Awas, Ibu Hamil Rawan Alami Infeksi dan Membahayakan Janin
MEDAN, Insidepontianak.com - Ibu hamil itu rentan terkena infeksi saat mengandung dan dapat membahayakan janin Ini karena terjadi perubahan imun selama kehamilan.
Artinya, seorang ibu hamil lebih mudah sakit. Dan, infeksi ringan pun bisa menyebabkan penyakit yang bisa berakibat buruk bagi janin.
Bukan untuk menakuti, tapi idealnya ibu hamil waspada dan melakukan suatu yang baik agar terhindar dari infeksi yang bisa mempengaruhi janin.
Melansir alodokter.com, Selasa (26/12/2023), sebenarnya, tubuh pada ibu hamil sudah punya antibodi yang dapat memerangi infeksi virus atau bakteri tertentu.
Sayangnya, perubahan hormon dan fungsi sistem kekebalan tubuh pada masa kehamilan bisa membuat ibu hamil lebih mudah sakit, termasuk sakit yang disebabkan oleh infeksi.
Nah, beberapa infeksi dapat ditularkan ibu hamil ke bayinya melalui plasenta atau saat proses persalinan. Tanpa penanganan yang tepat, infeksi pada kehamilan bisa menyebabkan komplikasi.
Berikut beberapa infeksi pada kehamilan yang patut diwaspadai:
- Cacar air
Ibu hamil yang sebelumnya belum pernah mengalami cacar air dan bersinggungan dengan penderita penyakit ini berisiko lebih tinggi mengalami cacar air saat hamil.
Gejala utama yang timbul adalah bercak-bercak merah di seluruh tubuh yang kemudian berisi cairan dan bisa pecah. Gejala ini bisa diikuti dengan demam, nyeri otot, dan penurunan nafsu makan.
Jika kondisi ini tidak segera diatasi, bisa terjadi komplikasi seperti pneumonia, ensefalitis, dan hepatitis, yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.
- Streptococcus grup B
Infeksi selama masa kehamilan yang sering tidak disadari atau dianggap enteng adalah infeksi Streptococcus grup B. Ibu hamil yang terkena infeksi bakteri ini bisa menulari bayinya saat proses persalinan.
Penularan infeksi bakteri ini kepada bayi akan semakin berisiko jika ibu hamil mengalami sejumlah kondisi, seperti ketuban pecah dini, plasenta terinfeksi, mengalami kondisi serupa di kehamilan sebelumnya, atau demam saat persalinan.
Beberapa gejala yang bisa terjadi saat bayi baru lahir terinfeksi bakteri ini adalah demam, masalah pernapasan, kulit kebiruan, atau kejang.
- CMV (cytomegalovirus)
Infeksi yang lebih sering dialami anak-anak ini dapat menyebabkan gangguan pada janin jika dialami oleh ibu hamil, apalagi jika ibu hamil baru kali pertama mengalami penyakit infeksi ini.
CMV yang masih berada dalam satu kelompok dengan virus herpes ini dapat menyebabkan luka yang disertai dengan cacar air.
Infeksi CMV yang dialami ibu hamil dapat menyebabkan bayi yang dilahirkannya kelak berisiko mengalami epilepsi, gangguan pendengaran, kebutaan, hingga kesulitan belajar.
- Hepatitis B
Banyak orang yang sedang terinfeksi hepatitis B tapi tidak merasakan gejala apa pun, tidak terkecuali jika dialami oleh ibu hamil.
Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menjalani tes hepatitis untuk mengetahui apakah sedang terinfeksi atau tidak. Sebab, kondisi ini dapat menular ke janin.
Jika tertular dan tidak ditangani, bayi dapat mengalami penyakit hati dengan kondisi yang berat yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
- Hepatitis C
Sama halnya dengan hepatitis B, ibu hamil yang mengalami hepatitis C juga sering tidak merasakan gejala apa pun. Penyakit yang penyebaran utamanya terjadi melalui darah ini dapat membahayakan organ hati.
Jika ibu hamil menderita hepatitis C, ada kemungkinan penyakit ini akan diderita juga oleh janinnya, meski tidak sebesar peluang hepatitis B.
Bayi yang baru lahir dengan hepatitis biasanya memiliki berat badan lahir rendah dan memerlukan perawatan intensif neonatal.
- Herpes genital
Ibu hamil yang mengalami herpes genital atau herpes simplex mungkin perlu menjalani operasi caesar untuk mengurangi risiko menularnya penyakit ini ke bayi saat persalinan.
Herpes genital dapat menular melalui hubungan seksual dengan pasangan yang lebih dulu terinfeksi. Gejala awalnya berupa lepuh atau luka yang nyeri pada alat kelamin.
- Rubella
Rubella atau campak Jerman adalah salah satu dari infeksi yang paling membahayakan janin. Rubella sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi MMR.
Sayangnya, vaksin ini tidak dapat diberikan pada ibu hamil. Oleh karena itu, Bumil disarankan untuk menjalani vaksinasi MMR sebelum hamil.
Ibu hamil yang menderita rubella pada 4 bulan awal kehamilannya berisiko mengalami keguguran atau kecacatan janin. Biasanya, gejalanya meliputi ruam berbintik merah atau merah muda.
Demikian beberapa infeksi yang rawan diidap ibu hamil hingga mempengaruhi perkembangan janin. Semoga bermanfaat. (Adelina)
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment