal.

Itulah sebab, setelah mengetahui bahwa Anda positif hamil, segera periksakan diri ke dokter kandungan secara rutin, setidaknya 1 bulan sekali.

Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi perkembangan janin sekaligus mendeteksi jika ada kondisi yang tidak normal, baik pada janin maupun pada rahim.

Pemeriksaan ke dokter kandungan di luar jadwal kontrol perlu dilakukan jika Anda merasakan gejala hamil anggur. Anda juga perlu waspada jika pernah mengalami hamil anggur, karena berisiko mengalaminya lagi.

Nah, terdapat beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seorang wanita mengalami hamil anggur, di antaranya:

  1. Berusia lebih dari 35 tahun saat hamil
    Risiko hamil anggur cenderung lebih tinggi pada wanita yang hamil di atas usia 35 tahun, dibanding mereka yang hamil di bawah 30 tahun.
  2. Pernah mengalami hamil anggur
    Seseorang yang pernah mengalami hamil anggur sebelumnya juga berisiko mengalami hamil anggur pada kehamilan berikutnya.
  3. Pernah mengalami keguguran
    Seorang wanita yang pernah keguguran lebih berisiko mengalami hamil anggur dibanding mereka yang tidak.

Demikian informasi soal hamil anggur. Segera periksa kondisi Anda agar kehamilan yang diharapkan tidak bermasalah. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment