Kasus Perkelahian Berdarah Remaja di WR Supratman Pontianak, Keluarga Korban Minta Keadilan

7 November 2022 23:48 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Keluarga korban perkelahian berdarah melibatkan remaja, di Jalan WR Supratman Pontianak Selatan menuntut keadilan.

Kejadian perkelahian berdarah antar-anak tersebut telah menyebabkan sedikitnya empat korban. Dua di antaranya bahkan harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Keduanya adalah GL yang mengalami luka bacok di lengan atas dengan 25 jahitan. Dan AM yang terpaksa harus dioperasi karena luka tusuk di punggung belakang mengenai paru-paru. GL dan AM berteman sejak SMP.

Ayah GL, Bambang Eko Saputro tak kuasa menahan keresahan hatinya. Ia begitu terpukul dengan kejadian penganiayaan yang menimpa anaknya. Kepada Insidepontianak.com, Bambang, menceritakan kronologis kejadian nahas itu.

Baca Juga: Lionel Messi Jadi Kapten di PUBG MOBILE Global Chicken Cup

Menurut Bambang, peristiwa itu terjadi pada Rabu 2 November 2022. Kala itu, anaknya, GL dibonceng temannya ZK, hendak pulang dari sekolah. Keduanya sekolah di SMA Negeri 23.

Namun dalam perjalanan, tiba-tiba GL dan ZK dicegat sembilan orang anak di tengah jalan. Tanpa penjelasan, GL dipukul pakai balok.

Pukulan pertama berhasil ditangkis GL. Namun, pukulan kedua kena kepala. GL agak goyang. Ia bersama ZK lantas bergegas kabur memacu motornya masuk ke dalam SMA 3.

"Anak saya dipukul dan mereka lari ke SMA 3 karena dikejar sekitar sembilan orang," kata Bambang.

Baca Juga: Twitter Terapkan Langganan 8 Dolar untuk Akun Terverifikasi

Menurut Bambang, anaknya, GL dan ZK tak tahu ihwal apa mereka dikeroyok. Untung saja mereka bisa lolos dan bersembunyi di SMA 3.

Lantas setalah menunggu di dalam sekolah, sekitar beberapa jam, gerombolan yang mengeroyok itu pergi. Setelah itu GL dan ZK bergegas pulang.

Saat malam, sekitar pukul 21.00 WIB kata Bambang, anaknya, GL pamit sama ibunya. Dia bilang mau ngumpul sama teman-temannya di belakang sekolah SMA 3.

Di belakang, GL dihubungi seseorang. Berinisal AL, siswa MTs. AL diduga mengetahui ihwal peristiwa pengeroyokan yang dialami GL dan ZK saat siang hari itu.

Baca Juga: Gayung Bersambut, Ajakan Menkopolhukam Mahfud MD Ungkap Kasus Mafia Tambang Disambut KPK

GL pun berkomunikasi dengan AL lewat pesan WhasApp. GL bertanya apa masalahnya sampai ia dikeroyok. Menurut Bambang, AL meminta anaknya GL, meyelesaikan persoalan itu baik-baik.

Akhirnya, mereka bersepakat janjian bertemu di belakang sekolah di WR Supratman. AL menunggu bersama temannya berinisal RY. GL pergi ditemani tiga temannya, ZL, AM dan HN.

"AL dan RY datang berdua. Tapi mereka juga sudah ngumpul sekitar 9 sampai 10 orang," kata Bambang berdasarkan cerita anaknya.

Namun belum pembicaraan dimulai, tiba-tiba keributan terjadi. Menurut cerita GL, kata Bambang, temannya, ZL sudah terkapar kena hajar. Sontak GL berlari mengejar orang yang menghajar ZL.

Baca Juga: Tragis, Akibat Permukiman Lockdown Perempuan di China Bunuh Diri

"Tapi ketika GL berlari, pelaku ngejar teman yang lain. GL liat AM juga sudah terkapar. Lalu dikejar. GL ditarik pelaku yang mau nikam lagi," kata Bambang.

GL melawan. Pelaku mengeluarkan pisau. Lantas GL berusaha menangkis bacokan. Nahas, lengan kanannya robek. Sementara AM sudah terkapar lebih dahulu bersimbah darah, akibat tertusuk di punggung belakang.

"GL lalu meluk AM dan bergegas membawanya ke Rumah Sakit Kharitas Bhakti, yang lain bubar," kata Bambang.

Akibat kejadian inilah, AM terpaksa dirawat intensif dan harus operasi malam itu juga.
Sedangkan GL juga mendapat tindakan medis 25 jahitan untuk menutupi luka menganga di lengan atas.

Baca Juga: Tragis, Akibat Permukiman Lockdown Perempuan di China Bunuh Diri

Dua temannya, ZL dan HN juga alami luka di sejumlah bagian tubuh. Tapi tidak separah luka yang dialami GL dan AM.

Belakangan, terduga pelaku yang membacok dan menusuk GL dan AM, diketahui berinisial MY (15). Sudah ditahan Satreskrim Polresta Pontianak Kota.

"AR dan RY merupakan saksi kunci dari kejadian ini. Dia mengetahui semua kronologinya," kata Bambang.

Atas persoalan ini, Bambang meminta agar kepolisian bekerja profesional menangani perkara ini. Semua pihak yang terlibat menganiaya anaknya, diminta harus diperiksa. Termasuk dua saksi kunci itu.

Baca Juga: Di KTT COP27 PLN Paparkan Strategi Pembiayaan Transisi Energi di Indonesia

Ia juga berharap penegakan hukum berlaku objektif. Sebab menurut Bambang, diduga ada anak anggota yang turut terlibat dalam penganiayaan itu.

"Informasi ini kita dapatkan berdasarkan keterangan polisi. Maka, kita harapkan, kepolisian sigap menangani perkara ini," harapnya.

Minta Pertanggungjawaban

Dedi Yulmiardi, ayah AM juga meminta pertanggungjawaban pelaku yang telah menusuk anaknya. Ia merasa paling dirugikan dalam kasus ini.

Bagaimana tidak, anaknya AM nyaris kehilangan nyawa. Harus menjalani operasi besar akibat luka tusuk menembus paru-paru. Tak sedikit uang yang dikeluarkan untuk biaya pengobatan.

"Saya sudah habis Rp20 juta lebih. Saya pada dasarnya minta uang ganti rugi. Ini bukan murah-murah (red, pengobatan)," kata Dedi Yulmiardi.

Menurutnya, malam pascakejadian ini, AM langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kharitas Bhakti. Kondisinya sempat kritis. Sang dokter menyarankan agar AM malam itu juga dioperasi.

Baca Juga: Bupati Sambas Satono Resmikan Pura Giri Dharma Kerthi di Subah

Beruntung, operasi yang dijalani AM berhasil. Kini, AM masih dalam proses pemulihan di rumah sakit.

Atas peristiwa ini, Dedi Yulmiardi juga meminta pelaku yang terlibat dalam kasus penusukan anaknya itu diproses hukum sesuai aturan yang berlaku.

Proses hukum diinginkan tak pandang bulu. Harus objektif. Apalagi, saat ini keluarga korban juga dihadapkan dengan laporan balik pelaku. 

Tahan Satu Pelaku

Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kota, Kompol Indra Asrianto memastikan, telah menahan seorang anak yang diduga pelaku penganiayaan ini. Terduga pelaku itu berinisal MY (15).

Kompol Indra Asrianto pun membenarkan ada empat korban dalam perkelahian berdarah melibatkan anak usia remaja. Mereka adalah GL, AM ZL dan HN.

Korban berinisial GL sendiri alami luka di lengan kiri dan mendapat 25 jahitan. Sedang korban berinisial ZL terkena senjata tajam di pantat dan mendapat 12 jahitan.

Sementara, korban HN mengalami luka di sela jari jempol dan telunjuk dan mendapat delapan jahitan. Sementara, korban AM terkena senjata di bagian punggung belakang dan harus dioperasi.***

Tags :

Leave a comment