50 Ribu Penduduk Alami Kebutaan, Pemprov Kalbar Gelar Operasi Katarak Gratis
PONTIANAK, insidepontianak.com - Pemerintah Provinsi Kalbar, melalui Dinas Kesehatan bersama RSUD Soedarso dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia atau Perdami Kalbar, menggelar operasi katarak gratis, Minggu (3/12/2023).
Program operasi katarak gratis ini digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKG) ke-59 Tahun 2023. Di sisi lain, kasus katarak di Kalbar sangat tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Erna Yulianti menyebutkan, sebanyak 40 sampai 50 ribu penduduk di Kalbar alami kebutaan.
"Angka kebutaan di Kalbar itu sekitar 1,5 Persen dari 5 Juta penduduk Kalbar," ujar Erna.
Menurut Erna, sebagian besar kasus kebutaan itu terjadi karena penyakit katarak. Bahkan sekitar 70 persen.
"Itu pun masih banyak juga masyarakat yang takut untuk memeriksakan matanya karena banyak cerita hoaks, apabila habis operasi katarak belum bisa segera melihat padahal itu tidak benar," ujarnya.
Sementara, kemampuan RS Soedarso untuk melakukan operasi katarak per bulannya diperkiraan hanya sekitar 500 hingga 700 pasien.
Karena itu, lewa program operasi katarak gratis ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan mata sejak dini.
"Tidak hanya katarak, tapi mungkin ada penyakit lain yang memperberat daripada penglihatan masyarakat, bisa juga kita periksa," tuturnya.
Operasi katarak gratis kali ini menargetkan 100 pasien. Berlangsung dari tanggal 2-3 Desember 2023. Adapun jumlah pasien berhasil mengikuti program ini, hanya 50 pesen dari target.
"Awalnya memang dibuka pendaftaran untuk 100 orang pasien, namun hasil skrinning 50 orang dinyatakan belum layak menjalani operasi, karena faktor pemberat," ujarnya.
Ketua Perdami Cabang Kalbar, Muhammad Asroruddin menyebutkan, kegiatan operasi katarak kali ini, melibatkan 12 dokter, yang berasal dari seluruh kabupaten di Kalbar.
"Dari Pontianak, Singkawang, Sambas juga ikut membantu. Karena memang untuk operasi katarak ini salah satu tindakan operasi yang volumenya sangat besar," ujar Muhammad.
Menurutnya, tindakan operasi katarak tidak sesimple operasi biasa. Perlu skill dan pengalaman dokter. Karena itu, tindakannya tidak boleh sembarangan.
“Kemudian ada dokter-dokter profesi lain seperti optometris yang juga membantu kita untuk menscreening di awal," katanya.
Direktur RSUD Soedarso Hary Agung turut mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Ia pun memastikan RSUD Soedarso, berkomitmen terus mengembangkan pelayanan mata. Karena itu, pelayanan yang bersifat komprehensif di RS Soedarso saat ini terus dikembangkan.
"Jadi kalau yang sifatnya rujukan itu dari Puskesmas, kalau rumah sakit jejaring yang sifatnya lebih komplek memang dirujuk ke Sudarso," ujarnya. (ayu)***
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment