Anak Jadi Korban Pemerkosaan, Petugas Damkar Ini Tulis Surat Terbuka Meminta Keadilan Presiden Jokowi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Surat terbuka kepada Presiden Jokowi diutarakan oleh seorang ayah di Pontianak bernama Syarif (45) tahun, yang meminta keadilan terkait kasus pemerkosaan yang terjadi pada putrinya.

Syarif yang merupakan pekerja sebagai tenaga pemadam kebakaran (Damkar) hutan dan lahan, di Satuan Manggala Agni Provinsi Kalimantan Barat, tak kuasa menahan kepedihan atas kasus yang menimpa sang anak.

Pengorbanan yang bertahun-tahun selama ini ia lakukan, siang dan malam memadamkan api kebakaran hutan di Wilayah Kalimantan Barat, yang harus meningalkan anak dan istrinya, kini membuatnya harus menerima kenyataan pahit.

“Namun ternyata pengorbanan saya menjaga hutan dimanfaatkan oleh seorang laki-laki bejat, yang notabene tetangga sebelah rumah untuk merusak dan menodai kehormatan anak kandung saya, hingga hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan,” tulis Syarif dalam surat terbuka, Kamis (28/9/2023).

Surat terbuka tersebut, disampaikan oleh Syarif melalui sejumlah akun media sosial, yang telah ramai mendapat banyak dukungan dari masyarakat yang turut prihatin.

Pelaku pemerkosaan tulis petugas Damkar itu tak lain adalah tetangga korban. Pelakutega melakukan perbuatan yang tak senonoh, yang diungkap dalam surat sang korban. Menodai kehormatan anak kandung hingga hamil dan melahirkan seorang bayi.

Dalam surat tersebut, sang Ayah berharap putrinya mendapatkan keadilan atas perkara yang membebankan hati dan pikiran Syarif.

Berikut ini merupakan surat terbuka seorang ayah yang meyayat hati, dan meminta keadilan kepada Presiden Jokowi:

Kepada, Yth. Bpk Presiden Republik Indonesia ir.H.Jokowidodo di Jakarta

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Perkenalkan nama saya Syarif umur 45 tahun berkerja sebagai tenaga pemadam kebakaran hutan dan lahan pada Satuan Manggala Agni Provinsi Kalimantan Barat, tinggal di kawasan pinggiran Kota Pontianak tepatnya di wilayah kecamatan Pontianak utara

Bapak Presiden yang saya hormati, ijinkan saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karna telah begitu lancang menulisakn surat terbuka ini pada Bapak. Sungguh saya sangat terpaksa melakukan ini karena saya sudah tidak lagi mampu menahan beban hati dan pikiran, Dan tidak lagi memiliki harapan akan mendapatkan keadilan atas perkara yang menimpa anak kandung saya.

Walau dengan menuliskan surat terbuka inipun saya tidak begitu yakin bahwa Bapak Presiden akan membacanya. Tetapi paling tidak, apa yang menganggu pikiran saya selama ini sambil berkerja memadamkan api kebakaran hutan bisa sedikit lega.

Bpk Presiden yang saya cintai dan saya banggakan, bertahun-tahun saya berkerja siang dan malam memadamkan api kebakaran hutan di wilayah Kalimantan Barat dan harus meninggalkan keluarga, berpindah-pindah dari wilayah Kabupaten ke Kabupaten yang hutannya terbakar.

Terkadang jika sedang musim kemarau seperti kondisi saat ini, saya hanya bias pulang sekali sebulan untuk bertemu keluarga. Kendati demikian saya sangat bangga menjadi petugas di garda terdepan Manggala Agni untuk menjaga lingkungan hutan tetap hijau, agar warga masyarakat bias dengan bebas menghirup oksigen dan udara segar di ruang terbuka.

Tidak sesak nafas karena menghirup asap dan debu kebakaran hutan dan lahan. Namun ternyata pengorbanan saya menjaga hutan dimanfaatkan oleh seorang laki-laki bejat yang notabene tetangga sebelah rumah untuk merusak dan menodai kehormatan anak kandung saya hingga hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi terkait surat yang diunggah Syarif tersebut. Namun, curhatan pria itu berhasil menarik perhatian netizen hingga menyerukan keadilan bagi Syarif dan kelurga. (Evi)***

Leave a comment