Jumadi Harap Rektorat Objektif Tangani Dugaan Kasus Oknum Dosen Jadi Joki Mahasiswa Bodong S-2
PONTIANAK, insidepontianak.com - Dosen senior di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Tanjungpura (Untan), Dr Jumadi, turut prihatin atas isu tak sedap, yang tengah menerpa Untan, terkait dugaan kasus oknum dosen yang jadi joki mahasiswa S-2 'bodong'.
Menurut jumadi, praktik itu sangat mencoreng civitas akademika. Juga merusak integritas dan kredibilitas universitas, yang selama ini berkontribusi besar mencetak SDM unggul di Kalimantan Barat.
"Kalau (red, isu) itu betul, tentu kita sangat prihatin, karena menodai moralitas dan integritas akademik," kata Jumadi, kepada Insidepontianak.com, Selasa (16/4/2024).
Ia mendorong, kasus ini segera ditangani. Rektorat dan Fakultas diharap bersikap tegas dan objektif dalam melakukan langkah-langkah penindakan.
Agar nama baik universitas sebagai lembaga intelektualitas yang menjunjung tinggi idealisme, tidak tercoreng oleh ulah segelintir oknum.
"Saya yakin, untuk di tingkat pimpinan universitas dan kementerian, akan melakukan investigasi terhadap permasalahan ini, dan akan mengambil langkah tegas," ucapnya.
"Apalagi berita ini sudah viral secara nasional," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, oknum dosen Untan diduga menjadi joki mahasiswa 'bodong' di salah satu Program Studi Magister (S-2).
Sumber Insidepontianak.com menyebutkan, mahasiswa itu tak pernah mengikuti perkuliahan. Namun tiba-tiba nilai mata kuliahnya keluar di Sistem Informasi Akademik atau SIAKAD.
SIAKAD sendiri merupakan sistem informasi yang digunakan oleh mahasiswa untuk menginput mata kuliah lewat online.
Nilai mata kuliah pun diumumkan setiap semester lewat sistem SIAKAD. Aplikasi ini dirancang untuk mengelola dan memantau data akademik mahasiswa secara tranparans.
Dugaan kasus dosen menjadi joki mahasiswa bodong ini pun sudah menjadi perbincangan di lingkungan civitas akademika.
Seorang alumni S-2 Untan, yang mengetahui informasi ini, menyebutkan dosen joki mahasiswa bodong itu bahkan sudah menjadi sorotan sejak lama.
Menurutnya, oknum dosen tersebut, juga jarang mengajar, dan kerap 'ngerjain' mahasiswa dengan tugas-tugas yang tak relevan dengan perkuliahan.
"Mahasiswa yang mau skripsi, disuruh bersihkan rumah, beli galon air dan lain-lain. Dua semester dia jadi dosen saya, tak lebih dua kali dia masuk. Itu pun tak ngapa-ngapain," kata sumber ini.
Sementara, mahasiswa titipannya itu, kini disebutkan sudah mengurus proposal tesis, padahal tak pernah mengikuti perkuliahan sama sekali.
"Saya heran, tidak pernah masuk kuliah nilainya muncul di SIAKAD," katanya.
Sumber ini pun memastikan, mahasiswa itu terdaftar sebagai angkatan 2021. Seangkatan dengannya yang berjumlah tujuh orang. Namun dia tak pernah muncul di kelas dan tak pernah ikut ujian.
Hingga saat ini, Rektor Untan, Garuda Wiko belum memberikan penjelasan atas isu ini. Insidepontianak.com sudah melakukan upaya konfirmasi. Sejumlah pertanyaan sudah dikirim melalui WhatsApp pribadinya. Namun sampai sekarang belum direspons. (Andi)***
Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : Abdul Halikurrahman
Leave a comment