Kontroversi Supir Bus Ucapkan 'Lebih Baik Hilangin Satu Nyawa Mobil Kecil daripada Satu Bus' Viral di Media Sosial

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PROBOLINGGO, insidepontianak.com – Salah satu video menampilkan sopir bus yang berpendapat kontroversial saat terlibat adu mutul, dengan orang yang disinyalir pengguna jalan lain. Dalam video yang viral itu, seorang supir bus mengeluarkan kata-kata yang cukup kontroversial. Hal itu bernarasi "lebih baik hilangin satu nyawa mobil kecil daripada satu bus,". Akibat dari tindakannya seperti itu, supir bus yang terlibat adu mulut ini pun terekam oleh kamera dan mendapat perhatian netizen saat bertebaran di dunia maya. Bahkan, video yang berdurasi singkat itu pun juga memancing perhatian salah satu anggota DPR RI yang duduk di kursi senayan. Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni mengunggah ucapan kontroversi dari seorang supir bus tersebut melalui akun Instagramnya. Dia pun juga membumbuhi pada kolom deksripsi, "kok bisa??? " seraya juga ikut menyangsikan dari isi rekaman antara dua belah pihak yang beradu mulut tentang keselamatan antara nyawa satu bus dan penumpang mobil. Berdasarkan aksi tegang yang terekam di dalam video, diduga sebelumnya telah terjadi aksi membahayakan di jalan. Oleh sebab itu, mereka berdua terlibat pertengkaran mulut. Ketika tidak bisa dielak lagi, sopir bus pun akhirnya melontarkan yang membuat netizen terpecah belah dalam dua kubu. "Ya ibu, maaf. Sekarang gini, kalau kita sopir bus, lebih baik hilangin satu nyawa mobil kecil daripada satu bus," kata sopir bus tersebut. Mendapati video ini viral, ribuan netizen menyerbu kolom komentar. Bahkan diantara mereka terdapat pemilik akun yang bercentang biru. "Mindset yang harus dirubah. Harus sama-sama selamat," tulis akun @mcholid89. "MINIM KEMANUSIAAN. Mau 1, mau 10, mau 1000, nyawa tetap nyawa. Egois banget jadi manusia. Sok ngilangin nyawa, berlagak Tuhan. Astaghfirullahaladzim gemes banget sama orang kayak gini. Ntar anak lu yang memetik buah kedzaliman lu, Pak. Baru nanti tahu gimana rasanya nyawa anak lu diobral gitu," ungkap @olvaholvah dengan gemas, dan juga telah bercentang biru. Sony Susmana, praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengungkapkan bahwa tidak disarankan untuk berdekatan dengan kendaraan besar. Dia juga menanggapi tentang video viral tersebut, dianjurkan bagi pengendara lain untuk mengalah. Hal ini bertujuan agar pengguna jalan lainnya dapat selamat dan terhindar dari kecelakaan. "(Pengendara lain disarankan) menghindar, ngalah, jangan ladeni. Karena banyak dari mereka (sopir bus/truk) nggak berpikir panjang tentang keselamatan bersama," kata Sony, serbagaimana dikutip oleh Insidepontianak, pada Senin (26/6). Adapun yang dimaksud dengan kendaraan besar oleh Sony adalah transportasi seperti bus atau truck. Sebab, jenis kedua ini memiliki titik posisi blindspot. "Kendaraan besar memiliki blind spot besar, sering terlambat mengantisipasi dan akibat sopir gagal mengontrol kendaraan besarnya, salah satunya rem blong," kata Sony. Terutama ketika berada di posisi belakang kendaraan besar, lebih diutamakan untuk mendahuluinya saat ada kesempatan serta melanjutkan jaga jarak jauh darinya. "Ketika di tanjakan hindari di belakang kendaraan besar untuk mengantisipasi gagal nanjak, engine stall. Jaga jarak dua kalinya dimensi kendaraan besar dan terus waspada," saran Sony. Sony juga menuturkan, bahwa potensi kendaraan besar untuk kecelakaan lebih besar. Mereka kerap alami rem blong yang diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah muatan. "Di kondisi jalan turunan hindari berada di depan kendaraan besar untuk mengantisipasi rem blong. Artinya bersiap-siap melakukan evakuasi jika terlihat di kaca spion dia meluncur tanpa deselerasi," sambungnya. Di jalan raya sendiri, pengendara lebih kecil memang selayaknya menjaga jarak jauh saat berpapasan atau berentetan dengan kendaraan bus. Hal itu dianjurkan untuk menimalisir kecelakaan lalu lintas. (Dzikrullah) ***
Penulis : admin
Editor :

Leave a comment

ikalsm

Berita Populer

Seputar Kalbar