Ritual Peno'-Peno' dalam Tradisi Bugis di Kubu Raya: Meneliti Budaya Kearifan Khas Lokal Desa Seroat II

15 Oktober 2024 10:33 WIB
Sejumlah peneliti, penggiat budaya, sejarah, literasi, hingga mahasiswa mengikuti giat laporan penelitian Ritual Peno'-Peno' dalam Tradisi Bugis di Kubu Raya/IST

PONTIANAK, insidepontianak.com - Sejumlah peneliti, penggiat budaya, sejarah, literasi, hingga mahasiswa mengikuti giat laporan penelitian Ritual Peno'-Peno' dalam Tradisi Bugis di Kubu Raya.

Kegiatan ini merupakan program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan tahun 2024 Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII Provinsi Kalimantan Barat. 

Gunawan, sebagai salah satu penerima bantuan telah menjalankan tugasnya untuk melaksanakan penelitian. Lokasi penelitian yang dipilih di desa Jeruju Besar di bulan Juni hingga September 2024 lalu.

Menurut pengkaji penelitian Dedy Ari Asfar, Gunawan merupakan modal awal dalam pemajuan kebudayaan. Ia mengakui, kajian yang dibuat sangat menarik dan cukup mendalam.

"Hasil penelusuran yang saya lakukan hanya ada satu penelitian mengenai ritual ini, itu pun dalam perspektif yang berbeda yakni pandangan agama dalam ritual Peno'-Peno' di Desa Seroat II," ujarnya.

Penelitian tersebut dianggao berbeda hingga menarik untuk dikaji lebih mendalam. Menarik tidak hanya dari segi penelitian, tapi dari segi pendokumentian ritual yang ada di tengah masyarakat.

Dalam ritual Peno'-Peno' ada sanro atau pemimpin ritual. Namanya Abdul Hamid. Ia terlibat dalam penelitian tersebut dan mengapresiasi adanya penelitian tentang ritual khas lokal ini.

"Ternyata bisa diteliti seperti ini," ucapnya semringah.  

Sementara Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat menganggap penelitian ini -penting untuk melihat sejuah mana pelibatan ritual dalam kehidupan masyarakat setempat. Meskipun hal itu cukup mahal dalam hal pendanaan.   

Seperti diungkap Lesty dari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat. Pendokuntasian dan penelitian budaya itu memerlukan biaya yang mahal, tapi akan sangat berharga untuk kebudayaan daerah.

"Bukan hanya mahal dari segi biaya, tetapi mahal pula dari segi hasilnya," ujarnya. 

Hal sama juga diungkap Benedikta dari perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Kalbar. Nantinya, pihaknya akan mempercayakan kepada penulis maupun editor buku.

"Kita melihat usaha Gunawan untuk penelitian ini, pastinya kita patut mengapresiasi para peniliti yang mau meneliti mendalam soal kebudayaan setempat," terangnya. (RED)


Penulis : REDAKSI
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment

ikaln

Berita Populer

Seputar Kalbar