Dokter Richard Lee Akui Anak Ketiganya Terdiagnosis Autis: Bukan Ditutupi Karena Malu Atau Aib, Tapi Ini Ranah Privasi
MEDAN, insidepontianak.com - Dokter Richard Lee jadi sorotan publik gara-gara isu anaknya yang terdiagnosis sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK) jenis autis.
Lewat sebuah video Dokter Richard Lee mengakui bahwa isu tersebut adalah benar adanya. Dia juga tidak bermaksud untuk menutupi anak ketiganya itu terdiagnosis sebagai anak autis, dan lagian ini juga merupakan ranah privasi.
Namun ada beberapa hal yang harus diklarifikasi Dokter Richard Lee terkait isu yang beredar di tengah masyarakat menyangkut anaknya yang terdiagnosis autis ini.
"Saya tidak berniat untuk menutupi ini juga tidak ingin bercerita, tapi karena isunya sudah kemana-mana ada beberapa hal yang harus saya klarifikasi," kata Dokter Richard Lee yang didampingi istrinya, Reni Effendi, dilansir dari Instagram @lambe_danu, Jumat (16/6/2023).
"Apakah anak saya autis? iya benar anak ketiga saya autis, tapi yang perlu saya luruskan bukan karena saya malu, dan juga bukan karena ini aib, tapi karena ini merupakan ranah privasi, jadi tidak perlu diumbar," tambah Dokter Richard.
Memang disebutkannya hal itu terungkap tanpa sengaja, namun dia dan istrinya memang berencana untuk membagikan kisah anak ketiganya itu sebagai bentuk edukasi dan isnpiratif kepada banyak orang.
Apalagi ketika melewati masa-masa sulit selama menangani anak ketiganya yang bernama Kenzo itu.
Reni sendiri mengaku hingga saat ini dia masih berjuang untuk mempelajari cara menghadapi anak istimewa seperti Kenzo.
Meskipun berprofesi sebagai dokter, sebagai orangtua keduanya tetap harus banyak belajar terkait autis.
"Dan hanya mengandalkan terapi saja itu tidak cukup, belum tentu membuat Kenzo sembuh," bilang Reni.
Ditambahkan Dokter Richard, ketiga anaknya lahir secara normal, bukan melalui operasi caesar. Dan ketika Kenzo terdiagnosis sebagai anak autis memang diakui pasangan suami istri ini mereka mengalami kebingungan.n
"Namun kami berpikir ini merupakan hadiah dari Tuhan untuk memiliki anak seperti Kenzo," sahut Dokter Richard.
Menurut Reni, banyak orang hanya melihat kehidupan orang lain dari satu sisi saja, apalagi jika melihat hanya dari ruang seperti media sosial.
"Orang lihat hidupnya sempurna, mewah, bahagia dan senang selalu, padahal setiap orang memiliki ketidaksempurnaan dalam hidupnya," ungkap Reni.
Sebagai ibu yang mengandung Kenzo, Reni juga semula tak percaya, mengapa Kenzo, anak ketiganya terlahir autis, dan sebagai ibu juga dia tak menampik sempat disinggahi rasa sedih dan tak percaya diri.
Reni bilang, dia juga sempat merasa bersalah, meskipun dari sejak awal kehamilan dia merasa tidak ada yang salah, dan juga tidak melakukan hal-hal yang membahayakan janinnya.
“Namun ketika Kenzo terdiagnosis autis akunya jadi merasa lemas, dan bertanya kenapa, namun aku gak mau lama-lama memendam perasaan itu, jadi energi yang ada aku alihkan dengan berjuang untuk merawat Kenzo,” seraya menitikkan air mata.
“Sudah, tidak usah nangis, ngapain ditangisi, Kenzo kan anak yang luar biasa, dia juga tidak pernah membuat kita sedih,” pungkas Dokter Richard Lee menepuk bahu istrinya. (Adelina). ***
Penulis : admin
Editor :
Penulis : admin
Editor :
Tags :
Berita Populer
Seputar Kalbar
9
Leave a comment