Rudi Hartono: Cerita Sukses Anak Muda Pejuang Mangrove di Tanah Sungai Kupah Kubu Raya
PONTIANAK, insidepontianak.com – Jika bicara kawasan Ekowisata Telok Berdiri di Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, tak lengkap rasanya jika tak membahas sosok dibalik cerita sukses kawasan tersebut.
Dialah Rudi Hartono atau orang sekitarnya memanggilnya dengan sebutan Rudi Bacok. Usianya cukup muda. Ia lahir tahun 1995. Namun, meski usianya muda tapi semangat untuk perubahan sangat ‘tua’ dari usianya,
Modal nekat dan seadanya, Rudi menggandeng sejumlah teman dekatnya. Sekitar tahun 2017 ia memulai ekspedisi perubahan kawasan hutan mangrove Sungai Kupah dan sekitarnya itu.
Saat memulai, banyak tantangan yang dihadapi Rudi cs. Mulai dari ejekan, cibiran bahkan makian serta tentangan warga setempat atas upaya yang dianggap sia-sia.
Jiwa muda Rudi tertantang. Makin menguatkan tekad untuk terus membenahi kawasan itu, meski banyak mendapat ketidaksukaan warga.
“Biasa dalam memulai hal yang tidak populer banyak yang tak percaya dan menetang tapi pada akhirnya hasil yang bicara. Seperti sekarang ini,” ujar Rudi.
Ibarat pepatah, kerja keras tidak menghianati hasil. Upaya dan dedikasi Rudi cs membuahkan hasil.
Dengan nama ‘Ekowisata Telok Desa Sungai Kupah’, perlahan tapi pasti kawasan hutan mangrove yang disulap cantik nan asri ini mulai dilirik banyak warga di luar kawasan. Waktu itu tahun 2019.
Dua tahun pembenahan mulai menampakkan titik terang, Apalagi, pemerintah setempat mulai ikut terlibat membantu sejumlah fasilitas publiknya.
Hingga sampai saat ini, kawasan Ekowisata Telok Desa Sungai Kupah’ ramai dikunjungi. Bahkan, jadi destinasi paling populer anak muda.
Alhasil, kerja keras Rudi cs diganjir dengan sejumlah pencapaian.
Salah satunya mengantarkan Desa Sungai Kupah masuk enam besar anugerah Pesona Indonesia 2021 dan pada 2022 masuk 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia.
Tak hanya itu, Rudi dinobatkan sebagai pemuda pelopor 2022 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI di bidang SDA dan lingkungan.
Terbaru, tahun lalu tepatnya Juni 2022, dia akan menerima penganugerahan kategori perintis lingkungan Kalpataru 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
“Akhirnya perjuangan membuahkan hasil. Kita bersyukur,” ucap lulusan Universitas Tanjungpura Pontianak ini haru.
Meski demikian, kerja kerasnya terus disorot dan ia dan rekan-rekannya yang lain pun makin optimis untuk perbaikan lingkungan hutan mangrove setempat.
Mereka pun makin giat dan fokus dalam pelestarian lingkungan hutan mangrove dengan menanam jenis tanaman bakau, api-api hingga berembang.
Tujuannya agar kawasan hutan mangrove setempat tak hanya jadi destinasi ekowisata tapi pemberdayaan lingkungan hingga warga setempat pun dilakukan.
Kawasan Ekowisata Telok Desa Sungai Kupah ini memiliki luasan area 15 hektare. Selain berfungsi penahan abrasi dan ombak, kawasan itu kini menjadi perkembangbiakan ikan hingga pemberdayaan warga sekitar.
Rudi pada akhirnya boleh berbangga. Usia muda tak menghalanginya untuk berkiprah dan peduli akan lingkungan. Tak hanya bicara lingkungan tapi juga sarat akan keberlanjutan masyarakat yang lebih baik untuk generasi berikutnya. (***)
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment