Melihat Masjid Sultan Syarif Abdurrahman, Destinasi Wisata Religi di Pontianak

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Salah satu destinasi wisata religi yang cukup dikenal di Pontianak adalah Masjid Sultan Syarif Abdurrahman. Bangunan tua yang menjadi simbol kebangkitan Kesultanan Pontianak. Masjid Sultan Syarif Abdurrahman juga menjadi satu dari dua bangunan yang menjadi saksi berdirinya Kota Pontianak. Satu bangunan lainnya, yang juga jadi destinasi wisata, adalah Istana Kadriah. Selain sarat sejarah, Masjid Sultan Syarif Abdurrahman ini terbilang cukup indah. Destinasi wisata religi dan sejarah ini berada tepat di sisi Sungai yang melintasi Kota Pontianak. Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id dan indonesiakaya.com, Minggu (23/7/2023), Masjid Sultan Syarif Abdurrahman namanya, masjid yang dikenal dengan nama Masjid Jami Pontianak ini berdiri sekitar 1778. Nama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman adalah upaya mengenang pendiri masjid yang merupakan Sultan Pontianak pertama. Masjid ini didirikan sekira tujuh tahun setelah Syarif Abdurrahman menjadi sultan. Ya, pendiri masjid sekaligus pendiri Kota Pontianak adalah Syarif Abdurrahman Alkadrie. Ia seorang keturunan Arab, anak Al Habib Husein, seorang penyebar agama Islam. Al Habib Husein datang ke Kerajaan Matan pada 1733 Masehi. Al Habib Husein menikah dengan putri Raja Matan (kini Kabupaten Ketapang) Sultan Kamaludin, bernama Nyai Tua. Dari pernikahan itu lahirlah Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang meneruskan jejak ayahnya menyiarkan agama Islam. Syarif Abdurrahman melakukan perjalanan dari Mempawah dengan menyusuri sungai Kapuas. Rombongan terdiri dari 14 perahu. Mereka sampai di muara persimpangan Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas Besar serta Sungai Landak pada 23 Oktober 1771. Di tempat itulah kemudian mereka membuka dan menebas hutan untuk dijadikan daerah permukiman baru. Abdurrahman mendirikan sebuah kerajaan baru yakni Kesultanan Pontianak. Lalu pada 1778, Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan kesultanan ini ditandai dengan berdirinya dua bangunan yakni Masjid Sultan Syarif Abdurrahman dan Istana Kadriah. Awalnya, masjid ini beratap rumbia dan konstruksinya dari kayu. Setelah Syarif Abdurrahman mangkat pada 1808 Masehi, takhta berlanjut ke Syarif Usman. Dia menjadi Sultan Pontianak pada 1822 sampai dengan 1855 Masehi. Pembangunan masjid ini kemudian dilanjutkan Syarif Usman dan dinamakan sebagai Masjid Sultan Syarif Abdurrahman, sebagai penghormatan dan untuk mengenang jasa-jasa ayahnya. Beberapa ulama terkenal pernah mengajarkan agama Islam di masjid ini. Mereka di antaranya Muhammad al-Kadri, Habib Abdullah Zawawi, Syekh Zawawi, Syekh Madani, H. Ismail Jabbar, dan H Ismail Kelantan. Nah, berikut beberapa fakta menarik dari Masjid Sultan Syarif Abdurrahman yang berada di Kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur: 1. Kayu Belian Masjid ini dibangun di atas tiang-tiang kayu belian dan sekitar 90 persen bangunan masjid terbuat dari kayu tersebut, sehingga mempunyai kolong dan tangga naik. 2. Atap Empat Tingkat Atap masjid ini awalnya terbuat dari rumbia, kini menggunakan sirap, potongan kayu belian berukuran tipis. Atap masjid ini memiliki tingkat empat, pada tingkat kedua, terdapat jendela-jendela kaca berukuran kecil. Sementara di bagian paling atas, atapnya mirip kuncup bunga atau stupa. 3. Tiang Penyangga Masjid ini mempunyai tiang-tiang sebagai penyangga atas, terdiri dari 6 tiang utama (soko guru) berbentuk bulat, dengan ukuran diameter 60 cm dan 14 tiang pembantu berbentuk segiempat dan sejumlah tiang pinggir yang berfungsi ganda. Pada luar ruangan terdapat tiang yang menyangga atap, serambi, pintu, dan jendela dari kaca kristal berwarna merah, biru, hijau, dan merah muda. 4. Kubah Unik Masjid Sultan Syarif Abdurrahman memiliki mimbar tempat khutbah yang cukup unik. Sekilas bentuknya mirip geladak kapal. Pada sisi kiri dan kanan mimbar terdapat kaligrafi yang ditulis pada media kayu plafon. 5. Dekat Permukaan Sungai Jarak antara lantai masjid dengan tanah, sekira 50 centimeter, tapi ada juga yang mengatakan tinggi sekitar dua meter. Nyatanya kini kolong masjid sudah dicor semen agar lantainya tidak semakin turun. Struktur tanah yang labil dan sebagian besar bergambut, menjadikan bangunan di Pontianak gampang amblas. 6. Daya Tampung Masjid ini mampu menampung sekitar 1500 jamaah. Pada sisi kiri pintu masuk masjid, terdapat pasar ikan tradisional. Sementara di bagian belakang masjid merupakan permukiman padat penduduk. Pada bagian depan masjid, yang menghadap ke barat terbentang pemandangan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. 7. Dua Jalur Transportasi Untuk dapat menginjakan kaki di masjid ini, pengunjung dapat menempuh jalur air menggunakan sampan maupun speedboat. Namun, ada juga jalur alternatif melalui darat menggunakan bus melalui jembatan Sungai Kapuas. Demikian tujuh fakta menarik tentang Masjid Sultan Syarif Abdurrahman di Kota Pontianak. Semoga bermanfaat. (Adelina).***

Leave a comment