Bisakah Wanita Haid Mendapatkan Kemulyaan Lailatul Qadar? Ternyata Ibadahnya Paling Santai Lho!

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PROBOLINGGO, Insidepontianak.com – Salah satu malam yang ditunggu dalam bulan Ramadhan adalah malam Lailatul Qadar yang menjadi kemuliaan di akhir-akhir Ramadhan. Dalam anggapan pemeluk beragama Islam, Lailatul Qadar sendiri merupakan malam teragung dari pada malam lainnya yang harus dihidupkan dengan amal baik. Sayangnya, masyarakat menganggap bahwa wanita haid tidak bisa beribadah pada waktu itu. Perihal ibadah yang dianjurkan pada Lailatul Qadar berupa baca Alqur'an, shalat, ataupun wirid. Lantas, apakah bisa seorang wanita haid mendapatkan berkah keagungan malam tersebut mengingat kondisinya tidak beroihak padanya? Jelas sekali di dalam fiqih, bahwa seorang wanita haid dihukumi haram bila melakukan ibadah hablun min Allah. Bila melakukan shalat, shalatnya tidak sah dan mendapat dosa. Toh, meski berniat membaca Alqur'an di malam Lailatul Qadar pahalanya tidak didapat, malah dosa yang akan diterima. Akan tetapi, jangan bersedih dulu. Seorang yang haid bisa mendapatkan keagungan Lailatul Qadar malah dengan cara gampang. Syaikh Al-Qalyubi berpendapat, bahwa wanita haid bisa mendapatkan pahala bila dia tidak mengerjakan shalat dan amaliyah lainnya dengan cara meniatkan sebagai ibadah. Berikut komentarnya: و تثاب الحائض على ترك ما حرم عليها إذا قصدت امتثال الشارع في تركه Artinya, “Perempuan haid bisa mendapatkan pahala saat meninggalkan ibadah yang diharamkan baginya, jika dalam haidnya ia berniat mengikuti perintah syariat untuk meninggalkan keharaman," ungkap Ahmad bin Salamah Al-Qalyubi di dalam Hāsyiyah Qalyubi wa Umairah, dikutip pada Sabtu (8/4). Oleh sebab itu, asal dia mengikuti tuntutan syariat yang berlaku dan menjahui larangannya maka wanita haid tetap diganjar pahala. Pada kasus Lailatul Qadar, wanita haid hanya perlu berniat menjalankan ibadah demi menjahui larangan agama. Bila sudah demikian, bahkan tidurnya pun akan mendapatkan limpaham malam yang berjuluk 1.000 bulan itu. Hal ini juga ditegaskan oleh seorang ahli Hadits, Imam Dahhak ketika ditanyai masalah "apakah wanita haid tetap bisa menghidupkan malam Lailatul Qadar?". Dia pun berkomentar: قال جويبر: قلت للضحاك: أَرأيت النساء و الحائض و المسافر و النائم لهم في ليلة القدر نصيب؟ قال: نعم كل من تقبل الله عمله سيعطيه نصيبه من ليلة القدر Artinya: “Jubair berkata: “Akupernah bertanya kepada Imam Ad-Dhahak, bagaimana pendapatmu mengenai perempuan yang sedang nifas, haid, orang yang tengah bepergian (musafir) dan orang yang tidur, apakah mereka bisa memperoleh bagian dari Lailatul Qadar?” Lantas oleh Imam Ad-Dhahak dijawab: “Ya, mereka masih bisa memperoleh bagian. Setiap orang yang diterima amalnya, maka Allah SWT akan memberikan bagiannya dari Lailatul Qadar.” Ibn Rajab Al-Hanbali mengutip ucapan Imam Dahhak di dalam karyanya berjudul Lathōiful Ma’ārif, Sabtu (8/4). Dengan demikian, bisa jadi wanita haid merupakan orang yang beruntung. Cara menyemarakkan Lailatul Qadar bisa dilakukan dengan berbagai versi seperti tidur, menyiapkan sahur, sedekah, bahkan sambil lalu nonton K-Drama.*** Sumber: Lathōiful Ma'ārif dan Hāsyiyah Qolyubi wa Umairoh. (Penulis: Dzikrullah)

Leave a comment